webnovel

After Wedding

Kanya Varistorka seorang artis sekaligus model cantik yang terkenal di seluruh negeri harus menikah dengan lelaki yang lebih muda lima tahun dibawah nya karena sebuah 'kecelakaan' yang membuatnya hamil. Disisi lain, David Alderik sang kekasih dari masa lalu nya datang dan merusuh di dalam rumah tangga mereka.

Rani_Tiana · Adolescente
Classificações insuficientes
1 Chs

Bab 1 -Buah Hati-

.

.

.

.

Garda dan Kanya resmi menikah.

menikah karna Kanya yang tidak sengaja hamil dengan siswa SMA, bocah ingusan yang bahkan belum mendapat ijasah SMA nya. begitulah menurut Kanya saat ini.

menikah tidak berlandaskan rasa cinta bukanlah pilihan mereka berdua, namun karna untuk menjaga nama baik dari masing-masing pihak, dilaksanakanlah pernikahan ini. tentu saja mereka menikah setelah anak mereka lahir, nggak mungkin kan kalo nikah perutnya mbelundung?? bisa hancur karir seorang Kanya Varistorka sebagai model sekaligus aktris cantik yang terkenal di seluruh negara, hal itu pula yang membuatnya hiatus dari dunia entertain nya selama setahun belakangan ini.

"bagaimana bisa aku mempunyai suami lima tahun lebih muda dariku?" Frustasi Kanya melepas high heels nya sembarangan, pesta pernikahan yang digelar sederhana baru saja selesai dan saat ini Kanya beserta Garda berada di dalam kamar mereka dengan sebuah(?) bayi mungil yang tertidur di atas box bayi dikamar itu.

"gini-gini sperma ku sudah berhasil mencetak satu sel telur mu menjadi sebuah buntelan bayi, kau tahu?"

"yak!!! kau mengatai anakku buntelan?!" Maki Kanya melempar sebelah high heels nya pada Garda.

"sstt...diamlah kau membangunkan 'anak kita' " Garda menggendong anaknya yang sedikit bergerak-gerak

Kanya jadi salah tingakah sendiri saat Garda menyebut kata 'anak kita'

'gila'

"ah...urusi bayi itu dulu, aku mau mandi" Kanya meninggalkan Garda dengan anak mereka. masa bodoh dengan Garda yang tidak mengerti apa-apa dengan bayi.

"aishh...dosa apa aku hingga menikah dengan wanita seperti itu"

•••

pagi menjelang, matahari sudah menampakkan dirinya dan burung-burung berkicau ringan ditambah suara tangisan bayi yang begitu nyaring memecah keheningan pagi.

walaupun begitu, dua anak manusia berbeda gender itu tetap setia bergelung diatas tempat tidur mereka, saling mengeratkan pelukannya masing-masing saat suara tangisan bayi itu semakin mengeras.

cklek

"Garda!! Kanya!!! astaga cucuku!!!" Retno, Wanita tiga puluhan yang merupakan ibu dari Garda itu berjalan cepat menuju box bayi yang berada tak jauh dari tempat tidur kedua orang tuanya.

"oh kau mengompol sayang?" ujar Retno merasakan basah pada pantat cucunya lalu melepas popok yang basah itu dan menggantinya dengan yang baru

"Garda....matikan alarm mu" Retno menatap menantunya yang mengingau.

alarm apanya? ini suara bayi mereka yang menangis, bodoh.

"ya!!!" Retno memukul pantat Kanya dan Garda bergantian hingga mereka bangun

"awww!!!" pekik Kanya kesakitan yang langsung bangun dari tempat tidurnya membuka matanya lebar lebar menatap ibu mertuanya horror

"mama, kenapa memukul ku sih?" protes Garda karna tidur nyenyaknya terganggu

"bodoh!!! kalian itu orang tua macam apa huh?! anak menangis keras dan kalian tidak terusik sama sekali?!!!" sentak Retno membuat Garda dan Kanya mengalihkan pandangannya pada box bayi di samping tempat tidur mereka.

"oh...anakku" Garda segera bangkit menghampiri anaknya dan mengangkatnya dalam gendongannya, mencoba mendiamkan putri kecilnya itu

"sssttt...sayang kenapa hm?" Garda menimang sayang anaknya dalam gendongannya sedangkan Kanya menguap malas dan Retno yang menatapnya datar

"sepertinya ia lapar, Kanya susui anakmu setelah itu panggil Mama....mama yang akan memandikannya" Titah Retno lalu pergi darisana.

"iya ma"

"berikan Garka padaku" Garda berjalan mendekati Kanya yang masih duduk bersandar pada headboard tempat tidurnya.

Garda memindahkan bayinya pelan kedalam rengkuhan Kanya, yang disambut baik oleh Wanita itu.

"kau lapar hm? berhenti menangis oke" Kanya mencium sekilas kening bayi mungil itu sebelum jemarinya membuka dua kancing teratas piyamanya.

"kenapa kau masih disitu?" Sentak Kanya pada Garda yang masih diam berdiri di depannya.

"kenapa emang? aku kan suamimu" Kanya memicing tajam namun tetap membiarkan Garda berada disana.

Kanya menarik turun kerah piyamanya dan menyembulkan satu payudaranya yang tak terlapisi bra itu dan menghadapkan putingnya didepan mulut bayinya yang langsung dihisap rakus olehnya.

Garda dan Kanya memusatkan perhatian mereka pada sang anak yang sedang menyusu, Kanya mengusap lembut dahi anaknya pelan dan berakhir bermain dengan kedua pipi bayinya yang masih sibuk dengan makanannya.

"yaish....hentikan tanganmu, biarkan dia minum dengan tenang" Garda menarik tangan Kanya dari wajah anaknya membuat Kanya memicing tak suka karna Garda telah mengusik mainannya.

"ish" Kanya merajuk kesal, ia kembali mengalihkan tatapannya pada sang anak yang berada dalam gendongannya itu.

Garda menatap keduanya dengan senyuman lebar yang mengembang pada wajahnya.

"kenapa senyum seperti itu? Menyeramkan" Sentak Kanya mencyduck Garda

"nggak, aku hanya heran saja....ternyata kau punya sisi lembut keibuan" Kanya merona, ucapan Garda membuat wajahnya merah padam seketika.

"t-tentu saja, sekarang kan aku sudah menjadi seorang ibu" sahut Kanya

"iya iya" Garda mengacak pucuk kepala Kanya sebentar sebelum ia beranjak

"mau kemana?" tanya Garda

"buang air, mau ikut?"

"cih....pergi sana sendiri!!" Kanya mengibaskan tangannya kesal membuat Garda berjalan memasuki kamar mandi dengan kekehan ringannya.

"papa mu sangat absurd sayang" Kanya mengalihkan atensinya pada anaknya lagi dengan memainkan tangan mungil yang mengepal.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kanya saat ini sedang bersantai dengan sang buah hati yang berada di pangkuannya. duduk di kursi ayunan belakang rumah menjadi pilihan Kanya pagi ini.

ngomong-ngomong, Garda sudah masuk sekolah jadi dia disini sendiri dengan anaknya.

"kanya!! ada yang datang mencarimu" Teriak Retno memanggil Kanya dari dalam

Kanya beranjak, ia berjalan memasuki rumahnya melihat siapa yang datang.

"siapa ma-

ucapan Kanya terpotong saat ia melihat sang manajer disana.

"ya!! kenapa kau kesini?! Masih minggu depan sampai aku kembali dari hiatus ku, kau tahu?" Sentak Kanya pada sang manajer

"jangan berteriak seperti itu Kanya, sini biar mama yang bawa anakmu....berbincanglah dengan manajermu" Retno mengambil alih Garka dari gendongan Kanya lalu membawanya pergi menjauh dari ruang tamu.

"jadi ada urusan apa kau datang ke rumah mertuaku?" Kanya mendudukkan dirinya disamping manajernya dan menyesap cangkir teh hijau yang terletak di meja

"padahal itu tadi mama mertua mu membuatnya untukku, dan kau meminumnya?" Kanya mendelik kesal dan meletakkan kembali cangkir teh yang isinya tinggal setengah itu

"brisik...nanti kubuatkan satu galon" sahut Kanya kesal

"dasar artis bar-bar"

"jangan memperpanjang waktu bang, kau kesini hendak apa?" tanya Kanya lagi

"oh iya aku sampai lupa" Radit mengambil secarik kertas dari tas nya dan menyodorkannya dihadapan Kanya.

"ini, kau ada kontrak main sebagai peran utama wanita dalam drama bergenre crime-romance" Kanya membaca deretan huruf itu seksama

"siapa lawan mainku?" Tanya Kanya mendongak menatap Radit

"David Alderik" mata Kanya melotot seketika

"apa?!!! tidak, tolak tawaran ini"

"tidak bisa, aku sudah terlanjur menandatanganinya" Kanya menatap manajernya itu tak percaya, heol.....

"gabisa gitu dong bang!!!!" Pekik Kanya kesal, astaga....disini dia yang aktris nya, kenapa manajer nya ini menyebalkan sekali sih. sepertinya Kanya harus menyiapkan mental untuk beradu akting dengan mantan kekasihnya.

huft

TBC