Malu. Tentu itu yang dirasakan Embun saat ini, dan ia berharap segera sampai di Sekolah agar ia bisa menghindar dari Genta.
Dan benar saja, mobil yang ia tumpangi bersama Genta sudah memasuki area sekolah.
"Tunggu, jangan keluar dulu," ucap Genta saat sudah memarkirkan mobilnya.
Tanpa menjawab, Embun hanya memperhatikan Genta yang memutari mobilnya dan membuka kan pintu untuk dirinya.
"Silahkan"
"Terimakasih," ucapnya. "Sebenarnya saya bisa keluar sen--"
"Sama-sama," potong Genta dengan cepat dan kembali tersenyum menatap Embun, begitupun dengan Embun yang terpaku saat bola matanya bertemu dengan bola mata hitam milik Genta.
Seperti yang Embun duga, bisikan dari siswa siswi yang mengumpat tentang dirinya yang bersama Genta saat ini menyadarkan Embun dari tatapan Genta, membuat Embun menghela napas nya kasar.
"Ga usah di dengerin," ucap Genta saat melihat ekspresi wajah Embun yang sulit diartikan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com