"Lolong sia?!" cela Aneska. "Ini juga lagi dikerjain! Pokoknya setelah ini gue pulang!" sungutnya sambil misah-misuh.
Regan tak menghiraukannya ia lebih memilih bermain dengan pou kesayangannya yang sekarang sedang kelaparan. Ck, kasihan sekali.
Beberapa menit berlalu, Regan menghembuskan napasnya kasar karena pounya itu sudah kelelahan karena terlalu banyak bermain. Alhasil ia menidurkannya dan sekarang tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan lagi.
Regan melirik Aneska yang sedang menulis hukumannya itu dalam diam. Dengan jahil Regan mengarahkan kamera ponselnya ke arah Aneska. Agar Aneska tak curiga, ia berceloteh tak jelas seolah sedang mengajak pounya berbicara. Kemudian, tangannya memencet tombol merah untuk memotret gadis itu.
Sial! Mengapa flash kameranya menyala? Ditambah suara jepretan kameranya juga ikutan keluar. Regan lupa kalau ia belum meng-silent ponselnya dan mematikan flash kameranya. Kalau sudah seperti ini Aneska bisa kepedean tingkat dewa nantinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com