webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Adolescente
Classificações insuficientes
155 Chs

Surat Cinta? 2

Ricky meletakkan map kimia yang baru saja ia terima di atas meja sebelum ia keluar menyusul teman-temannya yang ingin ke kantin.

"Gak nyangka Rabu ini udah UTS aja," kata Caca yang saat ini sedang menyantap bakso hidangan yang sama dengan Wina dan Yoga.

"Kelas lo udah dibagiin kartu ujian, Ga?" tanya Ricky.

"Udah. Emangnya kelas lo belum?" jawab Yoga.

"Belum."

"IPA 4 terakhir mulu," gerutu Caca. "Tadi aja kelas gue baru dibagiin map tugas kimia. Nanti kalau Rabu kimia duluan gimana? Masa cuman dua hari belajar Kimia nya?"

"Guru Kimia lo Bu Hanum juga?" tanya Yoga.

"Iya, Ga. Kelas lo udah duluan kan dikasihnya?"

"Udah dari kapan tau."

"Tuh kan." Caca semakin kesal.

"Eh iya, Kimia itu hari Rabu," kata Yoga tiba-tiba.

"Yaahh! Gimana, nih!" panik Caca.

"Ya udah lah Ca, sabar aja." Wina menepuk-nepuk pundak Caca.

"Lo enak Na, jago kimia! Lah gue apa kabar?"

"Gue jago Kimia darimana?" bantah Wina.

"Siapapun, ajarin gue Kimia dong!" seru Caca.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com