webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Adolescente
Classificações insuficientes
155 Chs

Petunjuk Tak Terlihat 2

Sang Surya sudah berada condong di arah Barat. Meskipun begitu, terik cahayanya tetap terasa panas seolah-olah sekarang masih jam 12 siang. Hampir setengah jam telah berlalu sejak Ricky menunggu Erik dan komplotannya itu di samping gelanggang olahraga. Ricky tidak sendiri. Ada Eza, Wina, Caca, bahkan Yoga di sana. Mereka datang atas keinginan sendiri meskipun Ricky sudah memaksa mereka untuk tidak perlu menemaninya. Setelah mereka berjanji tidak ikut campur, akhirnya Ricky membiarkan mereka berada di belakangnya.

"Rick, udah jam setengah 5. Kayaknya mereka gak dateng. Kalau pun ada pendalaman materi, gak mungkin mereka sampai sesore ini, kan?" ujar Yoga.

"Mereka gak mungkin gak bawa motor. Anak-anak nakal kayak mereka pasti bawa motor buat jalan ke mana-mana," jawab Ricky sambil melihat ke arah parkiran yang di sana sudah tinggal kurang dari 10 motor lagi.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com