Zalina menatap rumah panti di hadapannya. Rumah itu cukup terawat dengan baik, Rudi dan Marisa sudah memberikan surat kuasa dan juga dokumen lengkap adopsi anak pada Zalina. Dan, pagi ini gadis cantik bertubuh langsing dengan mata tajam itu melangkah penuh percaya diri. Kedatangannya di sambut oleh seorang wanita paruh baya berusia sekitar 55 tahun.
"Ibu Ajeng?" tanya Zalina dengan ramah. Wanita itu mengangguk, Zalina pun tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Saya Zalina Maharani, seorang pengacara."
Wajah bu Ajeng nampak panik mendengar kata 'pengacara'. Namun, dengan cepat Zalina tersenyum manis.
"Saya kemari hanya membutuhkan bantuan ibu untuk kasus yang saat ini sedang saya tangani. Apa boleh saya masuk?" tanyanya. Bu Ajeng langsung mengembuskan napas lega.
"Saya kira dari pengadilan yang akan menggusur kami semua."
"Gusur...?"
"Ah, maaf mbak Zalina. Mari, kita bicara saja di dalam," ajak Ibu Ajeng dengan ramah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com