“… setelah berhari-hari membujuk.. setelah berhari-hari aku menanti.. berharap.. aku tak menyangka ibuku akan melakukan itu..”
Mata Hoffen berkaca-kaca lalu perlahan meneteskan air mata. Jatuhnya air mata yang beriringan dengan napasnya yang perlahan sesak.
“.. bu, aku pulang.. aku belikan roti lagi untuk ibu.. ku mohon kali ini makan ya..”
Tok.. tok.. dengan lembut anak itu mengetuk kamar ibunya. Tapi tak terdengar jawaban atau suara tangis pilu seperti biasanya.
“.. bu?”
Masih tak terdengar jawaban.
“bu aku masuk ya..”
Cekrek.. gagang pintu dipegang oleh anak itu, dibukanya perlahan..
“…. AAAAA……!!!!!!!!!!!!!!”
Sore itu, Maya ditemukan oleh putranya sendiri. Tubuhnya menggantung di langit-langit rumah dengan leher terjerat syal rajutannya sendiri. Ia gantung diri karena tak kuat menahan kesedihan setelah kehilangan pasangan hidupnya.
“TIDAAAAKKKKKKK…..!!!!!!!!!!!!!”
Hoffen yang panik pun meminta bantuan Zara.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com