webnovel

Flashdisk

"Mommy pergi duluan ya!" Dewi langsung mengecup pucuk kepala anak semata wayangnya, Kylie.

"Mommy, jangan pergi!" aku langsung menahan tangannya dengan wajah memelas.

"Mommy sudah ada janji dengan teman-teman mommy, nak!" Dewi mengusap-usap kepalaku dengan lembut, mencoba menenangkan aku agar tidak merengek seperti bayi.

"Sudah umur sembilan belas tahun tapi masih saja manja seperti anak bayi," celetuk David yang baru saja masuk kedalam ruang makan.

Aku tidak merespon ucapan itu dan kembali memasang wajah memelas pada sang ibu, Dewi.

"Mommy pergi dulu!" Dewi tetap ingin pergi dan memilih teman-temannya di bandingkan anak semata wayangnya itu.

"Baiklah!" aku langsung mengalihkan pandangan kearah lain.

Dewi langsung mengecup bibirnya David dan pergi begitu saja dari ruang makan. Aku hanya bisa menatap kepergian sang ibu yang lama-lama hilang dari pandanganku.

David mengusap kepalaku dengan lembut dan mengatakan. "Kita sarapan berdua saja ya anakku sayang!" David mencoba menenangkan diriku.

"Ya!" Singkat aku setelah sang ibu meninggalkan aku begitu saja.

Dewi Maesaroh dan David Hernandez adalah kedua orang tua dari Kylie Hernandez. Dewi keturunan Indonesia dan David keturunan Amerika, mereka memiliki pemikiran yang sangat berbeda namun masih bisa mengatasinya secara bersamaan. Saat ini mereka tinggal di Indonesia setelah David memiliki perusahan di Indonesia dengan keuntungan yang sangat fantastis.

"Sudah besar tidak boleh manja!" David langsung duduk di kursinya dan memulai sarapan pagi hanya berdua dengan anaknya.

David sudah tidak mau mempermasalahkan istrinya yang lama-lama sering sekali tidak bisa makan bersama lagi seperti dulu. David juga tidak mau mengekang istrinya dan ia juga sedang sibuk-sibuknya dengan cabang barunya yang akan dibuka di Bali.

"Sayang, sepertinya Daddy malam ini ..."

"Pasti malam ini Daddy pulang telat!"

David langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat dan sedikit tersenyum. "Tapi, Daddy usahakan pulang cepat agar bisa makan malam bersama," ucap David yang sudah tau kebiasaan anaknya.

Kylie adalah anak semata wayang David dan Dewi, ia gadis manja yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Indonesia.

"Terserah!" aku benar-benar tidak memperdulikan kedua orang tuaku lagi, karena aku sadar mereka pasti sibuk dengan kerjaannya masing-masing.

30 menit kemudian.

Aku dan David selesai sarapan dan aku langsung bangun dari duduk.

"Aku pergi dulu!" aku langsung mengambil tas yang ada diatas meja.

"Daddy antar ya!" David sudah bangun dari duduknya.

"Tidak perlu!"

Aku langsung pergi begitu saja dengan wajah kesal namun David mengikuti langkahku. Aku langsung menghentikan langkah dan menoleh kearah belakang.

"Daddy, aku bukan anak kecil dan bukan anak manja lagi!"

"Haha, masa?" David tertawa ketika sang anak mengatakan itu padanya.

"PAK ASEP!" teriak aku dengan suara menggelegar membuat David langsung menutup telinganya.

"Ya Nona!" Seorang laki-laki tua langsung berlari menghampiriku.

Laki-laki tua itu sudah berada di depanku dan langsung membungkukkan badannya dengan sopan.

"Antar aku ke kampus tapi pulangnya aku mau sendiri!" pinta aku pada pak Asep.

Pak Asep adalah supir pribadiku yang sudah di berikan oleh David. David sangat tidak mengizinkan aku untuk keluar dari rumah tanpa pak Asep.

"Loh, kenapa pulang sendirian?" tanya David yang sudah membuka telinganya yang tadi di tutupi oleh tangannya sendiri.

"Aku bukan anak kecil lagi," jawab aku.

"Jangan gitu dong anakku sayang!" David langsung merangkul pundakku.

"Habis aku sebal di katakan anak kecil dan manja melulu sama Daddy!" aku langsung berpangku tangan dan mengalihkan pandangan.

Tin.

Tin.

Sebuah klakson mobil terdengar dari luar rumah membuat aku langsung berlari keluar rumah.

"Hem, pasti Kylie mau pulang bersama laki-laki itu," celetuk David.

David langsung melangkah keluar dari ruang makan dan pak Asep mengikuti langkah majikannya dari belakang.

"Sayang, aku izin Daddy dulu!" aku sedikit teriak setelah membuka pintu utama dan melihat sebuah mobil sport mewah di pekarangan rumahku.

Aku langsung menoleh kearah belakang dan hampir saja aku terjatuh setelah melihat seseorang yang sudah berdiri tegak di belakangku.

"Ya ampun Daddy!" aku benar-benar terkejut saat melihat David sudah ada di belakangku.

"Kenapa kamu masih saja mau jalan dengan laki-laki seperti itu!" David selalu saja protes dan menggerutu ketika laki-laki itu datang untuk menjemput ku.

"Laki-laki itu namanya Feri, apa Daddy sudah lupa?" tanya aku sambil menatap David dengan serius.

"Tidak lupa dan Daddy sangat tau nama laki-laki itu," jawab David.

"Lalu, kenapa Daddy ..."

Tin.

Tin.

Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku namun Feri sudah kembali menekan klakson mobilnya.

"Apa dia tidak bisa turun dari mobil bututnya!" David benar-benar kesal dengan laki-laki seperti itu.

"Daddy, sejak kapan mobil sport itu mobil butut?" aku benar-benar heran ketika David mengatakan itu.

"Sejak saat ini!"

David ingin melangkah keluar dan menghampiri Feri, namun aku menahan tangannya dan langsung memeluk David.

"Aku pergi dulu Daddy, sampai ketemu lagi nanti malam, bye!" aku langsung melepaskan pelukan dan bergegas pergi menuju mobil sport milik Feri.

Setelah aku masuk kedalam mobil sport itu, Feri langsung menginjak pedal gas dengan sedikit kencang, lalu Feri mengemudikan mobilnya menuju kampus.

"Pak, tolong awasi anak saya!" titah David sambil menatap pak Asep.

"Baik Tuan!" Pak Asep langsung melangkah pergi dan tidak lupa membungkuk sopan.

David hanya menghela nafas saat melihat kepergian anak semata wayangnya dengan seorang laki-laki yang tidak memiliki sopan santun.

"Percuma kau menjadi orang kaya kalau tidak memiliki sopan santun dan tidak mengerti tata krama," gumam David.

Feri Nasution adalah kekasih Kylie, mereka sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Namun Feri memang tidak pernah memiliki rasa hormat kepada kedua orang tuanya Kylie. Feri adalah laki-laki angkuh dan sangat arogan, entah bagaimana caranya Kylie dan Feri memiliki hubungan.

"Sepertinya aku harus memilih beberapa asisten atau mata-mata untuk Kylie," batin David yang selalu mengkhawatirkan anaknya ketika bersama David.

David kembali kedalam rumah untuk mengambil tas kerjanya, namun saat ia ingin melewati ruang tengah. David menghentikan langkah kakinya dan melihat sebuah kotak kecil. David melirik kearah sekitar dan langsung mengambil kotak itu.

"Apa ini?" David langsung membuka kotak itu karena ia sangat penasaran dengan apa yang ada didalam kotak itu. "Flashdisk siapa ini?" tanya David setelah membuka kotak itu.

David kembali melangkah menuju kamarnya dan sampai kamarnya, ia langsung menyalakan laptop yang ada diatas meja kerjanya.

"Penasaran," batin David yang langsung memasukkan flashdisk itu ke lubang USB yang ada di laptop setelah laptop itu sudah menyala.

"Folder apaan ini?" David penasaran dan langsung membuka satu folder yang ada didalam flashdisk itu.