Teman Ara yang bernama Jee adalah seorang pelukis. Dia pernah bersekolah di salah satu universitas seni dan sekarang sudah lulus. Beberapa hasil karya Jee sudah di nikmati oleh orang-orang melalui penjualan pribadi dari Jee karena Jee belum memiliki studio lukis. Untuk saat ini Jee melakukan hobi sekaligus pekerjaannya itu hanya di dalam rumah saja dengan peralatan terbatas dan seadanya.
Sebagai pelukis, Jee tidak hanya ingin menjual lukisan saja melainkan Jee juga ingin memamerkan di sebuah pameran lukisan besar dan dilihat oleh orang di seluruh dunia.
Namun membutuh waktu dan kemampuan yang lebih dalam melukis untuk bisa di terima oleh para ahli lukis.
Di dalam kamar Jee banyak sekali lukisan hasil karya tangannya sendiri yang belum ingin dia jual.
Ara untuk pertama kalinya dia ingin pergi berkunjung ke rumah Jee dan melihat beberapa karya dari Jee. Dan sebagai teman, Jee dengan senang hati menerima kehadiran Ara ke rumahnya.
Jee tinggal sendiri di sebuah rumah yang memiliki ukuran sama dengan rumah Ara. namun, rumah Jee masih menyewa setiap bulannya karena dia belum bisa membeli rumah sendiri. Walaupun menyewa, Jee tetap senang tinggal di sana.
Ara dan Jee sudah mulai akrab dengan mereka sering pergi bersama dan berjalan-jalan menghibur hati.
"Tok, tok, tok, tok. " Ketukan pintu terdengar dari pintu rumah Ara.
"Wuah, siapa nih yang sudah datang. " Ucap Ara bergumam sendiri.
Ara kemudian keluar dari kamarnya dan membuka pintu rumahnya dengan kata sandi.
Setelah pintu itu di buka oleh Ara, ternyata Yang datang adalah Jee. Tujuan Jee datang ke rumah Ara, karena Jee ingin mengajak Ara keluar rumah dan menemaninya melukis di luar. Namun Ara menyarankan untuk mengajak Minha dan Hea juga agar lebih seru dan ramai.
"Kamu sudah sampai sini saja, Jee? " Ara terbengon karena tidak ada janji apapun di Hari ini.
"Hehehe, aku tidak akan melakukan janjian terlebih dahulu karena aku hanya ingin mengajakmu keluar sebentar. " Jawab Jee.
"Untuk apa dan kemana? " Ara bertanya lagi.
"Aku ingin mengajakm ke taman sambil aku mencari inspirasi untuk melukis. " Kata Jee.
"Aahh,, bagaimana kalau kita ajak Minha dan Hea juga? " Tanya Ara mencari persetujuan.
"Wuaaahh, benar juga. Sekalian kita adakan piknik saja. Pasti seru. " Ucap Jee seperti setuju dengan Ara.
"Kalau begitu, kamu telepon Hea dan minha lalu aku akan menyiapkan bekal untuk kita makan di sana. " Kata Ara bersemangat sekali jika akan piknik.
"Oke, baiklah. " Jawab Jee.
Di tempat lain, Minha yang bekerja sebagai influencer sedang mempromosikan sebuah produk di salah satu media sosial miliknya. Terlihat banyak produk Yang di promosikan, Jee yang tidak sengaja melihat siaran langsung dari Minha ini kemudian mengurungkan niat untuk meneleponnya karena Jee takut mengganggu.Lalu Jee mencoba menelepon Hea terlebih dahulu.
"Kenapa tidak jadi telepon? " Tanya Ara.
"Minha sedang melakukan siaran langsung, aku takut mengganggunya. " Jawab Jee.
"Aah, lalu kamu akan telepon Hea terlebih dahulu? " Ara bertanya lagi.
"Iya, sebentar. " Kata Jee.
Ara yang belum bersiap-siap karena Jee terlalu awal datang ke rumahnya, diapun mandi terlebih dahulu membuat roti isi untuk sarapan saja. Dia pun menawarkan roti tersebut kepada Jee juga.
"Jee,kamu mau roti juga? " Tanya Ara sebelum membuatkan untuk Jee.
"Aku mau. " Jawab Jee.
"Oke, tunggu sebentar. Aku juga akan bersiap-siap juga. " Kata Ara.
Jee pun sudah menelepon Hea dan Minha, mereka berdua bisa menyempatkan waktu untuk Jee. Namun, hanya menunggu Minha sebentar saja.
"Bagaimana, apa kamu bisa? " Jee bertanya kepada Hea.
"Aahhh, tentu bisa. " Hea menjawab dengan segera.
"Oke aku tunggu di rumah Ara. " Kata Jee sambil tersenyum.
Setelah menelepon Hea, Jee kemudian menelepon Minha yang menurut dirinya sudah selesai dalam melakukan siaran langsung.
"Hea bisa datang? " Tanya Ara yang sedang berada di dapur.
"Hea bisa, setelah ini aku akan menghubungi Minha. " Kata Jee.
"Oke baiklah, ini roti isi untukmu. Makanlah!! Dan aku akan bersiap-siap sambil menunggu Hea dan Minha. " Kata Ara.
"Iya, terimakasih banyak. Terlihat enak roti isi ini. Hehehe. " Ucap Jee.
Kemudian Ara ikut makan roti isi tersebut sebentar,setelah itu dia mandi dan bersiap-siap.pada saat Ara mandi,Minha sudah datang dan Hea juga sudah selesai di telepon.
Mereka berdua datang terpisah karena Hea baru saja dari toko miliknya.
Tidak lama kemudian, Minhapun sampai di rumah Ara sendiri dengan wajah bermake up cantik karena setelah melakukan siaran langsung.
"Wuaahh, kalian sudah sampai. " Kata Ara yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kita akan kemana? " Tanya Minha.
"Kita akan pergi ke taman, Jee ingin sekali menjadikan kita model lukisannya. " Jawab Ara.
"Benarkah Jee?? " Minha langsung menoleh ke arah Jee.
"Hehehe, iya. Karena aku terlalu sering melukis alam, jadi aku ingin sekali - sekali melukis kalian. " Jawab Jee sedikit malu.
"Wuaahhhh,seru nih. " Kata Hea.
"tapi dengan kesibukan kalian, apakah tidak mengganggu waktu kalian? " Jee bertanya lagi karena canggung.
"Tidak apa-apa, tenang saja. " Hea menjawabnya.
Semua sudah siap, Ara sudah makan pagi, rumah sudah dibersihkan. Merekapun pergi bersama dan pada saat mereka keluar dari rumah Ara, Jee, Ara, dan Minha sangat terkejut karena ada mobil mewah yang terparkir di depan rumah Ara. Mereka bertiga penuh tanda tanya saling bertanya. Tanpa berkata apapun, Hea mengeluarkan sebuah kunci dari dalam tasnya dan tersenyum manis saja sambil melihat teman-temannya kebingungan. Diapun masuk ke dalam mobil. Jee, Ara, dan Minha terbengong melihatnya.
"Wuaaahhh,, ini milikmu Hea? " Ara bertanya kagum.
"Iya, masuklah! " Hea meminta semua temannya untuk masuk.
"Oke, oke kami masuk. " Kata Jee.
Didalam mobilpun mereka bertiga tak henti-hentinya tercengang dengan mobil Hea. Akhirnya Hea tancap gas mengantar semua temannya untuk jalan-jalan dan mengikuti kemauan Jee.
Sampainya di sebuah taman, Jee memilih tempat yang nyaman untuknya melukis dan teman-temannyapun tidak merasa terganggu.
Jee mempersiapkan peralatan lukisnya lalu Ara, Hea, dan Minha berdiri tepat didepan Jee untuk segera di lukis.
Cukup lama waktu Jee melukis, mereka bertiga melihat hasil lukisan Jee dan ingin sekali membawanya pulang. Namun Jee berencana lukisan itu hanya untuk dipajang olehnya sebagai tanda persahabatan mereka berempat.
Terutama berkesan juga untuk Ara yang baru saja pindah dan memiliki teman di negara yang sekarang Ara tempati.
Karena sudah di taman, mereka berempatpun bersantai menikmati ramainya taman dan harumnya bunga-bunga yang mengelilingi mereka.
Saat mereka berempat berkumpul, selalu ada topik pembicaraan yang sangat seru diantara mereka. Entah tentang pribadi masing-masing ataupun membahas koleksi masing-masing.