webnovel

Bab 25: Ancaman di Kota Qiandu(2)

Kota Qiandu, yang selama tiga hari terakhir dipenuhi kegembiraan festival dan turnamen dari para peserta lima desa sekitarnya, kini berubah menjadi tempat yang tegang. Suasana malam yang tadinya cerah dan riang, kini dipenuhi kecemasan yang semakin mendalam. Penduduk yang sedang merayakan festival kecil mulai merasakan hawa dingin yang tak wajar, diikuti dengan kilatan lampu merah yang menyala dari Kuil Pelindung Langit. Mereka yang memperhatikan mulai merasakan adanya ketegangan yang aneh, namun tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang terjadi.

Di jalan-jalan yang sunyi, langkah-langkah Duo Bayangan Hitam semakin terdengar jelas, seolah mengiris keheningan malam. Yan Xie memimpin dengan langkah besar, matanya bersinar tajam seperti mata pisau. Setiap langkahnya meninggalkan jejak energi gelap yang membuat udara di sekitarnya bergetar, menciptakan rasa takut yang merayap di tubuh siapa saja yang terpapar.

"Cepat. Jangan membuang banyak waktu," ujar Yan Xie dengan suara berat, seolah tak sabar untuk menghancurkan apa yang ada di depannya.

Sementara itu, Yin Lei bergerak lebih lambat, setiap gerakannya penuh perhitungan. Dia memandang ke sekeliling dengan cermat, matanya yang merah menyala memindai setiap bayangan yang mungkin tersembunyi. Ia mengamati dengan cermat para penjaga kota yang berusaha untuk menghalangi mereka, namun tidak ada yang dapat bertahan lama di hadapan kekuatan mereka. "Biarkan mereka berlarian. Semua ini akan berakhir dengan kehancuran," gumam Yin Lei, matanya penuh dengan kepercayaan diri yang mengerikan.

Di Paviliun Pemula Qi, Zhang Tianyi dan para tetua sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Zhang Tianyi berdiri tegak, wajahnya penuh tekad, namun dalam hatinya, ia merasakan ketakutan yang dalam. Duo Bayangan Hitam bukanlah lawan yang bisa dianggap enteng. Mereka bukan hanya berbahaya, mereka juga tak kenal ampun.

"Jika mereka datang ke sini, kita harus siap dengan segala cara," ujar Zhang Tianyi dengan tegas.

Sementara itu, di Kuil Pelindung Langit, Huai Tian memandang ke arah gerbang utama kota dengan penuh konsentrasi. Lentera merah yang menyala-nyala telah memberi sinyal bahaya ke seluruh kota, dan meskipun dia sudah mengaktifkan formasi perlindungan kuil, Huai Tian tahu bahwa ini bukan hanya serangan fisik. Ada sesuatu yang lebih gelap, lebih berbahaya, yang datang dari luar.

"Aku harus menemui mereka," gumam Huai Tian kepada dirinya sendiri, sebelum menambahkan dengan nada tegas, "Namun, tidak sekarang. Kota ini membutuhkan perlindungan."

Dengan langkah cepat, Huai Tian turun dari puncak kuil dan menuju ke pusat kota. Dalam perjalanan, ia berusaha merasakan lebih dalam lagi pergerakan Duo Bayangan Hitam. Pengalamannya sebagai penjaga kuil dan penerjemah energi alam memberi dia kekuatan untuk merasakan energi yang tidak terlihat oleh orang biasa. Dia bisa merasakan energi gelap yang mendekat, dan niat membunuh yang terbayang dalam aura Duo Bayangan Hitam semakin jelas.

Di Alun-Alun Jingliu, suasana kian tegang. Para murid Paviliun Pemula Qi dan warga yang ada di sana mulai merasakan perubahan atmosfer. Beberapa di antara mereka merasakan ada yang tidak beres, dan meskipun mereka tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, mereka merasa bahwa bahaya semakin mendekat.

Seorang murid muda, Xian Lan, yang baru saja berhasil meraih kemenangan di hari ketiga turnamen kecil itu, tiba-tiba merasakan aura yang sangat mengganggu. Ia menoleh ke teman-temannya, wajahnya penuh kecemasan. "Ada sesuatu yang tidak beres… Kita harus segera pergi dari sini!"

Namun, saat itu juga, bayangan gelap mulai menyelimuti area Alun-Alun. Dua orang yang terlihat berpakaian hitam mulai bergerak cepat ke arah mereka. Aura gelap yang mengelilingi Duo Bayangan Hitam membuat siapa pun yang melihatnya merasa tidak nyaman.

Sementara itu, Lian Chen, yang sejak sore hari telah meninggalkan acara pertandingan, memutuskan untuk pergi ke Hutan Luar Qi. Ia tertarik melakukan meditasi di sana untuk lebih memahami konsep harmoni.

Di dalam Hutan Luar Qi, suasana benar-benar berbeda dari kota. Pohon-pohon tinggi yang menjulang, gemericik aliran sungai kecil, dan desau angin malam menciptakan harmoni alami yang menenangkan. Lian Chen duduk bersila di atas batu datar di tengah hutan, mengatur napasnya dengan perlahan. Batu Pusaka Langit di dalam tubuhnya beresonansi lembut dengan qi alami di sekitarnya, seolah menari mengikuti irama alam.

Dia menutup matanya, mencoba memperdalam pemahamannya tentang konsep harmoni. Pikiran Lian Chen dipenuhi dengan gambaran tentang bagaimana tubuh, jiwa, dan alam semesta bisa menjadi satu. Ia merasakan aliran qi di tubuhnya semakin lancar, seperti sungai yang mengalir tanpa hambatan.

Namun, saat tengah larut dalam meditasinya, ia tiba-tiba merasakan keberadaan Aura gelap yang dibarengi dengan niat membunuh, seolah-olah Aura tersebut ditujukan kepadanya. Dengan cepat, Lian Chen tersadar dari meditasinya dan mulai fokus untuk mencari tahu dari mana sumber energi gelap itu berasal.

Duo Bayangan Hitam mulai memasuki jantung Kota Qiandu dengan langkah mantap. Energi gelap yang mengelilingi mereka menyebar, menciptakan tekanan yang begitu kuat hingga sebagian besar warga yang sebelumnya berada di luar ruangan segera bersembunyi di dalam rumah mereka. Suasana kota yang biasanya hangat dan penuh aktivitas kini berubah menjadi sunyi mencekam, hanya disertai suara langkah berat dan gemerisik kain hitam yang dikenakan Yan Xie dan Yin Lei.

Di Pasar Tiga Hari, beberapa penjaga kota yang mencoba menghentikan mereka segera dipukul mundur. Yan Xie mengayunkan tangannya, mengeluarkan gelombang energi gelap yang menghancurkan kios-kios di sekitarnya. Para penjaga yang bertahan segera terpental dengan luka parah.

"Apakah ini semua yang bisa mereka lakukan untuk melindungi kota ini?" Yan Xie berkata dengan nada mengejek, sebelum melangkah lebih jauh.

Yin Lei, di sisi lain, tidak seagresif rekannya. Ia lebih memilih mengintimidasi daripada menghancurkan. Dengan setiap langkahnya, ia melepaskan aura dingin yang membuat suhu di sekitarnya turun drastis. Ia berhenti sejenak di tengah jalan, memejamkan mata, dan membisikkan mantra pendek. Saat ia membuka matanya, dua pusaran energi kecil muncul di tangannya, menghisap qi dari lingkungan sekitar. Beberapa warga yang kebetulan berada terlalu dekat mulai merasa tubuh mereka lemas, seolah energi mereka sedang dicuri.

"Ada sesuatu yang melindungi kota ini," gumam Yin Lei sambil menatap langit. "Formasi Jing Liu… tapi sepertinya belum sepenuhnya aktif."

Yan Xie menoleh, alisnya mengerut. "Lalu kita tunggu apa lagi? Hancurkan pusat kendalinya dan kota ini akan jatuh!"

Mereka melanjutkan perjalanan menuju Alun-Alun Jingliu, tempat pusat energi formasi berada. Namun, di sana, mereka dihadang oleh Zhou Yan, pemimpin kota Qiandu. Dengan pedang roh Jingqi di tangan, Zhou Yan berdiri dengan wibawa seorang pemimpin sejati, meskipun auranya kalah jauh dibandingkan energi gelap Duo Bayangan Hitam.

"Ini bukan tempat bagi kalian untuk membuat kekacauan," ujar Zhou Yan dengan tegas. "Kembalilah ke tempat asal kalian, atau hadapi konsekuensinya!"

Yan Xie tertawa dingin. "Apakah kau benar-benar berpikir bisa menghentikan kami hanya dengan kekuatan Foundation Establishment-mu yang lemah? Kalian, orang-orang Kota Qiandu, telah menghina anggota inti Sekte Kegelapan pada pertandingan pertarungan yang kalian adakan tiga hari yang lalu. Kami dari Sekte Kegelapan akan membalas kalian semua, dan seluruh Kota Qiandu akan kami ratakan!"

Zhou Yan tidak menjawab. Sebaliknya, ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Pedang Jingqi mulai bersinar dengan cahaya biru yang memancar seperti air sungai. Dengan gerakan cepat, ia mengayunkan pedang tersebut, melepaskan gelombang energi berbentuk naga air yang mengarah langsung ke Duo Bayangan Hitam.

Yan Xie dengan mudah memblokir serangan itu dengan satu tangan, memancarkan energi gelap yang melawan naga air. Gelombang kejut dari benturan kedua energi itu menghancurkan beberapa struktur di sekitarnya, dan tanah di bawah kaki mereka mulai retak.

Yin Lei melangkah maju, tersenyum tipis. "Kau harusnya menyadari, bahwa formasi ini tidak bisa menghentikan kami. Tapi aku salut dengan keberanianmu."

Ia mengangkat tangannya, menciptakan bayangan besar berbentuk cakar yang melayang di udara. Dengan gerakan cepat, cakar itu menyerang Zhou Yan. Sang pemimpin kota berhasil menghindar di detik terakhir, tetapi dampaknya cukup untuk membuatnya kehilangan keseimbangan. Sebelum ia sempat menyerang balik, Yan Xie sudah bergerak maju, menyerangnya dengan pukulan telak yang menghancurkan dinding di belakang Zhou Yan.

Sementara itu, Zhang Tianyi tiba di tempat kejadian bersama beberapa murid senior Paviliun Pemula Qi. Ia berdiri di samping Zhou Yan, memancarkan aura Nascent Soul yang segera menciptakan tekanan baru di udara.

"Yan Xie, Yin Lei," serunya dengan suara berat. "Jika kalian ingin menghancurkan kota ini, kalian harus melalui kami terlebih dahulu."

Yan Xie menyeringai, senyum kejam menghiasi wajahnya. "Bagus, aku butuh sedikit pemanasan sebelum menghancurkan formasi ini. Datanglah, Zhang Tianyi, tunjukkan padaku kekuatan Nascent Soul-mu!"

Pertempuran pun dimulai. Zhang Tianyi dan Zhou Yan melawan Duo Bayangan Hitam dengan kekuatan penuh mereka. Teknik Badai Jingliu Zhang Tianyi menciptakan angin dan petir yang menghantam Yin Lei, sementara Zhou Yan menggunakan Teknik Sungai Murni Jingliu untuk bertarung dengan Yan Xie. Namun, Duo Bayangan Hitam terbukti menjadi lawan yang luar biasa. Meskipun serangan mereka keras, Yan Xie dan Yin Lei terus mendominasi dengan kekuatan energi gelap mereka.

Di tengah pertempuran, suara lonceng dari Kuil Pelindung Langit kembali menggema, memberikan harapan kecil kepada penduduk kota. Huai Tian, yang sudah mempersiapkan langkah selanjutnya, memanfaatkan momen ini untuk memperkuat formasi kota dan memberikan bantuan tak langsung kepada para pejuang. Namun, mereka mungkin tidak akan bisa menahan Duo Bayangan Hitam lebih lama lagi.

Próximo capítulo