Malam semakin larut. Di luar hujan turun deras menciptakan hawa dingin yang menusuk kulit. Ridho menarik selimut ingin memejamkan tapi bayangan Arini dan Rania melintas di kepalanya.
Terdengar suara ponselnya berdering, Ridho ingin mengabaikan itu. Tapi suara dering ponsel terus saja berbunyi menganggu tidurnya.
Dengan langkah berat, Ridho beranjak. Meraih ponsel di meja. Ternyata ada panggilan dari Ayahnya.
"Halo Ayah," sapa Ridho dengan suara berat. Padahal ia malas mengangkat telepon tapi ia menghormati Ayahnya.
"Ridho," sapa Pak Sugeng lemah. Tenaganya entah kemana, padahal ia telah menghabiskan satu mangkok soto daging.
"Ada apa Ayah?" tanya Ridho pelan.
"Kamu dimana? kenapa Arini mencari mu? Ayah tanya Rania, kamu tak ada di sana!" seru Pak Sugeng panik apalagi mendengar Arini mencari Ridho hingga telepon ke nomer istrinya.
"Aku di Hotel Ayah, ingin tenang aja," ucap Ridho.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com