"Gimana apanya?" Tanya Fatma.
"Perasaan kamu gimana sama Adnan? Udah tumbuh benih-benih cinta apa pelum?" Serga Amanda mempertegas pertanyaan Aufa.
"Nggak gimana-gimana? Biasa aja." Aku Fatma, tapi entah kenapa ia seperti menyesal mengatakan jika perasaannya biasa saja.
"Bohong," sahut Shila, seolah bisa menembus isi hati Fatma. "Tuh Adnan, mau ngapain dia ke sini?" Ucapnya sambil menunjuk ke arah di balik tubuh Fatma.
Deg...
Dalam hitungan detik, Fatma sontak memutar kepalanya, mengikuti arah telunjuk Shila. "Eh, mana?" Tanya Fatma tanpa sadar, setelah ia dengan gelisah menoleh ke kanan dan ke kiri, guna mencari sosok Adnan. Namun sayang, yang dicari tidak ada sama sekali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com