Setibanya di lantai teratas gedung Angkasa Group ini Papa Galih dengan langkah yang cukup panjang berjalan mendekati pintu ruangannya.
Papa Galih tampak celingak-celinguk saat melihat meja yang sering ditempati oleh Mita Permatasari tampak kosong.
Papa Galih jadi bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan orang-orang kepercayaannya di kantor ini. Bayu Rianto gawainya tak bisa dihubungi sedangkan Mita mendadak hilang tanpa kabar sama sekali.
Kepala Papa Galih mendadak pusing dengan semua masalah yang datang menimpanya hari ini.
Baru saja Papa Galih ingin membuka pintu ruangan yang berwarna coklat suara gawainya yang dia letakkan di saku dalam jasanya mendadak berdering.
Binar cerah terlihat jelas di kedua manik mata Papa Galih saat melihat yang menelponnya adalah lelaki yang paling dia cari dari dia bangun tidur.
Tanpa pikir panjang Papa Galih lantas menggeser icon hijau di gawainya tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com