...
Pada saat ini, saya sudah berada di restoran.
Karena saya sudah menyelesaikan pembelian besar-besaran.
Makanan disini cukup mahal.
Apalagi kalau itu mengenai sayuran.
Saya menanyakannya kepada pelayan toko tentang kenapa sayuran terlalu mahal. Ia menjawab bahwa sayuran sulit untuk diperoleh karena menumbuhkannya cukup sulit dan banyak di antaranya harus dikirim ke tempat Tuhan.
Mendengar ini, saya merasa kasihan buat orang-orang ini. Mereka di bodohi oleh apa yang mereka anggap sebagai Tuhan, bahkan takut akan mereka.
Sudah jelas Tuhan yang mereka anggap hanyalah gubernur yang memerintah Skypiea, tetapi mereka masih takut akan keberadaan gubernur tersebut.
Walaupun Enel memang memiliki kemampuan yang dapat membunuh orang-orang disini yang mempertanyakan kemampuannya. Tapi, ia bukanlah Tuhan. Dia hanyalah pengguna buah iblis logia. Dan dia tidaklah kuat, masih banyak orang kuat di dunia. Saya memutuskan untuk menceritakan omong kosong lagi kepada Enel agar menyaksikan harga dirinya saya injak-injak.
Tapi, yah saya tidak bisa berbuat apa-apa mengenai hal ini. Karena saya yakin bahwa mereka lebih memilih untuk tidak mempedulikan hal-hal tersebut.
Hanya orang-orang Shandia yang masih berusaha untuk menurunkan tahta Enel dan mengklaim Upper Yard. Karena saya tahu pada waktu dulu kedatangan Monc Blank Noland bertemu dengan leluhur suku Shandia dimana mereka bertukar tentang hal-hal tertentu dimana juga Noland mengubah kebiasaan Shandia untuk tidak mempercayai pengorbanan.
Oleh karena itu, suku Shandia menurutku adalah orang-orang pintar. Sedangkan suku Malaikat, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya karena saya tahu bahwa Skypiea wilayah tertutup untuk mendatangkan orang-orang dari Laut Biru.
Yah, untuk saat ini saya fokus saja makan walaupun sedikit, tapi saya masih dapat membelinya sebanyak mungkin.
...
(Pov ketiga)
30 menit kemudian.
Berjalan keluar dari restoran, Devon melihat bahwa di depannya adalah pasukan penjaga yang ia ketahui bahwa mereka dianggap sebagai polisi.
Pemimpin mereka adalah seorang pria berbentuk bulat dengan kulit putih dan rambut panjang berwarna merah tua. Dia mengenakan jumpsuit putih seluruh tubuh, yang memiliki garis vertikal cincin emas yang membentang dari depan ke belakang, topi oranye, sarung tangan oranye, sepatu, dan kacamata hitam kuning besar yang sepenuhnya mengaburkan matanya. Selain itu, dia membawa tongkat besar bergaris.
Orang ini adalah Satori, Imam dari Enel.
"Apakah kau adalah orang dari wilayah Laut Biru?"
"Ya, apakah ada masalah?"
Sambil memandanginya Devon bertanya balik.
"Ho, ho hoooo! Ya, saya adalah Satori imam dari Tuhan Enel. Saya ditugaskan untuk memandumu menemui Tuhan Enel."
"Oh? Baiklah, saya juga cukup bosan disini. Dan berpikir bahwa akan mengunjungi tempat 'Tuhan' kah? Itu menarik, ayo!"
Setelah berkata, Devon berjalan dan menepuk pundaknya.
Satori sedikit mengerutkan kening karena ia melihat bahwa Devon yang berada di depannya dengan jarak 3 meter tiba-tiba berada tepat di sampingnya dan memukul pundaknya.
Kemudian ia menggelengkan kepalanya dan membawa Devon menuju kediaman Enel berada.
...
Sesampainya di pintu masuk kediaman Enel.
Satori yang memandu Devon berhenti dan berbicara kepada penjaga gerbang tentang kedatangannya.
Setelah gerbang terbuka, ia membawa Devon langsung menemui tempat Enel berada.
Tiba di depan tahta Enel, Satori membungkuk dan pergi menyamping.
"Jadi, kau kah penyusup yang tiba-tiba berada disini?"
Enel membuka mulutnya secara langsung dengan gayanya yang cukup sok dan bermalasan.
"Menyusup? Apakah Skypiea adalah milikmu, gubernur?"
Devon menjawab dengan senyum sinis menghadap Enel tanpa rasa hormat.
"KAU!!!"
Satori yang berada di samping Devon dan melihat perilaku Devon marah dan mencoba untuk menyerangnya.
Tiba-tiba ia merasa pandangannya kabur dan akhirnya tertidur.
Enel yang melihat ini mengerutkan kening karena ia tidak merasakan bagaimana Devon menyerang Satori.
"KAU! MANUSIA FANA, APAKAH KAU TAHU BAHWA MELAKUKAN PEMBUNUHAN DI SITUSKU ITU ADALAH TINDAKAN TERCELA!?"
Enel berdiri dari tempatnya dengan wajah marah ke arah Devon.
Kemudian ia menggunakan kemampuannya dan mengeluarkan petir.
[GOD'S WRATH!!!]
Petir besar dengan suaranya yang mengerikan menyerang menuju ke arah Devon berada.
*BANG*
Banyak puing-puing bertebaran akibat serangan yang dilepaskan Enel, dan sebuah lubang besar pun terlihat.
Beberapa menit kemudian.
Enel memandang ke arah tempat Devon berdiri dan melihat bahwa orang tersebut sudah tidak ada ia mencoba untuk duduk dan memanggil pelayannya.
"Oh, serangan yang cukup menggelegar!"
Tiba-tiba Enel mendengar suara Devon di telinganya dan ia berbalik ke arah suara tersebut, ia tertegun bahwa Devon berada tepat di sampingnya.
"K-KAU!!? BAGAIMANA KAU BISA HIDUP DARI SERANGANKU!?"
"Bagaimana tepatnya? Bahkan jika kau menyerangku apakah kau berhasil? Dan saya akan memberitahumu sesuatu, bahwa saya mirip denganmu memakan buah iblis. Tapi, buah iblisku cukup kuat loh. Dapat menyerap segala jenis energi yang di terima dan energi tersebut dapat di gunakan untuk pengguna menjadikannya nilai tubuh seperti fisik, stamina, vitalitas dan roh.
Dan penggunaan yang cukup kuatnya adalah bahwa bisa melepaskan penghalang yang dapat menerima segala jenis serangan dan serangan tersebut bisa di pantulkan ataupun dijadikan sumber energi untuk pengguna. Bagaimana itu, Enel?"
Enel mendengar ini tertegun dan memandang ke arah Devon dengan tatapan tidak percaya.
Melihat ini Devon memutuskan untuk memperlihatkannya sesuatu.
Devon kemudian membentuk penghalang dan mengarahkannya ke samping kiri tempat sebelumnya ia berada.
[FULL COUNTER!]
Setelah itu, petir keluar dari penghalang tersebut dan menyerang ke arah Devon targetkan.
*BANG*
Hasilnya, sama seperti yang Enel lakukan dan bahkan serangan tersebut tidak lemah melainkan sama kuatnya dengan serangan yang Enel hasilkan.
Melihat ini, Enel memiliki ekspresi ngeri di wajahnya karena ia merasak orang ini Devon mengerikan. Dapat menyerap serangan dan bisa dijadikan energi untuk tubuh ataupun di kembalikan ke arah lawan.
"Bagaimana, Enel? Apakah kau ingin mengklaim bahwa kau adalah Tuhan? Kalau begitu sebagai Tuhan, kau harus memiliki kekuatan yang dapat mengambil apapun dan melenyapkan apapun kan? Kenapa disini saya melihat tatapan jelekmu itu.
Kau tahu, bahwa kau itu hanyalah idiot yang memiliki pandangan dan pola pikir pendek. Tidak mengenal dunia, dan hanya fokus pada satu tempat. Jika kau turun ke Laut Biru dan mengalaminya, kau akan mengerti apa yang saya katakan.
Kenapa? Karena di laut biru, banyak orang-orang kuat baik itu yang memiliki kemampuan buah iblis seperti yang kau makan dan ada juga yang hanya menggunakan kemampuan fisiknya yang melebihi batas manusia dapat mengalahkanmu.
Juga banyak ras di bawah selain apa yang selama ini kau lihat. Seperti ras Raksasa, yan dikatakan jika yang terkuatpun dapat mengangkat sebuah gunung besar. Saya juga tidak tahu pasti berapa jumlah ras yang berada di dunia ini.
Tetapi, saya mengerti bahwa saya sebagai penduduk dunia ini dan sudah mengenal apa yang dibutuhkan di dunia ini hanyalah Kekuatan! Menjadi kuat agar dapat menyamping tanpa ada yang mencoba menganggu! Ahem, itu adalah motoku. Jangan mencoba mengambilnya, karena saya yakin setelah ini kau tidak memiliki kemampuan untuk mencoba menggunakan motoku.
Jadi, disini saya katakan kau adalah idiot yang hanya dapat menggunakan kemampuan buah iblis logia tapi tidak menggunakan otakmu dan mengenal lebih lanjut tentang orang-orang yang memiliki kemampuan buah iblis atau dunia. Oleh karena itu, kau hanya menghabiskan waktumu bersantai tanpa tahu bahwa orang-orang kuat dapat mengalahkanmu secepat mungkin tanpa kau sadari.
Seperti Mantra yang kau katakan? Itu adalah sejenis Haki bagi kami Laut Biru menamainya, Observasi Haki. Dan ada 2 jenis haki lainnya seperti Persenjataan Haki dan yang terkuat dari semuanya yang hanya dimiliki oleh beberapa orang, Haki Penakluk. Sekarang, kau bisa merasakan apa itu ketidakberdayaan sebagai orang normal yang kehilangan buah iblisnya~"