Hari-hari yang terasa sangat sulit bagi Nindi, dia masih belum bisa melupakan kejadian yang sudah menimpa sang putri.
Semenjak kepergian Ninna, dia masih terdiam, dan mengurung diri di kamarnya saja.
Dia enggan melakukan aktivitasnya seperti biasa.
"Ma, udah dong," tukas Surya sambil memegabg pundak sang istri dari belakang.
"Hik ... hik, Mama belum bisa relain Ninna, Pa!" tukas Nindi.
"Ya mau bagaimana lagi, ini sudah takdir, Ma," jawab Surya.
"Mama, merasa jika ini ada hubungannya dengan, Raisa!" cantas Nindi.
"Raisa?!"
"Iya, Raisa!"
"Bagaimana bisa, ini semua ada hubungannya dengan Raisa?!" tanya Surya yang merasa sangat keheranan.
"Tentu saja ada! Dia itu ingin balas dendam atas kematian Eliza kepada Mama, Pa!" jelas Nindi.
"Tapi, bagaimana bisa?! Mama, gak ada bukti, lagi pula untuk apa dia membalaskan dendamnya kepada, Mama, Mama kan bukan pembunuh Eliza!?" ujar Surya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com