Lelaki carrier itu keluar ballroom tanpa mendengarkan sistem. Si layar melayang menyusul di belakang karena ketinggalan jauh. Langkah Apo menghentak lalu duduk di tepian air mancur. Dia tidak sadar sudah menangis begitu emosional. "Hiks, hiks ... huhu ...."
Padahal aku sudah pakai lip-gloss tadi pagi! Tidak kuusap seperti kemarin ya! Sudah cantik, dasar buta kau Millerius! Sistem dan prajurit saja bilang aku cantik! Kau ini kenapa sih? BRENGSEK! TOLOL! TAI BABI!
Seorang dayang mendekatinya.
"Halo, Tuan Nattarylie."
Apo tak peduli dan hanya ingin menangis.
"Tuan, kok di sini? Kita ke dalam, ya? Acaranya belum selesai loh," kata dayang itu sambil puk-puk bahu Apo. Aroma tubuhnya wangi sekali, suhunya cukup hangat ketika duduk di sebelah kiri. "Tuan ...."
"Aku ingin berdansa dengannya—sial ...." adu Apo tanpa sadar. "Aku hanya mau bertahan lama—hiks ... hiks ... tapi kenapa susah sekali sih ... hiks ... kalau begini caranya dua level lagi aku hilang ... huhu ...."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com