Jatuh, ya? Pikir Apo. Paing mungkin tak bermaksud menyindir kemerosotannya, tapi hal itulah yang justru menggampar begitu keras.
"Uh, oh ya," kata Apo dengan anggukan. Lelaki itu pun menyesap wine perlahan-lahan, tapi yang diteguk serasa sepahit obat. Jujur, dia iri dengan Paing dan yang lain-lain. Melirik saja tetiba merasa kecil, karena cukup banyak wajah baru yang menghiasi kursi.
Bukan hanya Paing dan Nadech saja. Tapi beberapa pewaris kini unjuk gigi satu per satu. Mereka menerima awards hingga list habis. Sementara Apo hanya diam memperhatikan.
"Aku ingin tahu apa yang dipikirkan Mile saat ini," batin Apo yang hanya bisa melihat punggung sang suami. Lelaki itu memang duduk di tempat terdepan, sedang berbincang-bincang dengan Luhiang. "Apakah cemas juga sepertiku? Kuharap ini cepat berakhir "
"Apo," gantian Paing yang memanggil saat ini.
"Ya?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com