"Aretha, apa kau mau pergi denganku?"
"Kau mau menculik ku?" tanya Aretha.
"Aku bosan. Bagaimana kalau kita jalan-jalan diluar?" tanya Loid.
"Ayo!"
Aretha menghempaskan tangan Loid yang menggenggam tangannya. Loid memperhatikan telapak tangannya yang tertolak.
"Menyedihkan. Tangan saja ditolak, apalagi perasaan?" gumam Loid pada diri sendiri.
Loid menyusul Aretha yang sudah berjalan lebih dulu.
"Hei, kau mau kemana?"
Loid menyeringai merasakan pundaknya hampir remuk karena sebuah cengkraman.
"Ken, sialan! Untuk apa kau menggunakan tenagamu sebesar itu?" tanya Loid.
"Aku tanya, kau mau ke mana?"
"Keluar! Aku bosan. Lagi pula sebentar lagi pesta dansa."
"Aku ikut!"
"Aihhhh... Pria itu Aretha. Kau tidak perlu cemburu," goda Loid.
"Cih... Percaya diri sekali. Kulit wajah ini cocok untukmu," puji Ken.
"Sialan! Aku dibuat seperti bapak-bapak," protes Loid.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com