webnovel

#50 akhirnya selesai

Dia juga babak belur karena pukulan bertubi - tubi dari ku.

Dan aku babak belur karena tendangan bertubi - tubi darinya.

"Seperti nya kaki mu tidak bisa berjalan?"

Ujar Nugroho.

"Tak perlu berjalan kalau hanya mengalahkan kecoa sepertimu." ucap ku menanggapi ucapan Nugroho.

"Bangsaaattttttt" ujar Nugroho.

Nugroho berlari dan siap menyerang ku.

Aku pun mengambil ancang dengan sudut kaki 200 Drajat.

Kemudian aku melakukan tendangan berputar.

Tendangan torpedo bergabung dengan tekhnik adu depan pun kulancarkan.

serangan yang sama untuk melumpuhkan Rizal.

Saat itu lehernya terkena serangan telak dari tendangan ku.

karena dia dalam posisi berlari menjadikan serangan ku mempunyai hentakan dua arah.

Namun aku juga tergletak karena serangan itu.

Kaki kiri ku yang menjadi tumpuan atau kuda-kuda tiba-tiba terpercik sebuah darah.

Crottttt******

Perban tak sanggup menahan tekanan darah. karena beratnya tumpuan pada kaki kiri ku.

Ketika itu aku merasakan sakit yang sangat hebat pada paha kiri ku.

Ku memegangnya dengan kedua tangan ku.

dan aku tergletak.

kaki tak sanggup menahan tubuh ku.

.Aku kalah.

perasaan ku saat itu.

Aku sudah tak sanggup lagi melakukan serangan atau pertahanan.

Untuk berdiri saja ak sudah tak sanggup.

Namun Nugroho ternyata juga tak sadarkan diri setelah tendangan ku itu.

Ternyata aku menyerang di salah satu daerah Fital nya.

dia pun seperti sebuah lap basah yang menempel di keramik.

seseorang datang menghampiri Nugroho.

"Nug bangunlah." ucap Edi.

"Dia sudah tak sanggup lagi berdiri." ujar ryan

"Woy nug"

"Cepatlah"

"kalahkan cecunguk itu. aku yakin kamu hanya bercanda."

"ayo bangun nug."

Ujar Edi sembari menggoyang - goyangkan badan Nugroho.

Saat itu

PROKKKKKK.

Tendangan yang sama persis dengan tekhnik ku juga bersarang ke wajah Edi.

tendangan torpedo.....

"Ini untuk mamak ku yang kau buli kemarin."

prokkkkk*******

lalu pukulan kearah hidungnya

"ini untuk adik ku yang ketakutan karena kau."

Ujar bang Togar

tak hanya bang togar

seseorang berlari dan sebuah tendangan keras juga bersarang ke perutnya.

"Ini untuk teman ku yang kau suap."

Ujar Adam....

Edi pun berlari ketakutan

"ampun - ampun"

"tolong jangan kau sakiti aku lagi."

teriakan Edi dengan bersujud di depan pak toha

"Bagaimana ini kemenangan kami bukan."

Ujar pak Toha

Namun ada seseorang tidak trima dengan kepurusan pak toha.

ternyata dia Rian.

Rian menyangkal nya.

"Ini seri."

"TDK juga tak sanggup berdiri."

Saat aku mendengar teriakan Rian, aku mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.

'aku bisa. Ayo aku bisa. Kaki ku kumohon!!!!!'

Ucap ku di dalam hati.

Dengan semua keajaiban yang terjadi aku pun berdiri. dan perih juga sakitnya kaki ini...

aku berdiri

"Apakah ini sudah cukup.??????"

Ujar ku dengan sisa sisa tenaga tersisa.

Tinggal kan tempat ini"

"Ini bukan wilayah kita lagi."

Ujar Ryan ketik itu.

setelah itu akhirnya aku pingsan.

Akhirnya Monjali dan jalan Magelang menjadi wilayah kami.

Wilayah dengan sebuah markas yang mewah beserta isinya.

Teriyakan tak terbendung.

Semua pun menunjukan rasa bahagianya.

Namun tidak untuk ku.

Hanya gelap yang kurasakan saat itu.

Untuk sekian kalinya aku harus pingsan di saat kemenangan kami rasakan.

____________________________________________

Ini pertempuran terbesar dan terberat kami.

Jiwa dan raga yang terluka.

materi dan bangunan yang hancur

menjadi korban karena perselisihan kali ini.

pagi hari setelah kejadian itu pak Toha harus mengurus pembebasan anak-anak yang mendekam di kantor polisi.

Dan ke esokan harinya Rizal menemuhi pak Toha.

Dan menceritakan semuanya.

"Hanya dk yang berhak memutuskan nasib mu." jawaban dari pak Toha.

Pak Toha sebenarnya sangat terpukul dengan pengkhianatan Rizal.

Rizal sudah dianggap beliau seperti anaknya sendiri.

Pak Toha menyuruh Maslaah ini di rahasiakan.

bersambung........

Próximo capítulo