webnovel

#51 terbaring tak berdaya

akhirnya Aku terbangun dari tidur penebus rasa sakit ku.

Orang awam menyebutnya bangun dari koma.

"Ini surga apa neraka?"

Kalimat pertama yang ku ucap ketika tersadar.

"Salah semua ini rumah sakit dan tepatnya ruang ICU."

"aneh rasanya tidak menemani mu terbaring juga."

hehehehe

Ujar brendi.

Setelah aku tersadar, aku tidak lagi merasakan sebuah suasana yang tegang dan mencekam.

yang terasa saat ini tenang dan nyaman untuk beristirahat.

namun tak lama kemudian.

Terikan para brandalan menjadi musik pelengkap ruangan ku.

Semua anak - anak jc menjenguk ku bergantian.

Kalau setiap orang yang menjenguk ku membawa bunga

Mungkin aku akan mati terkubur bunga.

Saat malam tiba aku di pindahkan ke ruang biasa.

Nampak nya aku sudah boleh meninggalkan ruang ICU.

Saat itu diluar rungan masih terdengar suara berisik dari para anggota yang menjagaku dan memaksa masuk untuk melihat keadaan ku.

Mereka tetap menjaga ku.

mereka khawatir kalau aku mendapat serangan kejutan dari sisa - sisa pengikut Nugroho.

atau bahkan serangan dadakan dari Nugroho dan Edi.

Bercerita sedikit tentang sisa - sisa pengikut Nugroho.

Para anggota klompok yang bertempat tinggal di daerah Monjali dan sekitarnya banyak yang memilih menjadi bagian klompok kami.

ternyata banyak mereka yang tidak sepaham dengan Nugroho dan Edi.

sifat nya yang licik dan semena - mena terhadap bawahan yang membuat kekalahan ini menjadi kemenangan juga bagi pengikut Nugroho.

waktu menunjukkan pukul 21.00

sesaat suara berisik itu tiba-tiba hilang.

Aku mencoba untuk tidur ketika itu.

setelah mata terpejam.....

sebuah tetesan air tiba-tiba menetes di pipiku.

Ku kira ini infus atau AC yang bocor.

Saat ku buka mata ku ternyata bidadari ku yang sudah duduk di sebelah ranjang.

dia menangis dan melihat ku terbaring lemas.

"Trimakasih sudah menepati janji mu."

"Lain kali jangan terlalu bonyok ya"

Ujar Wanda dengan tangisan nya namun dia tersenyum

Pelukan erat menyertai pernyataan tadi.

"Aduhh"

"Apa kau utusan Nugroho untuk membunuh ku?" Ujar ku

Wanda "maksut mu apa dam???"

Sudah lama aku tidak di panggil dengan panggilan itu

"Pelukan mu memang membuat hatiku tenang dan sejuk."

"Namun kalau boleh aku jujur, ini juga membuat tubuh ku sakit."

Sebuah pukulan kecil pun ku dapatkan.

plok*****

jitakan kepala.....

"Besok kamu akan ku pindahkan ke semerang."

Ujar Wanda.

aku "Kenapa harus pindah?"

Wanda "Sudah trima saja .dan jangan ngeyel."

Ke esokan harinya aku di pindah kan ke semerang.

Ini demi keamanan ku.

Walau kami menang

namun secara tidak langsung kami telah menantang penguasa kota ini secara tidak langsung.

wilayah Monjali adalah salah satu wilayah faforit dari Anwar.

Wanda, topan, Sigit mengantarkan ku dan menemaniku

Kemudian vino, Ando dan semi mengikuti dengan membawa mobil sendiri.

mereka menjadi pengawal ku.

Fiki ternyata juga senasip denganku.

Dia mendapat beberapa luka tusukan yang membuatnya dia koma hingga detik ini.

aku "apa kalian akan baik - baik saja?"

brendi "ayolah dek."

"kami bukan pengecut lagi."

topan "ayolah dek. hilangkan kenangan sewaktu kita SMA."

Wanda dan Adam tertawa mendengar percakapan antar aku, brendi, dan topan.

aku "ku harap kalian semua jangan melakukan pergerakan sebelum aku sembuh."

Adam "kenapa kau ngomong gitu dek"

aku "aku yakin ada seseorang yang selalu menginginkan kalian untuk pulang dengan keadaan selamat."

Wanda "walau tak terikat darah."

"kamu juga mempunyai seseorang yang selalu menunggu untuk pulang dengan keadaan selamat."

"mereka bahkan melebihi seorang sodara kandung."

entah kenapa aku bahagia dengan ungkapan dari Wanda....

bersambung........

Próximo capítulo