Apasih yang lebih nikmat dari nonton tv sambil ngemil?
Iya, aku sedang santuy saat ini. Mas Niko sudah berangkat kerja. Ternyata mas Niko selama ini kerja di suatu perusahaan bidang tekstil yang ada di kota ini. Aku baru tau 3 hari yang lalu. Setelah aku berpikir ternyata kita belum terbuka ya? Bahkan tentang dia gimana, pernah kuliah jurusan apa aku belum tau.
Padahal kita hampir sebulan loh nikahnya.
Aku hanya tau dia gak pilih-pilih makanan, dia gak tidur lagi setelah subuh, menyapu halaman depan, dan bahkan tak sungkan mencuci piring.
Katanya itu kebiasaan masih bujang. Udah itu aja yang aku tau. Selebihnya belum.
Kalau tentang pertengkaran, kurasa belum ada yang serius. Kita lebih ke pendekatan dan pengenalan selama ini. Menikah dengan keadaan seperti ini memang harus belajar dari awal. Mengenal dan coba saling mengerti.
Untung saja kepribadian mas Niko selama ini lebih responsif dan gak menutup diri. Kecuali tentang kehidupan sebelum menikah.
Ting tong Ting tong
Saat asik melihat acara memasak, ada suara bel. Mengambil kerudung instan dan berjalan menuju pintu. Ternyata yang datang kurir paket.
Perasaan aku gak beli sesuatu secara online. Tapi pas kulihat alamatnya bener sini.
Ting !
Anya.
Udah dateng belum paketnya?
Sandra
Wah wah wah.....
Anya
Mana nih penganten kita
Sandra
Pasti lagi dibuka. Dijembreng dipikirin gimana makenya
Aku terperangah. Bagaimana tidak? Ini ternyata paket dari duo cecunguk yang isinya bikin aku geleng kepala. Bayangin aja, isinya enam potong lingerin. Lingerin cuy.
Me
Dasar gila.
Anya
Wah gimana? Cakep gak pilihan kita🤣🤣🤣
Sandra
Wah Iyo jelas cakep dan wow.
Wong kita belinya paket komplit kok.
Anya
Jan lupa woy Dil.
Sandra
Wah iya...🤣🤣🤣🤣
Me
Jangan lupa apa?
Anya
Wah San, ini pengantin kita
pura-pura lupa.
Sandra
Ingetin Nya.
Me
Apa-apa??🙄
Anya
Sebelum itu, gimana nih udah gol belum?
Sandra
Pertanyaan lu Nya.🤣🤣🤣
Eh tapi bener gimana rasanya.
Me
Rasa apasih?
Anya
Curiga nih belum gol
Sandra
2
Me
Gol apaan si
Anya
San kayaknya kita harus kursusin dia deh
Sandra
Hooh.
Anya
Lu tau kan kewajiban istri apa?
Me
Tau
Sandra
Suamimu normal kan? Gak bengkok?
Me
Astaghfirullah. Omongannya
Sandra
Lah iyalah. Atau mungkin lu gk mau trus dia jajan di luar?
Anya
😨😧😲
Sandra
Ini cwok cuy. Gak mungkinkan
Udah sebulan nikah tidur seranjang
Gak kegoda
Anya
Kalian kek di novel²?
Pisah ranjang?
Me
Gaklah.
Anya
Trus kenapa blom sih?
Sandra
INGET DIL, COWOK KALO
DEKET CWEK GAK BEREAKSI
PERLU DIPERTANYAKAN
KELURUSANNYA
Anya
Caps lock jebol san?
Aku menutup room chat. Perkataan Sandra dan Anya membuat aku geleng kepala. Mereka ini seperti pernah menikah saja. Padahal dekat dengan cowok pun belum pernah selama empat tahun terakhir.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi masuk akal juga ya. Lelaki dan perempuan berada dalam satu atap dan tidur seranjang pasti akan terjadi sesuatu. Beuh mikirin kayak gitu malah bikin pening. Mending nonton acara masak aja kan. Biar lah mereka koar-koar di grup WhatsApp.
Ora tak ladeni klakuane kowe-Kowe ya.
*****
Sebentar lagi mas Niko pulang. Mending aku buat gorengan saja sambil menunggu kepulangannya.
Aku membuat pisang goreng. Karena cuaca sedang dingin jadi kalau nonton tv ditemenin pisang goreng sama teh lebih nikmat.
"Buat apa?"
"Astaghfirullah." Spontanitas ku.
"Maaf. Ngagetin ya?" Udah tau nanya
"Mas kok gak salam? Loh kok udah mandi kapan masuknya coba?" Tanyaku. Lah dia wong udah seger gini kok.
"Udah tadi. Tapi kamu gak denger. Ternyata di dapur. Nyalain musik kenceng banget lagi."
Kebiasaanku memang kalau memasak pasti diiringi musik.
"Nih cobain pisangnya." Aku menyodorkan pisang goreng padanya.
Bukannya menerima dia malah membuka mulutnya. Maksudnya minta disuapin?
"Kenapa?" Tanyaku pura-pura gak tau.
Dia mencabik.
"Suapin dek. Gitu aja gak tau." Dia mengomel sodara-sodara.
"Oh, ngomong dong mas." Ketusku.
"Mana... Aaaaaa" dia membuka mulut dan aku menyuapinya.
Romantis? Baper? Romantis kagak, malah aku sebel. Baper? Iya. Bukan karena nyuapinnya, tapi pandangannya ituloh.
Sudah bilang belum sih kalau mas Niko itu tampan pake banget?
Nih ya, pas aku amatin dia itu nyaris sempurna, bagiku ini. Jadi bebas dong.
Di mulai dari matanya. Beuh bola mata coklat gelapnya itu membuat aku terhanyut di dalamnya. Di bingkai dengan alis yang tebal, tapi tidak tebal banget. Bulu mata lentik. Aku yang perempuan aja bulu matanya malah condong ke bawah pendek pula. Terus dia itu punya lesung pipi, kalau senyum pasti kelihatan. Bibirnya gak tipis gak tebal. Rahangnya tegas. Dan yang paling bikin aku iri adalah wajahnya mulus gak ada jerawatnya.
Apalah aku yang gak putih, gak mulus, buluk, Astaghfirullah kenapa aku malah gak bersyukur ya.
"Udah puas liatinnya?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.
Aku mengerjap kaget. Loh ini aku natap dia sambil pegang sendok di depan wajahnya?
"Eh? Siapa yang liatin mas." Elakku. Bodoh. Aku merutuki kebodohanku, jelas-jelas aku natap dia dan kepergok dengan si target. Salting aku mas....
"Ah yang bener.? Mana coba sini-sini hadap sini..." Pintanya.
Dia menatap manik mataku, dalam. Dan aku melihat ketulusan dimatanya, terasa damai dan benar.
"Kenapa ?" Tanyanya.
"Apa?" Tanyaku balik.
"Kenapa adek gemesin?" Hah? Aku? Gemesin?
Aku melongo, mulutku terbuka. Ini mas Niko tidur apa gimana? Ngelindur kok bisa bilang aku gemesin.
"Iya, adek gemesin, bikin mas pingin peluk terus." Modus modus modus. Masa abis bilang gitu narik aku kepelukan hangatnya itu.
Kita masih berpelukan, hingga aku mengendus bau gosong. Astaghfirullah...
"Mas." Jeritku.
"Huaaaa pisangnya gosong." Nah kan pisang gorengnya gosong. Ya Allah mana item banget lagi. Pokoknya ini mas Niko punya pasal.
"Loh loh loh. Malah gosong." Ucapnya dramatis.
"Ini gara-gara mas ya." Tukasku.
"Kok mas?"
"Iyalah, kalo mas gak pe... Eh gak ganggu adek ini gak mungkin gosong ya."
"Emang mas ngapain adek?"
"Ya tadi itu." Aku berbalik dan mematikan apinya. Inituh yang gosong memang gorengan terakhir.
"Giniin adek?" Eh?
Dia kenapa suka meluk sih, heran.
Iya, mas Niko saat ini memelukku dari belakang.
"Lepasin ih mas, ini adek lagi goreng loh." Aku merutuki ucapanku. Lawong ini udah habis.
Dia membalikkan tubuhku menghadapnya.
"Udah habis itu. Adek masih malu-malu ke mas?" Tanyanya
"Hem?"
"Dek, sebisa mungkin kita melakukan skinship seperti tadi. Biar gimanapun kita sudah menikah, membangun keharmonisan rumah tangga itu penting." Ucapnya panjang.
Aku masih diam. Mencerna omongannya barusan. Skinship?
Cup
"Jangan bengong. Mas mencoba membuka diri begitupun adek. Kalau kita gak gerak mau bagaimana pernikahan kita nanti ?" Ujarnya.
"Sini mas peluk lagi."
Dia menarikku kepelukannya lagi...
Hangat dan nyaman.