webnovel

Menelusuri Jejak

Sebuah meja panjang yang terbuat dari kayu terduduk di tengah ruangan yang carut marut dengan tumpukan kertas yang menguning. Di antara dua puluh lima kursi kayu yang mengelilinginya, delapan terlihat menjauhkan sandarannya dari tepian meja.

Pria bertubuh besar yang rambut panjangnya dikuncir ke belakang itu sedang menduduki kursi kehormatan sambil membaca setumpuk kertas bercoretkan tinta hitam di atasnya.

Di kanan kiri pria itu, enam orang pria dan seorang wanita sedang mendengarkan celotehan panas yang ia contek dari kertas tersebut. Jack salah satunya.

Setengah jam berlalu semenjak pria itu mulai menjelaskan kronologis hilangnya Kremas Rageaxe, sang mantan pemimpin workshop Blazing Trails. Sayang, dari masa itu Jack hanya mengerti sepertiga kata yang dikatakan pria bermata cokelat yang duduk di kursi kehormatan itu.

"Aku rasa hanya itu yang bisa kukatakan, detailnya dapat kalian lihat di laporan yang informan kita kumpulkan ini." Jelas Tarud dengan muka yang terlihat sedih.

"Aku harap kalian dapat segera menemukannya." Pintanya dengan nada sedih.

Setelah hening mampir sejenak, pria itu pun pamit karena harus mengurus pekerjaan workshop yang semakin menggunung.

Jaxson mengambil alih tempat Tarud sebagai pemimpin, "Dari penjelasan Tarud tadi, ada dua tempat yang harus kita selidiki. Markas Blazing Tails di sebelah timur kota Alexandria dan Pegunungan Hermirath di mana pertambangan mereka berada. Aku, Lily, kyle dan Jack akan pergi ke Pegunungan Hermirath. Martin dan Fábián akan menyelidiki markas mereka." Tutur Jackson setelah memikirkannya selama beberapa saat, Ia mengajak Jack karena ingin memberinya pengalaman.

Setelah yakin tidak ada yang keberatan dengan keputusan itu, ia melanjutkan, "Persiapkan diri kalian, kita berangkat ke pegunungan Hermirath siang ini." Perintah Jaxson sebelum mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk mempersiapkan diri.

Siang itu di sebelah barat Kota Alexandrium, Jaxson, Lily, Kyle dan Jack sedang berjalan menuju ke pegunungan Hermirath bagian selatan. Mereka memilih rute memutar untuk menghindari anggota workshop Blazing Trails yang menggunakan jalan utama untuk mengangkut hasil tambang mereka.

Jack membawa pedang dan tameng slimenya yang ia ubah dengan skill metamorphosis, sekarang bentuknya persis dengan senjata yang ia peroleh dari workshop.

Setelah melakukan beberapa percobaan Jack mempunyai beberapa ide untuk memanfaatkan skill tersebut dalam pertarungan. Metamorphosis dapat mengubah senjatanya menjadi bentuk senjata lain yang sudah ia serap. Prosesnya cukup sederhana, ia hanya perlu menyuplai mana pada pedang slimenya dan memikirkan bentuk senjata yang ia inginkan. Dan viola, 10 detik kemudian pedang itu berubah menjadi bentuk yang ia inginkan. Dengan memiliki skill ini Jack akhirnya memutuskan bagaimana ia akan melatih gaya bertarung yang ia inginkan.

Sebuah gua di sebelah selatan pegunungan Hermirath, serang laki-laki berambut pirang yang memakai lencana Adventurer sedang duduk bersama dengan pria kekar yang terlihat seperti bandit.

"Apa kau sudah mengetahui di mana dia menyimpan batu itu?" tanya pria berambut pirang kepada bandit itu.

"Si berengsek ini sangat keras kepala, aku tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membuatnya bicara. Kita hanya bisa berharap pada penyihir itu untuk membaca pikirannya besok." Jawab bandit itu sambil memainkan kapak di tangannya.

"Jaga dia tetap hidup, aku ingin semua ingatannya tentang batu itu. Tidak peduli meski harus menghancurkan jiwanya." Perintah pria berambut pirang, dari matanya terlihat kemarahan yang terpendam.

"Tidak masalah," bandit itu bangun dan menyiramkan seember air kepada laki-laki tua berjenggot lebat yang diikat di kursi yang ada di belakang mereka untuk menyadarkannya.

Di sebuah tebing yang berjarak kira-kira 80 meter dari tambang milik Blazing Trails, Jack dan teman-temannya bersembunyi di balik pohon sambil mengamati para penambang yang sudah mulai bersiap untuk pulang sore itu.

Teropong yang mereka gunakan sangat sederhana, Jack bahkan tidak dapat melihat mulut gua dimana tambang itu berada dengan jelas saat memakainya.

"Aku dan Lily akan masuk ke pertambangan itu untuk mencari petunjuk, kalian tetap di sini dan awasi keadaan sekitar. Jika kalian melihat ada yang datang, mendekatlah dari sebelah kanan pertambangan, bawa senjata kami ke sana dan tunggu. Jika kalian melihat kami tertangkap atau lebih buruk, tinggalkan kami dan beri tahu Tarud." Kata Jaxson sambil melepaskan pedang dan tameng yang ia bawa. Agar dapat bergerak lebih leluasa mereka berdua hanya membawa sebuah pisau saat masuk ke dalam tambang itu.

Bulan biru pun muncul, Jaxson dan Lily terlihat memasuki mulut gua itu dengan memanfaatkan kegelapan di sekitarnya.

"Apa ini misi pertamamu Jack?" tanya Kyle sambil berbisik.

"Bukan, aku pernah menyelesaikan satu misi sebelumnya, tapi ini misi lapangan pertamaku." Jawab Jack dengan suara yang sedikit gemetar. Karena udara yang dingin malam itu dan suasana yang cukup mencekam, Jack merasa sedikit gugup.

Di dalam hati ia berkata. Inikah keseharian orang-orang di dunia ini? Aku juga pernah hidup sendirian di hutan kegelapan selama beberapa hari, tapi kenapa kali ini aku merasa sedikit gugup. Apa karena misi ini menyangkut nyawa orang lain?

Melihat Jack gugup Kyle berusaha untuk menenangkannya, "Tenang saja Jack, Jaxson dan Lily adalah Adventurer yang berpengalaman. Terutama Lily, menyusup adalah keahliannya."

Jack termenung dan mengalihkan pandangannya ke jalan menuju pertambangan itu lagi.

Tiga jam kemudian, Jaxson dan Lily keluar dari tambang itu dan berjalan menuju ke tempat mereka berada.

"Kremas tidak ada di sana. Dari percakapan mereka, aku mendengar kalau Kremas di culik oleh bandit saat dalam perjalanan pulang." Papar Jaxson sambil memakai senjatanya lagi.

"Kita akan pergi ke arah utara, di sana ada markas bandit yang sering aktif di daerah sini. Kita akan beristirahat di tengah jalan dan mulai mencarinya saat fajar." Tambahnya sebelum mulai berjalan tanpa mengeluarkan banyak suara.

Pagi harinya mereka mulai bergerak sebelum matahari terbit. Ditemani kabut tipis yang masih berkeliaran menuruni bukit, mereka mencari keberadaan markas bandit itu. Jaxson sebenarnya tahu letak markas mereka, ia pernah melewati markas itu saat sedang melakukan misi pencarian tanaman obat. Tapi ia mengabaikannya karena ada urusan lain, meski telah melaporkannya kepada pihak guild, sepertinya mereka belum sempat mengambil tindakan apapun.

Saat matahari mulai meninggi, akhirnya mereka menemukan sebuah gua kecil yang cukup tersembunyi. Di luar gua itu terlihat dua orang sedang menghangatkan diri di dekat api unggun sambil mengobrol.

Jaxson memberi isyarat yang Jack tidak pahami. Ketika ia akan maju, Kyle menghentikannya dan menyuruhnya tetap berada di tempat itu sambil mengamati keadaan sekitar.

Dari jauh Jack melihat sebuah panah mengenai salah satu bandit itu, saat temannya hendak bereaksi, sebuah pisau menusuk dadanya dari belakang. Setelah menyeret dua orang itu ke semak-semak, Jaxson melambai ke arah Jack untuk meminta mereka mendekat.

"Bersembunyilah di belakang semak itu dan beri tanda kalau anggota patroli mereka kembali." Setelah Jaxson mengatakannya, terdengar bunyi langkah kaki dari dalam gua. Empat orang pria berwajah garang keluar sambil membawa senjata mereka. Dari belakang, dua orang bandit muncul dari balik semak-semak sambil memainkan senjatanya.

Pria berbadan besar yang terlihat seperti pemimpin mereka terkekeh lalu berkata, "Ternyata ada tikus yang ingin mencuri dari harimau, habisi."

"Acuhkan dua orang di belakang. Aku akan melawan pemimpin mereka. Sisanya kuserahkan pada kalian." Jaxson tidak mendengar kata-kata bandit itu dan memberi perintah kepada kedua rekannya.

"Tahan dia, aku akan membantumu setelah selesai menghabisi mereka berdua." Teriak Kyle sambil menghunuskan pedangnya. Berbeda dengan Jack, Ia memakai dua pedang untuk bertarung.

Setelah bandit itu mulai maju, Jaxson mengarahkan pedangnya pada pemimpin bandit itu untuk mengajaknya berduel.

Kyle dengan berani maju ke arah tiga orang bandit di depannya, Jack yang masih sedikit bingung hanya bisa mengikuti di belakangnya.

Sebuah anak panah membelah udara dan mengenai punggung salah satu bandit yang ada di belakang mereka. Pria kurus di sebelahnya spontan berguling dan membalikkan badannya. Ia melihat seorang wanita meletakkan busur dan mencabut pedangnya dari arah pepohonan, ia melesat dan mengarahkan belatinya pada wanita itu.

Sementara itu, Jaxson sedang menghindari ayunan kapak dari bandit berbadan kekar yang ada di depannya. Tidak seperti Jack, ia hanya membawa tameng kecil sebesar tutup panci di tangan kirinya yang fungsinya untuk menangkis serangan yang tidak bisa ia hindari.

Dengan lincah Jaxson menghindari serangan bandit itu sambil sesekali melukainya. Walaupun hanya sayatan ringan, luka di tubuh bandit itu terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Kyle mengayunkan dua pedangnya dengan berani, dua bandit yang melawannya terlihat ragu untuk mendekat.

Sementara itu, Jack sedang berhadapan dengan bandit berbadan pendek yang memakai bandana hitam di kepalanya. Bandit itu tersenyum sambil menjilat pedang pendek di tangan kanannya untuk menakuti Jack sebelum lari ke arahnya dengan gesit. Jack yang baru pernah melawan manusia lain mundur sedikit demi sedikit. Gerakannya kaku, dan terlihat keraguan di matanya.

Bandit yang memakai bandana itu tertawa sinis, ia dapat menebak kalau musuhnya itu masih pemula. Ia pun menggencarkan serangannya.

Sial, melawan orang yang punya pikiran sendiri ternyata sangat sulit. Kenapa aku ragu? Saat melawan serigala fenrir aku tidak merasakan keraguan sedikit pun. Apa karena dia manusia?

Saat melihat perhatian Jack teralihkan, bandit yang memakai bandana itu tidak menyia-nyiakan kesempatannya dan menyerang dari samping.

Sial! Saat Jack tersadar, bandit itu sudah berada di dekatnya dan mulai mengayunkan pedangnya. Saat itu ia seperti mendengar suara seorang laki-laki 'mundur dan ayunkan pedangmu secepat kilat.' Secara refleks ia mundur dan mengayunkan pedangnya ke tempat ia berada tadi, serangannya mengenai tangan bandit yang saat itu berada di sana.

Bandit itu tersentak kaget, di dalam hati ia menggerutu 'Apa dia sengaja menjebakku' tempo gerakan Jack yang tepat membuatnya curiga. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Jack dengan mata merah yang melotot. Tiba-tiba sebuah tameng meluncur cepat ke arahnya lalu sebuah besi runcing masuk melewati celah tulang rusuk yang ada di dadanya. Jleb!

Jack mendorong bandit itu dan berlari untuk membantu Kyle. Saat berada beberapa langkah dari mereka, sebuah anak panah tiba-tiba melesat di sebelahnya dan mengenai punggung salah satu bandit yang melawan Kyle.

Kyle tidak membuang kesempatan manis itu. Dengan dua pedangnya ia menyerang bandit satunya secara membabi buta. Bandit itu pun tidak sanggup menangkis semua serangannya dan tumbang.

Mengambil kesempatan dalam kesempitan, Jack menusuk bandit yang terkena panah di punggungnya tadi dan mengakhiri hidupnya.

Sementara itu Jaxson terlihat mundur beberapa langkah dari lawannya. Merasa telah menorehkan cukup banyak luka, ia tersenyum dan melesat ke arah musuhnya.

Pemimpin bandit itu tidak tinggal diam, ia mengayunkan kapak di tangan kanannya sekuat tenaga untuk menghabisi Jaxson.

Tapi Jaxson yang telah mengantisipasi arah serangannya itu dengan tenang menggunakan tameng di tangan kirinya untuk mengubah arah serangan itu agar mengarah ke tanah. Sebelum bandit itu sempat mengangkat kapaknya, ia menusuk dadanya dengan pedang.

Setelah pemimpin bandit itu roboh, Jaxson menghela nafas sambil mengamati kondisi di sekitarnya.

"AWAS!" tiba-tiba ia berteriak saat melihat ke arah Kyle dan Jack.

Bola api besar melesat ke arah Kyle, untungnya Jack sudah menyadari serangan itu dari jauh karena penglihatan mananya. Ia pun maju dan menghadang serangan itu dengan tamengnya.

BAM! Tangannya bergetar, tapi bola api itu tidak melukainya sedikit pun. Tameng yang memiliki kemampuan untuk menyerap kekuatan sihir itu melakukan tugasnya dengan baik.

Dua pria berpakaian serba hitam keluar dari balik pepohonan, di bajunya terdapat logo tiga pisau yang menghadap ke bawah, di belakang pisau itu ada sebuah pentagram yang ujung bintangnya menghadap ke bawah.

"Shadowcifer!" terlihat kengerian di wajah Jaxson saat mengatakannya. Dengan wajah yang serius ia berjalan ke arah Jack dan Kyle lalu berkata, "Hati-hati, mereka orang yang berbahaya."

"Kalian lawan pria yang matanya sipit itu, aku akan melawan si jabrik." Lanjut Jaxson sambil mengarahkan pedangnya ke arah pria berambut jabrik.

Pria bermata sipit berlari ke arah Jack dengan sangat cepat dan menendang tamengnya. Jack terpental beberapa meter ke belakang.

Ukh! Ia tidak menyangka Badan sekecil itu dapat mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat! Jack berguling di atas tanah lalu melihat ke arah Kyle yang sedang menangkis serangan dari pria itu. Meskipun menggunakan dua pedang, Kyle terlihat kewalahan menangkis serangannya. Jack pun bangun dan berlari untuk membantunya.

Sementara itu, Lily terlihat sibuk memainkan busurnya untuk menjaga penyihir wanita yang tadi menembakkan bola api tetap sibuk.

Di sisi lain Jaxson pun sedang bertarung sengit dengan pria berambut jabrik, kemampuan mereka terlihat seimbang. Keduanya saling melukai satu sama lain secara bergantian.

Clang! Pedang di tangan kanan Kyle terpental, ia tidak kuat menahan serang pria sipit itu dengan kekuatannya. Ia memindah pedang di tangan kirinya ke tangan kanan dan bersiap untuk melawannya lagi. Tapi pria itu malah mundur, dari arah samping Jack melontarkan dirinya untuk menghantam pria bermata sipit itu dengan tamengnya tapi meleset. Naas, pria itu justru melukai punggung Jack dengan pedangnya.

"Jack!" raung Kyle, kemurkaan muncul di wajahnya. Ia berlari sekuat tenaga untuk menolong temannya itu.

Jack merasakan perih di punggungnya, kecepatan serangannya membuat luka di punggungnya itu tidak terlalu dalam. Ia segera berdiri dan berbalik setelah berguling beberapa kali di atas tanah lalu melihat pria itu sedang menendang perut Kyle dengan kaki kanannya setelah melucutinya terlebih dahulu. Kyle terlontar sejauh lima meter dan berguling beberapa kali. Melihat pria itu berlari ke arah Kyle, Jack pun menghadangnya dan mengangkat tamengnya tinggi-tinggi sambil memasang kuda-kuda pertahanan.

Pria bermata sipit itu tersenyum sinis dan berlari secara zig-zag ke arah Jack, ia terlihat ingin segera mengakhiri pertempuran mereka. Saat ia hendak menendang tameng Jack lagi tiba-tiba dari balik tameng itu tangan kanan Jack menembakkan sebuah bola api ke arah wajahnya. Bola api itu pun meledak dan membuatnya terpental sejauh beberapa meter, kata-kata terakhir yang ia dengar adalah "Kejutan!"

Ketika Jack berari untuk menghabisinya, sebuah bola api meluncur ke arahnya.

Bam! Ia dapat dengan mudah menahan bola api itu dengan tamengnya.

"Mundur!" teriak penyihir wanita itu. Pria berambut jabrik tiba-tiba berlari ke tempat temannya yang terluka lantas membopongnya lalu pergi dari tempat itu.

Akhirnya pertarungan sengit itu pun usai.

Próximo capítulo