Ken merasakan sebuah sinyal masuk di kepalanya, itu dari tetua berjanggut putih, "Ken aku hampir mencapai tepi hutan, kalian bertahanlah beberapa menit saja". Suara tetua di kepala Ken.
"Baik tetua aku mengerti". Suara Ken terdengar sendu di kepala tetua, "Ken apa terjadi sesuatu?". Tanya tetua dengan cepat, ia merasa Ken sedang dalam keadaan hati yang tidak baik.
"Tidak apa-apa tetua kami baik-baik saja, berhati-hatilah". Jawab Ken dengan singkat, lalu sinyal itu pun segera terputus saat Ken langsung menyerang ke arah hewan buas serigala bergigi pedang.
Tetua yang menyadari hal itu pun hanya bisa mendesah lemah, ia tahu Ken sedang bersedih dan yakin seseorang dari mereka telah terluka atau tewas.
Namun demikian ia sendiri harus tetap bergerak dengan cepat, menjalankan tugasnya untuk menyerang monster kendi.
Sementara itu di tempat lain Virgo yang telah mengetahui sedikit tentang kekuatannya terus bergerak menuju tengah pulau tanpa henti, ia hanya akan mengambil sedikit waktu istirahat untuk makan, minum dan terkadang berlatih menggunakan kekuatannya.
Sepanjang perjalanan ia bertemu dengan banyak hewan buas yang menakutkan dan tidak pernah ter bayangkan sebelumnya, kebanyakan dari hewan buas memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari ukuran normal, dan tidak banyak hewan buas berukuran raksasa.
Tapi semuanya terlihat sangat aneh dan memiliki aura menakutkan, meski begitu sebagian besar hewan buas yang merasakan aura Virgo juga akan langsung mundur dan tidak berani mendekat.
Tapi tentu saja tidak berlaku untuk hewan raksasa, contohnya seperti singa raksasa yang ukurannya dua kali tubuh gajah, lalu hewan buas terbang raksasa dengan ukuran yang sangat tidak wajar.
Bahkan beberapa hewan buas raksasa memiliki kelompok masing-masing, dan saat Virgo menyadari keberadaan mereka ia memilih untuk bersembunyi.
Dan melanjutkan perjalanan ketika hewan buas raksasa mulai beranjak pergi, atau mencari rute lain jika para hewan buas tidak mau bergerak dalam waktu yang cukup lama.
Sekitar 2 hari menjajaki pulau misterius, Virgo tiba di sebuah ngarai curam dan cukup luas, di samping itu aura dari ngarai tersebut sangat menekan dan juga penuh dengan aura pemangsa.
Virgo bisa melihat gunung tinggi yang merupakan pusat pulau dan merupakan tujuannya, tapi terlebih dahulu ia harus melewati ngarai tersebut.
Angin kencang menderu dengan keras, di tengah-tengahnya terdapat sungai seluas 10 meter dengan batu hitam besar di sepanjang sungai.
Ia pun tersenyum tipis dan mulai menuruni ngarai tersebut, di saat yang sama, suara pekikan keras tiba-tiba terdengar di ujung tebing ngarai tersebut.
Virgo yang baru saja turun bisa langsung melihat elang petir emas raksasa sedang berputar-putar dan mulai menukik turun ke arah tengah-tengah tebing yang tidak jauh dari posisinya.
Hal itu membuat Virgo bergidik ngeri dan merasa jantungnya melompat keluar, tapi saat menyadari target elang petir emas itu bukan dirinya, ia pun bisa menghela napas lega.
Ia berpikir untuk segera menjauh dari tempat tersebut, tetapi di saat yang sama, desiran menakutkan terdengar di arah tengah-tengah tebing tempat mendaratnya elang petir emas raksasa sebelumnya.
Mengetahui hal itu Virgo hanya menggelengkan kepala, sebelumnya ia pernah melihat pertarungan antar hewan buas raksasa, dan mengetahui dengan pasti seberapa menakutkannya kejadian tersebut, ia segera berbalik badan dan ingin segera menjauh.
Tapi sialnya, tubuhnya harus mematung ketika melihat sosok hewan buas raksasa yang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan menatap tajam ke arahnya.
Hewan buas raksasa itu adalah macan tutul seukuran gajah dan memiliki sayap.
"Arrrgh".
Macan tutul bersayap langsung mengerang dan melompat begitu saja dengan cakar tajam yang bahkan bisa merobek batu dengan mudah seperti merobek kertas.
"Sial?".
"Boom".
Pohon dan tanah yang terkena serangan cakar macan tutul raksasa itu pun langsung hancur berantakan, dan membuat tanah longsor.
Mendapatkan serangan mendadak seperti itu Virgo dengan spontan langsung melesat mundur,
Beruntung ia bereaksi dengan cepat, dan berhasil menghindar tepat waktu, tapi macan tutul bersayap tidak menyerah dan justru semakin marah karena serangannya yang berhasil di hindari.
Melihat macan tutul bersayap yang mengamuk, Virgo berhenti sesaat lalu mengangkat tangan kanannya mengarahkan ke arah macan tutul bersayap sambil menatapnya dengan tajam dan senyuman pahit.
Simbol matahari itu pun langsung bersinar, urat di lengan Virgo bahkan mulai menonjol keluar, aku sudah sudah berlatih dengan keras sebelumnya,
"Mati kau! Terbakar".
Teriak Virgo dengan keras, ia menyalurkan energi yang besar.
"Wussst".
Sebuah bola api keluar dari tangan Virgo, tapi sayangnya bola api itu sangat kecil, hanya berukuran bola pingpong dan bahkan jarak serangnya hanya 1 meter kemudian langsung lenyap begitu saja.
Macan tutul yang sebelumnya sedikit waspada karena menyadari akan adanya serangan langsung berhenti dan menyelimuti tubuhnya dengan sepasang sayap di punggungnya.
Merasa telah dibodohi membuat macan tutul menjadi sangat marah, matanya langsung menyipit dan memerah menatap Virgo dengan penuh amarah.
Sementara Virgo langsung menggaruk kepala, "Masih tidak berhasil, sepertinya aku harus berlatih lebih keras lagi hehe". Gumamnya menghibur diri, tapi sebelum ia berpikir lebih jauh.
Sebuah sinar putih yang samar berbentuk cakar menderu ke arahnya, "Ini tidak baik". Virgo merasa akan menjadi sate tusuk jika terkena oleh serangan tersebut.
"Boom". Tanah tempat Virgo berdiri langsung meninggalkan 3 buah garis sedalam 1 meter, melihat itu Virgo hanya bisa menelan ludah ngeri.
"Kabur!".
Tanpa pikir panjang Virgo langsung melesat dengan cepat, melarikan dari macan tutul bersayap, namun tanpa sadar ia justru berlari ke arah hewan buas lainnya yang di bawah tebing tempat elang raksasa mendarat sebelumnya.
Saat mendongak ke atas, Virgo bisa melihat seekor elang petir raksasa berwarna emas sedang mencoba menjatuhkan 2 ular raksasa berwarna merah dengan dua tanduk hitam di atas matanya, ular itu hampir seukuran pohon kelapa dengan panjang sampai 20 hingga 30 meter.
Saat melihat itu Virgo pun menyadari apa yang sedang terjadi, rupanya elang petir raksasa emas itu sedang melindungi sarangnya yang sepertinya telah di incar oleh 2 ular merah raksasa tersebut.
Tepat sat ia melihat keadaan tersebut, salah satu ular merah raksasa itu tiba-tiba terjatuh dari tengah tebing tepat di hadapan Virgo dengan luka cakar di tubuhnya.
Virgo hampir meledak karena terkejut, jika ular itu menimpa tubuhnya, mungkin ia akan langsung berubah menjadi acar karena ukuran tubuh ular itu yang sangat besar.
Tapi masalah lain pun muncul, kini ular merah raksasa itu tiba-tiba menatapnya dengan tajam sambil menjulurkan lidah hitamnya, "Sial, kenapa harus sekarang?". Virgo hanya bisa menelan ludah dengan tubuh yang hampir kaku.
Jika di bandingkan dengan macan tutul bersayap, aura ular merah raksasa itu lebih menakutkan dan seolah mengandung ilusi kematian.