Matahari malu-malu mengintip dari balik awan. Memancarkan cahaya redup di pagi hari. Mungkinkah akan hujan? Haruna bertanya-tanya.
Hari minggu terakhir di setiap bulannya, mereka selalu pergi berlibur bersama seluruh keluarga besar Izham dan Kamal. Mereka sudah mempersiapkannya sejak kemarin. Namun, cuaca sedikit tak bersahabat. Matahari yang sempat memberi harapan akan cerahnya hari. Kini perlahan menghilang, berganti dengan awan hitam yang bergelayut di langit.
Awan hitam yang berarak perlahan itu kini tampak semakin tebal. Haruna yakin, tak lama lagi pasti hujan akan turun.
Ia berdiri di dekat jendela, menatap jalan di halaman depan mulai tampak basah oleh titik-titik hujan yang menetes satu persatu. Tiba-tiba sepasang tangan merayap pinggang Haruna, lalu melingkar dari belakang. Tristan melihat Haruna diam berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri. Karena itulah Tristan memeluk istrinya yang tampak kedinginan.
Cup!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com