Setelah menempuh perjalanan jauh, mereka tiba di rumah Kamal. Seorang tukang kebun membukakan pintu gerbang. Keempat mobil itu diparkir di garasi.
"Selamat sore, Gan," sapa Imin, tukang kebun yang merawat halaman. Istrinya, Iyah, menjadi pengurus rumah.
Rumah itu masih sama, tidak pernah berubah. Kamal tidak mau mengubah apa pun yang ada di sana. Ia cuma memperbarui chatnya setiap tahun dengan warna yang sama.
"Selamat sore, Pak Imin." Kamal menjawab sapaan Imin lalu berdiri di samping Imin. "Terima kasih, sudah merawat rumah saya dengan baik." Kamal mengedarkan pandangannya.
Pepohonan di halaman rumahnya sudah tumbuh tinggi, rindang, dan sejuk dipandang. Tidak terasa, rumah itu sudah tujuh belas tahun. Kamal menghirup udara sejuk di Desa Sindang Kasih.
"Silakan masuk, Gan!" Iyah membuka pintu dan mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah. Iyah sudah menanti kedatangan mereka sejak siang. Ia sudah memasak banyak makanan dan menyajikannya di meja makan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com