webnovel

Bertemu Lagi, Kalika

Har yang sudah ada di dalam mobil hanya tertawa kosong, "Jangan lupakan taruhan kita mengenai ini, aku membantumu untuk rencana kedua ini, tapi ini juga permainan yang bagus untuk taruhan kan?"

"Taruhanmu terlalu kecil, jadi kenapa aku takut?"

Samael yang menemukan kursi taman acak langsung duduk dengan sombongnya, dan dia mendengua dingin disana.

Pada saat ini, dia hanya diam menunggu karena: "Lebih penting lagi, bagaimana dengan apa yang kukatakan padamu? Itu sudah disiapkan bukan?"

"Ya, itu sudah disiapkan. Lagipula, Wanda masih mengetahui jadwal sepupunya Kalika. Saat waktunya tiba, kau akan melakukan rencana kedua ini."

"Kalau begitu beres." Samael tersenyum dan akhirnya berkata: "Tunggu hasilnya seminggu nanti, sampai nanti."

Tut...Tut...Tut...

Saat panggilan mati, Har disana hanya duduk dengan malas saat tertawa terbahak-bahak disana.

"Saudaraku, meskipun rencanamu bagus, tapi aku tidak bisa menjamin Wanda tidak melakukan improvisasi. Kau adalah pria beristri, tapi Kalika sepertinya masih punya hati padamu..."

"Ohhhh, mari kita lihat, apakah ini adalah perkembangan Cinta Lama Bersemi Kembali, atau Ketabahan Suami dan Istri yang menang?"

Har menepuk pahanya dan matanya cerah, "Ini benar-benar hal yang bagus!"

"Jika rencana berhasil, bukan hanya aku akan terbebas dari Lucy, tapi Samael juga akan diterima oleh Keluarga Lucy sehingga kau bisa "membunuh" dalam arti lain pada Paman Lucy..."

"Tapi efek lainnya, karena kau menggunakan orang ketiga (Kalika + Eastern Group) yang memiliki beberapa hubungan ambigu denganmu, rumah tanggamu akan dipertaruhkan!"

"....Aku menantikannya!"

Benar saja, baik itu Har ataupun Wanda benar-benar salah paham dengan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Mereka masih mengira bahwa ada keterikatan antara Kalika dengan Samael!

Sekarang, apa yang akan terjadi selanjutnya?

---------------

Malam Hari.

Seorang wanita cantik berambut pendek dengan pakaian yang indah dan high heels disana sedang melangkahkan kakinya keluar dari mobil yang dia kendarai.

"Tsk, kenapa bannya bocor? Tidak...Ini...paku?" Kalika terkejut saat melihat ada paku yang menyangkut di dua ban mobilnya.

Dia mengerutkan keningnya dan melihat sekeliling: "Tidak ada yang bisa membantuku, kurasa aku hanya bisa memanggil tukang derek. Tch, hari yang sial."

Setelah melakukan itu, dia mengambil ponselnya dan memanggil pelayan di rumahnya untuk menjemputnya menggunakan mobil lainnya.

Kalika merasa ini hari buruk. Bahkan dia merasa bahwa ini akan menjadi hari yang lebih buruk lagi.

Instingnya selalu benar!

"Sekarang, aku menunggu dimana?" Melihat sekeliling, akhirnya Kalika melihat sebuah toko kecil yang masih buka.

Dia pergi kesana dan melihat bahwa itu menjual roti.

"Mungkin tidak masalah membeli satu untuk cemilan. Bos, beli satu, yang ini..."

Bos wanita paruh baya terkejut, "Kau beruntung gadis, aku mau tutup sekarang."

"Ehhh, Hahaha, aku tidak beruntung. Mobilku bermasalah dan aku menunggu sopir lain untuk menjemputku sekarang."

"Ohh, maaf kalau begitu. Saa, nih, 1.5 dolar, anggap harga mau tutup~"

Kalika mengambil roti yang masih hangat itu dan tersenyum manis saat mengeluarkan tiga dolar kepada penjual wanita itu.

Akhirnya Kalika menunggu di kursi jalanan sambil memakan roti sembari melihat kerumunan orang yang lalu lalang.

Tidak ada kota mati di Amerika, bahkan di malam harinya...

Dan tiba-tiba, Kalika menoleh kesamping karena seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya pada saat ini.

Dia terkejut dan langsung menyapa, "Kau itu...Auhhh...Kurasa aku pernah bertemu denganmu? Siapa namamu, ughh..."

"Hm?" Samael berpura-pura terkejut melihat Kalika, "Kau, wanita menyebalkan itu!"

"Aku tidak menyebalkan!" Kalika langsung tersulut dan langsung mendengus: "Namaku Kalika, Kalika Zhini Aura! Ketua dari Eastern Group, ingat ini!"

"Jika kau menulis itu semua dalam daftar buku yang berjudul "Untuk Samael Ingat", mungkin aku akan menghafalnya. Namaku Samael, bersyukurlah untuk bisa berkenalan dengan pria tampan sepertiku."

Kalika langsung membuat raut wajah muntah, "Narsis."

Samael hanya tertawa tipis dan bertanya, "Lebih penting lagi, kenapa kau disini?"

"Kau sendiri?"

"Mobilku bannya bocor, sepertinya kena paku."

".... Kebetulan, aku sama."

Keduanya saling pandang dan akhirnya sorot mata keduanya menjadi serius saat membicarakan hal yang aneh.

Samael pertama berkata, "Apakah akan ada oknum yang sengaja membuang paku ke jalan? Aku pernah mendengar hal seperti ini di Indonesia."

"Kupikir itu juga. Sepertinya kita berdua sial..."

Keduanya menghela nafas bersamaan, dan akhirnya keduanya tertawa bersama.

Kalika menyerahkan roti di tangannya dan bertanya, "Mau? Jika mau, ambillah, aku agak kenyang."

Samael membuka mulutnya dan mengambil roti itu dengan mulutnya yang membuat Kalika terkejut dan akhirnya mencubit tangan Samael

"Ambil dengan tangan! Kau bukan anjing!"

Samael memegang roti itu dan menelan roti di mulutnya: "Ada apa? Apakah ada masalah? Hei...Wajahmu memerah? Ahahaha, ada apa, kau terpesona denganku?"

"Maaf, aku sudah punya istri."

Kedutan di pelipis Kalika benar-benar terlihat, dan Kalika benar-benar ingin menampar wajah Samael pada saat ini !!!

Tapi pada akhirnya keduanya saling berbicara dengan santai dan benar-benar terlihat seperti sahabat dengan tim wanita yang dibuat jengkel dengan si pria.

Pada akhirnya Kalika menghembuskan nafasnya dan berterima kasih: "Terima kasih."

"Hmm? Gulp...Kenapa?" Samael mengelap gula di tangannya dan kebingungan.

Kalika menunjukkan senyuman indah dan berkata, "Berkatmu, aku bisa melepas sedikit stres dari pekerjaanku."

"....Heeee, kau bisa saja mengatakan apa yang kau pikirkan. Mungkin aku bisa membantumu?"

Samael mengibaskan rambutnya dan berkata dengan sombong, "Jangan lihat aku hanya pria tampan, tapi otakku sebenarnya sangat bagus terutama dalam hal perusahaan."

"Hah! Membual."

"Jika kau tidak percaya tunjukkan saja masalahmu padaku, dan lihat bagaimana aku menyelesaikannya?"

"10 Dolar jika kau gagal."

Sudut mulut Samael berkedut, "Tolonglah Nona Cantik, kau adalah wanita kaya, kenapa kalian semua suka taruhan sih?"

"Cih, pengecut."

"Sialan...Oke! Aku setuju! Tunjukkan aku permasalahanmu!" Samael meraung dan membuat Lucy tersenyum penuh kemenangan.

Dia berdiri dan dengan kedua tangan di pinggangnya, dia berkata: "Kalau begitu tunggu saja, akan kubawa laptopku dari mobil."

"Huh!"

Samael berpura-pura kesal dan Kalika tertawa senang saat pergi ke mobilnya.

Tapi Kalika tidak melihat bahwa saat dia membalikkan tubuhnya, wajah kesal Samael sudah digantikan oleh wajah licik yang akan dikenali oleh Har.

"Langkah pertama selesai..."

Próximo capítulo