webnovel

Ivana Rishona dan Addy Rishona

Helina tersenyum pahit saat mendengar pertanyaan yang sama dari kelima orang di ruang tamu itu.

Tapi dia tidak menjelaskan, dan hanya melirik dua orang yang ada dibelakangnya.

Dua orang itu adalah laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki itu adalah seorang pria paruh baya yang mana agak familiar di mata Samael.

Adapun untuk wanita itu, Samael tidak punya kenangan sedikitpun!

Cantik? Tentu saja dia cantik, tapi ada banyak wanita cantik di dunia ini !!!!

Melihat Helina melirik mereka, pria paruh baya itu langsung maju dan berkata: "Kita bertemu lagi, Tuan Samael."

"Hah? Kau mengenalku? Meskipun kau agak familiar...tapi maaf, aku tidak ingat." Samael menggelengkan kepalanya.

Pria paruh baya itu tidak keberatan dan terus berkata, "Itu wajar, bagaiamanapun saat kita bertemu, itu adalah saat dimana Anda adalah pemeran utama dan saya hanyalah pemeran pendukumg!"

"....Kita pernah main film?" tanya Samael lagi.

Melihat kebuntuan ini, May akhirnya muncul dan mengingatkan: "Kakak, bukan main film, tapi saat pertemuan para teman di lingkaran Kakak !!!!"

"Ummm...yang saat hotel dibajak teroris !!!!!"

"Ahhh, jadi itu....Hmm? Kalau dilihat dan dipikir lagi, kau mirip dengan sosok yang datang untuk memberi bantuan pada kami diaaat terakhir!"

Pria paruh baya itu mengangguk dan mengulurkan tangannya pada Samael, "Addy Rhisona, Kapten Special Weapons and Tactics di tim penegak keamanan dibawah naungan pemerintah !!!!!"

Samael berdiri dan menjabat tangannya dan berkata, "Samael Duodere, untuk lanjutannya, aku tidak perlu mengatakannya lagi. Intelegence kalian seharusnya tidak lemah."

Addy melepas jabat tangan itu dan tersenyum kuat, lalu berkata: "Terima kasih atas kata-kata Tuan Samael dulu dimana semua hasil diberikan pada saya, banyak keberuntungan terbentuk setelahnya pada keluargaku."

"Tidak perlu, aku hanya tidak mau mencuri pekerjaan kalian waktu itu." Samael melambaikan tangannya.

Mendengar ini, Addy tersenyum dan mengangguk lalu segera memperkenalkan wanita dibelakangnya.

"Dia putriku, Ivana Rishona yang menjabat sebagai ketua Municipal Police di bagian New York."

"Halo Tuan Samael, ini adalah kali kedua kita bertemu." Ivana memberikan uluran tangan.

Samael juga menjawab jabat tangan itu, tapi keningnya berkerut karena dia benar-benar tidak memiliki kesan dengan Ivana.

"Tidak kenal? Itu wajar seharusnya.... Bagaimanapun, saat kita akan bertemu, saya dihentikan oleh Nona Chelsea." kata Ivana dengan senyuman pahit, dan dia tanpa sadar mengelus pipinya.

"Ohh, jadi itu suaramu....maaf, waktu itu aku terluka." Samael mengingat saat-saat dia ada di dalam ambulan dimana dia mendengar suara keras pertengkaran Chelsea dengan seorang wanita asing.

Tapi, saat keduanya mendengar kata "terluka", terbentuk senyuman aneh di wajah mereka.

"Jadi, apa tujuan kalian kesini? Dua orang di pemerintahan yang kuat ada disini hanya untuk berterima kasih? Aku tidak percaya itu."

"Itu memang benar bukan itu saja tujuan kami...tapi...."

Mata Addy melirik ke kelompok wanita Samael, dan tentu saja Samael langsung paham apa yang dia inginkan.

"Kylie, Kendall, Kat, Bingbing, dan ibu....bisakah kalian beri kami privasi dulu?" Samael bertanya.

Mereka segera mengangguk dan pergi, setelah itu Samael mempersilahkan keduanya untuk duduk di sofa.

"Jadi, apa tujuan kalian?" Samael menyipitkan matanya, dan ada sebuah jejak dingin di matanya.

Jika dia tidak salah tebak, itu pasti ada kaitannya dengan pemerintahan itu!

Merasakan dingin di mata Samael, keduanya tidak terpengaruh dan Addy berkata: "Tidak perlu terlalu serius Tuan Samael, kami hanya ingin tahu...."

"Siapa Anda, bisa mengalahkan para teroris hanya dengan tangan kosong?"

"Ahhh, siapa bilang aku melawan mereka dengan tangan kosong? Aku mencuri senjata mereka." Samael masih menjawab dengan tenang dan tebakan di hatinya menjadi semakin besar!

"Memang benar, tapi keberanian yang Anda miliki, itu benar-benar diluar kemampuan para pasukan khusus seperti saya." Addy menyipitkan matanya dan berkata.

"Hahaha, itu lucu Tuan Addy! Apakah kau datang kesini hanya untuk mengintograsiku ??? Konyol! Apakah para pemerintah sudah jatuh ke titik ini setelah pembunuhan para serangga didalam?"

"Lancang !!!!"

Ivana langsung berdiri dengan mendobrak meja dengan keras, tapi disaat berikutnya, rasa menakutkan langsung terasa di tubuh Ivana dan Addy !!!!

"Aku lancang? Terus kenapa? Jika aku mau, ekonomi negara ini bisa kuhancurkan...tapi nyatanya, aku tidak...kenapa? Karena pemerintah masih ada gunanya."

"Ini bukan hanya pemikiranku, tapi semua teman di lingkaranku juga memiliki pemikiran yang sama."

"Jika pemerintah bahkan tidak bekerja dan memiliki banyak serangga di dalamnya, siapa yang rugi? Bukan aku saja, tapi kalian !!!!!!!!"

Samael semakin menjadi memandang mereka dengan ejekan yang lebih besar, dan melanjutkan.

"Uang pemerintah, didapat dari mana? Kita para pengusaha! Gaji kalian didapat dari mana, dari kita juga !!!!"

"Jadi, kami juga sangat penting dan setara dengan pemerintahan! Lalu karena sejajar, kenapa aku harus dibilang lancang?"

Mendengar kata-kata Samael, keduanya terdiam dan akhirnya Ivana berkata: "Meski begitu, tolong hormati pemerintahan."

"Huh !!!"

Samael mendengus kesal dan menatap Addy yang masih serius.

"Jadi, hanya ingin bertanya itu saja?" Samael bertanya: "Kalau sudah itu saja, maka aku akan menjawabnya."

"Awal aku menapak jalur di bisnis ini, aku sudah bersaing dengan orang-orang kuat seperti teroris itu."

"Selama itu pula, aku paham artinya keselamatan diri dan perlindungan diri. Jadi aku berjuang untuk berlatih untuk perlindungan diri!"

"Jika tidak percaya, maka baca semua file yang kalian punya tentangku, sebagai seorang tingkat tinggi, itu kudah bukan?"

"Tapi itu masih tidak masuk akal...." Addy masih berkata.

Tapi dia tiba-tiba melihat bahwa dia ditunjuk oleh Samael dan berkata, "Aku tidak masuk akal, lalu bagaimana dengan kalian para pasukan khusus?"

"Kalian bahkan sering mengalami latihan abnormal untuk bersaing dengan para teroris, masih normal?"

"....."

Keduanya terdiam sebentar, dan akhirnya Ivana dan Addy saling memandang satu sama lain.

Sampai akhirnya Samael berkata, "Aku sudah menjawab pertanyaanmu, sekarang aku bertanya pada kalian."

"Apa yang kalian curigai dariku?"

Próximo capítulo