webnovel

Kegelisahan Tata

Valen hanya terdiam sambil menatap ke depan. Tata merasakan kegelisahan dalam dadanya, ada sesuatu yang memberontak dari dalam tubuhnya. Tubuhnya bergetar dan merasakan sengatan listrik mengaliri ke seluruh tubuhnya. Tata memutar tubuhnya dan menatap suaminya dengan pandangan penuh gairah. Valen tahu jika istrinya sangat menginginkan sentuhannya, tapi dia pura-pura tidak tahu.

" Ada apa sayang?" tanya Valen sambil menyentuh wajah Tata. Tata memejamkan matanya merasakan sentuhan Valen.

" Halo!"

Tata membuka matanya saat mendengar Valen seperti menerima panggilan. Matanya membulat, dadanya sesak wajahnya menggelap menahan amarah.

" Sekarang? Ok! A..."

Tata meraih ponsel Valen dengan cepat dan meletakkan ditelinganya.

" Halo, Ben!"

" Halo! Ha...!"

Tata melihat ponsel tersebut yang layarnya gelap lalu ditekannya tombol dipinggir ponsel. Menyala tapi tidak ada panggilan.

" Kamu...!"

" Kenapa sayang? Kamu sepertinya marah sekali?" goda Valen.

" Kamu membohongiku?" tanya Tata menatap Valen. Wajah Tata seketika merona, dia sangat malu sekali, tidak disangka jika dirinya akan berbuat hal bodoh seperti itu.

" Apa istriku sangat merindukan sentuhan suaminya?" goda Valen lagi. Tata menganggukkan kepalanya tanpa melihat Valen yang tersenyum smirk.

" Tapi akukan sudah janji nggak akan menyentuhmu!" kata Valen manja. Tanpa menghiraukan harga dirinya, toh mereka dalah suami istri, Tata menyesap bibir Valen dan Valen langsung membalasnya dengan penuh kelembutan. Valen tersenyum diantara ciuman panas mereka, mereka sangat menikmati bibir dan bagian dalam mulut mereka hingga mereka kehabisan nafas. Tata menatap mata suaminya dengan penih gairah, lalu perlahan dia bersimpuh diatas kedua lututnya dan melakukan hal yang membuat Valen terkejut. Valen tidak pernah menyangka jika istrinya akan melakukan itu.

" Kenapa? Heran? Aku juga ingin memuaskanmu sayang!" goda Tata. Lalu Tata membuat Valen mendesis dan mendesah karena kenikmatan yang dirasakannya akibat permainan istrinya. Sebuah mobil ternyata mengawasi mereka berdua dari kejauhan.

" Dasar jalang! Ternyata seperti itu kelakuan aslimu! Sialannnn!" pria itu marah dan memukul pintu mobil.

" Bos!" panggil pria yang ada di belakang kemudi.

" Cabut!" ucap pria itu. Lalu mobil mereka meninggalkan tempat itu.

Sementara Tata sangat puas bisa membuat suaminya senang, kemudian Valen mengangkat istrinya ke atas ranjang dan disentuhnya Tata dengan lembut hingga Tata merasakan sesuatu yang membuatnya meledak-ledak merindukan perasaan itu. Valen hanya melakukan sekali, karena dia takut akan kandungan Tata yang baru saja keluar dari RS.

" Sayang!" panggil Tata manja, dia tidak mau melepaskan pelukan Valen. Dirabanya bagian bawah Valen, tapi dengan cepat dipegangnya tangan istrinya itu, terlihat kekecewaan pada wajah Tata.

" Sayang! Kandunganmu belum cukup kuat!" ucap Valen.

" Lakukan dengan pelan sayang!" ucap Tata.

" Sayang! Masih banyak waktu! Aku akan memenuhi apapun keinginanmu!" kata Valen mengecup kening istrinya.

" Apa kamu berpikir aku seperti seorang jalang?" tanya Tata sedih.

" Apa yang kamu katakan? Kita adalah suami istri! Kamu boleh memintanya kapanpun kamu mau! Seberapa kalipun kamu mau! Tapi tunggu bulan depan! Saat ini dia baru saja sembuh!" kata Valen memeluk Tata dengan erat.

" Jangan lagi memiliki perasaan itu!" ucap Valen.

" Apakah aku memiliki kelainan karena aku sangat menginginkan lagi dan lagi?" tanya Tata.

" Hahaha! Tidak sayang! Keinginanmu masih dalam taraf normal, tapi memang sedikit berlebihan!" goda Valen.

" Tuh'kannnn!" rengek Tata.

" Tidak sayang! Aku hanya bergurau!" jawab Valen mengelus rambut istrinya.

" Kita mandi?" ajak Valen.

" Aku mau sekali lagi boleh?" bisik tata seakan takut ada yang dengar. (Ada yang dengar Ta! Tuhhhh readers yang lagi baca!!!)

" Boleh! Dasar nggak bisa dibilangin!" jawab Valen tidak ingin mengecewakan istrinya. Lalu Valen menggendong istrinya dan memasukkan dalam bathup dan mereka melakukannya sekali lagi dengan penuh kelembutan dan hati-hati.

" Sudah puas?" goda Valen saat mereka sedang mengeringkan tubuh. Wajah tata merona karena malu.

" Jangan menggodaku terus sayang! Mungkin aja ini efek hormon kehamilan!" jawab Tata sekenanya.

" Hmmm! Hormon kehamilan! Perasaan saat kita pertama melakukan beberapa minggu yang lalu ada yang nggak mau berhenti!" goda Valen.

" Sayangggg! Aku malu tau!" jawab Tata menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

" Hahaha! Istriku memang sangat menggemaskan!" kata Valen tertawa. Tok! Tok! Tok!

" Mamaaaaa!" panggil reva.

" Astaga, reva!" kata Tata.

" Biar aku yang buka!" kata Valen, tapi Tata menarik tangan Valen saat Valen akan melangkah.

" Apa?" tanya Valen.

" Apa kamu akan seperti itu menemui anakmu?" tanya Tata menunjuk tubuhnya.

" Hehehe! Aku lupa!" kata Valen saat melihat dirinya yang hanya memakai handuk di bagian bawahnya. Valen berjalan di lemari Tata dan berdiri di depan cermin.

" Astaga, sayang! Kamu ganas sekali! Lihat!" ucap Valen memperlihatkan tubuh toplesnya yang penuh tanda merah sampai ke bawah.

" Valennnn!" teriak Tata malu. Valen tertawa senang karena berhasil membuat malu Tata. Kemudian mereka segera berganti pakaian untuk menemui reva.

" Mama!" sapa reva memeluk pinggang mamanya saat pintu kamar Tata telah terbuka.

" Halo, sayang!" jawab Tata membalas pelukan Reva.

" Papa nggak dipeluk?" tanya Valen yang telah duduk di sofa. Reva berlari ke arah Valen lalu ditangkap dan didudukkan di paha Valen.

" Kenapa sih kamar mama sekarang sering dikunci?" tanya reva. Wajah Tata seketika merona mendengar pertanyaan putrinya.

" Mama lagi bobok dan capek, perlu istirahat!" jawab Tata.

" Tapi biasanya nggak pernah biar mama capek!" jawab Reva. Astaga! Bagaimana ini? batin Tata. Tata memandang Valen meminta pendapat.

" Mama mungkin malu kalo bobok nggak pake baju!" kata Valen.

" Kenapa nggak pake baju?" tanya Reva.

" Mama kepanasan sayang! Ac lagi mati kemarin-kemarin!" jawab Valen.

" Tadi kenapa dikunci? Kan Acnya nyala!" tanya Reva lagi.

" Baru dibenerin sama papa!" jawab Valen.

" Kalo ada papa kamar mama selalu dikunci! Kalo papa nggak ada nggak dikunci!" tutur Reva polos. Tata terkejut mendengar penuturan Reva. Astaga! Bener-bener kayak papanya! Ngejar terus! batin Tata.

" Kita makan, yuk!" ajak Valen.

" Kita makan apa?" tanya Reva.

" Reva mau makan apa?" tanya Valen.

" Ice cream!" bosok Reva.

" No ice cream!" kata Tata yang tahu jika putrinya akan merayu suaminya untuk makan es krim. Wajah Reva cemberut mendengar ucapan Tata.

" Gimana kalo kita makan dirumah aja! Kasihan mbak sumi udah masakin buat reva!" ucap Valen merayu putrinya.

" Reva maunya gurami asam manis!" ucap Reva.

" Papa juga suka!" jawab Valen. Astaga! Apa mereka bertiga akan menyukai Gurami asam manis semua? batin Tata memegang perutnya. Karena Tata paling tidak suka ikan, tapi sejak mengandung, dia sangat menyukai ikan.

" Horeee! Ayo, pa!" ajak reva, lalu Valen menggendong putrinya itu di bahunya.

" Sayang! Reva itu perempuan!" ucap Tata.

" Hahaha! Biar perempuan harus sedikit jantan, sayang!" jawab Valen, sedangkan Reva tertawa senang karena Valen menggoyang-goyang tubuhnya.

" Aduhhh! Nggak boleh! Reva harus feminin sayang!" teriak Tata dengan wajah sedikit sebel karena Valen yang memanjakan Reva.

Próximo capítulo