Aidan memasuki rumah, ia baru sampai setelah mengantarkan Dara pulang ke rumah. Sepi, itu lah yang dirinya rasakan sekarang. Rumahnya yang biasanya ramai karena omelan Mamanya kini sepi.
Sebenarnya Mamanya itu meminta dirinya dan Caca untuk menginap di rumah Ivy, neneknya. Namun Caca menolak. Karena Caca tidak bisa jauh dari Kavin, katanya.
Memang, Adiknya itu sangat bucin maksimal.
Aidan melangkah semakin masuk ke dalam rumah, namun ia tidak mendapati Adiknya di ruang tengah, ruang makan, dapur atau pun taman belakang.
"Ca!" panggil Aidan, laki - laki itu menaiki tangga menuju lantai atas.
"Caca! Lo dimana?"
Aidan membuka pintu kamar adiknya, ia menghembuskan napas lega. Ternyata Adiknya itu seperti biasa, duduk di kursi yang berada di balkon seraya memandangi balkon kamar sahabatnya itu.
"Dasar bucin," ejek Aidan.
Caca yang mendengar ejekan Kakaknya itu berbalik menghadap Aidan, "lo kayak nggak pernah bucin aja, Bang."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com