Selesai makan siang, kami berbincang kembali berbincang, aku sungguh tak menyangka mereka menerimaku dengan hangat seakan aku sudah berhubungan lama dengan Ali. Tak lama kemudian kedua orang Ali pergi untuk menghadiri sebuah acara jadi aku sekalian pamit seandainya nanti aku pulang mereka belum kembali. Pelukan hangat mama Ali sebelum masuk ke dalam mobilnya membuatku terharu. Pelukannya mengingatkanku pada pelukan mama Harsya. Aku melambaikan tanganku saat mobil yang dikemudikan papa Ali mulai melaju meninggalkan rumah.
Aku dan Alya duduk di ruang keluarga saat Ali keluar dari ruangan untuk menerima telepon.
Seperti Ali, Alya juga seorang yang supel, kami menjadi cepat akrab karena dia pandai mencairkan suasana. Dia bercerita tentang keluarganya dengan riang, tentang kesibukan ayah dan ibunya, tentang kakak perempuannya dan juga kejahilan-kejahilan Ali, topik terakhir ini sangat menarik perhatianku membuatku tak bisa menahan tawaku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com