webnovel

Bab 2 | Dengan Caraku

2. Dengan Caraku

Ketika dihadapan kita ada sebuah masalah. Lari adalah pilihan teratas orang-orang bodoh.

***

"Di kelas gue ada anak baru. Rese banget, mana duduk di sebelah gue lagi. Untung tampangnya lumayan. Tapi, mukanya kayak nggak asing gitu, mungkin karena muka dia pasaran kali ya, " celoteh Raskal sambil kembali mengingat kejadian di kelasnya tadi. Saat ini ia sedang berada di rooftop sekolah bersama ketiga temannya. Alta, Keral, dan Satya. Karena malas di kantin yang begitu ramai hari ini.

Tidak ada tanggapan, ia yang sedari tadi mengedarkan pandangannya pada sudut rooftop langsung menoleh pada Alta yang berada tepat disampingnya. "Yaelah gue ngomong kali. Ditanggapi kek."

Alta mengangkat sebelah alisnya "Lo ngomong sama gue?"

"Enggak. Gue ngomong sama pantat babi!" ketus Raskal.

"Ya udah lanjutin." Alta kembali diam sambil menatap ke arah koridor lantai tiga.

Ingatkan Raskal kalau membunuh orang itu dosa. Ia mati-matian menahan tangannya agar tidak mendorong Alta ke bawah. Hal itu justru membuat Keral dan Satya menahan tawa.

"Tadi gue mau nyium tuh cewek asal kalian tau," kata Raskal bangga mengalihkan emosinya.

Satya menyeringai. "Nggak kaget. Lo emang nafsuan."

"Bagus lah, artinya gue normal," bela Raskal kemudian menghisap rokok yang tinggal separuh ditangannya.

"Berhasil nggak?" tanya Satya.

Raskal berdecak. "Gimana mau nyium. Dia langsung bisikin gue beginian 'Kaos dalam lo kelihatan. Lo suka barbie ya?'," ucapnya dengan suara yang dibuat-buat. Ia mendengus lalu membuang putung rokok dan menginjaknya.

Satya terbahak mendengar ucapan Raskal. Memang masih mending dia yang suka JKT48 daripada Raskal yang cinta mati sama barbie. Terlebih pada maripossa dan thumbelina. Menurutnya, barbie itu sudah masuk dalam ranah perempuan. Berbeda dengan JKT48 yang ranahnya sudah universal, jadi wajar.

"Uhuk uhuk aduh tenggorokan gue. Ya Allah." Satya memegang lehernya karena tiba-tiba tersedak asap rokok.

"Mampus lo. Kualat kan," ucap Raskal. Sekarang giliran lelaki itu yang tertawa menikmati penderitaan temannya.

"Uhuk uhuk air woy."

Keral lantas membuang rokoknya. Takut kejadian Satya juga menimpanya. Sedangkan Raskal masih menertawakan temannya itu. Biar mampus sekalian.

"Dasar temen musiman lo pada. Saat dibutuhin semua pada budeg," cerocos Satya, ia terduduk di lantai sambil menutup mulutnya yang masih terbatuk dengan tangan.

Keral menyodorkan minuman pada Satya yang langsung disambut secepat kilat.

"Uhuk uhuk uhuk, aduh kenapa malah dikasih big cola sih." Satya kesal setegah mampus pada Keral yang masih berdiri di hadapannya. Pasalnya ia langsung meneguk minuman yang diberikan Keral tanpa melihat kalau minuman itu bersoda. Jadilah ia tersedak untuk kedua kalinya. Tenggorokannya benar-benar sakit, sampai matanya mengeluarkan air.

"Makan tuh soda." Raskal terpingkal-pingkal melihat nasib teman di hadapannya itu.

Keral jadi ikutan tertawa. Ia refleks mengambil minuman itu di dekatnya tadi, niatnya ya untuk membantu Satya karena kasihan. Eh malah memperparah keadaan.

Satya mengupat dalam hati. Tidak sanggup berbicara karena masih terbatuk. Sial.

Sedangkan Alta yang merasa terusik dengan kebisingan teman-temannya, mulai menghembuskan napas. Ia menyerahkan sebotol air mineral miliknya pada Satya dan menunggu temannya itu menghabiskan airnya.

Setelah Satya berhenti terbatuk dan mulai berdiri ia pergi begitu saja

"Mau kemana lo?" tanya Keral.

"Turun," jawab Alta tanpa menghentikan jalannya. Ia sudah membuka pintu rooftop ketika ketiga temannya itu akhirnya memilih menyusul.

Sesampainya di koridor, semua mata teralih pada empat siswa yang baru saja turun dari lantai 4. Beberapa siswi mulai menahan napas dan menahan dirinya agar tidak berteriak ataupun berbuat hal absurd lainnya karena kagum dengan mereka. Terlebih Alta.

Alta tersenyum kecil, membalas sapaan adik-adik angkatannya. Ia mempercepat jalannya karena risih ditatap sebegitunya oleh mereka.

"Lain kali lo gak usah pake daleman barbie kaya gitu. Gue malu jalan sama lo," ucap Keral pada Raskal.

"Anj**, gue gak sengaja pake beginian," bela Raskal. "Kenapa cowok selalu diejek kalau suka barbie. Yang patut diejek itu cowok yang suka main cewek."

"Ya lo itu. Patut dihina, " Satya akhirnya bisa bicara lagi meskipun dengan suara serak.

"Gue gak main cewek ya," kata Raskal, meskipun bukan rahasia umum lagi kalau ia memang suka main perempuan.

"Cuma suka tidurin cewek, " kompak Keral dan Satya membuat Raskal melotot karena mereka mengatakannya di depan banyak orang. Guru PPL yang kebetulan lewat di dekat mereka bahkan sampai menoleh.

Alta berhenti berjalan dan menatap kedua temannya bergantian. Sontak mereka diam. Suasana mendadak awkward. Alta memandang Raskal yang tersenyum kikuk ke arahmya.

Raskal menggaruk tengkuknya. Kemudian nyengir lebar. "Cuma tadi malem doang. Soalnya dingin. Tahu sendiri kan kemarin hujan lebat."

Tidak menggubris perkataan Raskal, ia kembali berjalan. Ia tidak habis pikir dengan ketiga temannya itu yang membahas hal sensitif di area sekolah. Apalagi di koridor sekolah dan saat jam istirahat seperti sekarang.

Alta berbelok menuju koridor sebelah kiri. Tujuannya saat ini bukan kelas.

Tapi, sebuah ruangan paling sudut tepat sebelah lab fisika.

Próximo capítulo