webnovel

Love is simple

Satu minggu berlalu, meri mempersiapkan ulang tahun junior di sebuah hotel bintang empat di pusat kota. Itu atas usulan ilham, karena keributan terlalu lama di rumah untuk mengurus dekorasi acara tidak baik untuk junior.

Selama proses persiapan itu, meri di bantu dengan pihak hotel serta ilham membuat persiapan yang begitu mewah. Meri sampai protes kepada ilham karena menganggap itu berlebihan dan di luar konsep anak-anak.

Sejak kecil, meri selalu mengajarkan sikap sederhana kepada junior untuk menanamkan sikap rendah hati. Acara ulang tahun dengan sebuah altar megah menuju halaman belakang hotel sangatlah berlebihan.

Ilham yang meminta hal itu. Selain dekorasi dengan tema anak-anak, ia juga membuat dekorasi bernuansa putih nan elegan untuk para tamu penting.

"ilham, ini berlebihan. Kita hanya merayakan acara ulang tahun bukan hari pernikahan" protes meri.

"tenanglah. Ini sesuai dengan kelas ayahmu. Ulang tahun ke tiga junior adalah ulang tahun pertama yang dirayakan di Indonesia. Ayahmu dan yang lain pasti mengundang tamu-tamu penting mereka. Akan ada banyak tamu, jadi ini sama sekali tidak berlebihan" ujar ilham.

"terserah kau saja" meri melengos pergi dengan perasaan kesal karena itu di luar harapannya yang ingin tetap sederhana.

Ilham sangat mengerti sikap meri yang sejak kecil terbiasa dengan sikap low profile. Tapi acara ini bukan acara biasa jadi ia tidak akan membiarkan momen ini berlalu tanpa kesan.

Pada hari menjelang acara ulang tahun. Ilham memberikan sebuah kotak hadiah kepada meri saat ia akan segera pamit pulang ke hotelnya.

"ini apa?" tanya meri menatap gaun panjang berwarna putih mewah dengan bagian punggung terbuka.

"itu gaunmu untuk acara besok pagi. Di situ juga ada pakaian untuk junior, pastikan kau mengenakannya dan tampillah dengan penuh keanggunan"

Meri menatap punggung pria yang memberikan hadiah luar biasa di tangannya itu mulai menjauh. Dia masih merasa segala persiapan acara ulang tahun junior terlalu berlebihan. Tapi keluarganya mendukung konsep yang di tawarkan ilham membuat meri tak bisa beradu argumen lagi.

Dia terkejut melihat daftar tamu yang di undang oleh ayah dan ibunya. Bukan hanya kerabat yang berada di pulau itu, paman anton dan bibi lusi yang sejak lama tak mengabarinyapun turut menjadi tamu.

Selama persiapan yang memakan waktu hampir dua minggu, andre dan maria hanya datang sesekali karena maria harus banyak beristirahat menjelang kelahirannya yang sudah semakin dekat. Tapi sebagai bunda dan ibu tiri bagi junior, ia bersikeras untuk hadir hingga andre harus tinggal di Indonesia selama dua minggu itu.

Mereka sering datang mengunjungi junior tapi tak pernah berpapasan dengan ilham. Meri juga enggan mengatakan kepada ilham bahwa andre dan maria juga akan datang. Dia pikir itu akan jadi kejutan di hari ulang tahun junior besok.

Membayangkan ekspresi terkejut ilham dengan kedatangan andre sebagai suami maria membuat meri tersenyum licik. Dia akan mengejutkan ilham dengan memberikan informasi yang terpotong saat di paris. Dia hanya mengatakan andre bahagia dengan wanita pilihannya tapi tak mengatakan bahwa wanita itu adalah maria.

Hal itu akan menjadi kejutan yang menyenangkan. Mengingat maria adalah asisten meri saat ia hamil tua.

Ke esokan harinya, meri membawa junior ke tempat acara pada pagi hari, bahkan ia hampir mendahului ayam berkokok pertanda pagi. Dia sengaja datang lebih awal karena ilham sudah memesan seorang make up artis untuk mendandaninya dan juga membantu junior bersiap-siap.

Tak ingin mengecewakan segala jerih payah ilham untuk membuatnya dan junior tampil sempurna, meri hanya mengikuti intruksi yang sudah di berikan pria itu.

Dia berdandan di temani junior dan ibunya yang terpana melihat betapa cantik wanita di hadapannya. Junior sampao membuka mulut tanpa sadar dan terus terpelongo menatap ibunya. Ibu meri kurang lebih menunjukkan ekspresi yang sama dengan cucu kesayangannya.

Melihat ekspresi kedua penonton di sampingnya, meri merasa tidak nyaman. Dia merasa penampilannya terlalu berlebihan untuk sebuah birthday party. Tapi apa boleh buat, semua yang ia pakai dari gaun, sepatu, make up hingga asesoris semua adalah pilihan ilham.

Setelah tiga jam bersiap-siap, meri keluar menuju ruang acara bersama dengan junior dan ibunya. Junior berjalan disisinya dengan memegang tangan ibunya.

Saat memasuki aula, sudah banyak tamu penting. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, semua tampil memukau tapi tetap saja dandanannya terlihat memcolok dan menarik perhatian. Hal yang sejak dulu dia benci. Tatapan mata kagum dari setiap tamu yang ia lewati membuat perasaannya semakin terganggu.

Junior menarik meri dengan keras kemudian menunjuk ke arah altar di mana ilham sudah berdiri dengan setelah tak kalah mengesankan. Dia tampak memukau dengan kemeja putih serta jam putih bersulam benang berwarna emas. Celana putih dan sepatu pantofel kulit hitam mengkilat membuatnya tampak seperti pria dewasa cerdas yang akan melangsungkan pernikahan.

"kau tampak sangat cantik hari ini" pujian ilham seketika membuat pipi meri terasa panas. Ia pasti merona saat ini tapi beruntung riasan dengan blush on cerah dapat mengaburkan rona itu.

"kau juga tampak lebih tampan dari biasanya"

Junior memeluk kaki ilham, meminta untuk di gendong. Anak kecil itu seakan ingin mengatakan sesuatu.

Setelah berada di gendongan ilham, junior mendekatkan mulutnya ke telinga ilham dan mulai berbisik.

"ibuku sangat cantik seperti bidadari. Benarkan?" bisik junior dengan rasa bangga.

Ilham yang mendengar itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Junior balas tersenyum. Meri yang tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan menurunkan alisnya dengan penasaran.

Tamu-tamu mulai berdatangan memenuhi aula acara. Meri berdiri bersama ilham yang masih menggendong junior melihat pemandangan tamu dengan riasan dan pakaian memukau.

Saat melihat tamu-tamu yang di luar prediksinya, meri melempar pandangan kepada ilham yang hanya mengacuhkan tatapan penuh tanya darinya.

"kak rafa" meri merasa senang rafa datang di saat-saat terakhir keputus asaannya.

Rafa sudah mengatakan berhalangan hadir karena harus menghadiri acara pernikahan sahabat lamanya. Dengan perasaan kecewa meri menelan kekesalannya mendengar rafa memilih sahabatnya daripada keponakannya. Tak di sangka kakaknya itu datang di acaranya.

"uncle" junior membentangkan tangannya agar rafa mengambilnya.

Dengan senang hati rafa menyambut uluran tangan ponakan tersayangnya. Sejak kecil hanya rafa yang dekat dengan junior selain karena rafa yang merawat saat ia masih bayi, rafa juga berada di belahan bumi yang sama dengan meri dan sering melakukan perjalanan bisnis ke bagian negara tetangga tempat meri tinggal.

Rafa selalu menyempatkan waktu dua atau tiga hari untuk mengunjungi meri setiap setengah bulan.

"kakak, terimakasih sudah datang. Tadinya aku sangat kecewa memikirkan kau tidak bisa hadir" ujar meri sedikit manyun.

"ini hari bahagia junior dan dirimu. Bagaimana bisa aku tidak datang" rafa memeluk meri di junior masih berada di dekapannya.

Saat memeluk rafa, meri kembali di kejutkan dengan kehadiaran rasyel. Meri menatap rafa dan rasyel bergantian berusaha meminta penjelasan.

"kami berbaikan. Dan memutuskan akan menuju pelaminan di tahun depan" rafa menjawab pertanyaan tak terlontar di benak meri.

"itu bagus" meri sangat senang.

Ilham kemudian bergabung dan turut mengobrol dengan keluarga meri. Acara akan segera di mulai jadi rafa dan rasyel memisahkan diri untuk menemui kenalannya yang juga turut di undang.

"apa andre tidak akan datang?" tanya ilham.

"tentu saja dia akan datang" jawab meri santai. "itu mereka" meri menunjuk kerumunan di mana andre berjalan menghampiri ilham dan meri dengan maria di sampingnya.

Terkejut. Tentu saja ilham terkejut dengan pemandangan itu. Jika ilham datang dengan istri atau kekasihnya, itu tidak akan terlalu mengejutkan. Tapi datang dengan maria yang sedang hamil tua adalah kejutan yang sangat tak terduga.

"mereka, bagaimana mungkin?" ujar ilham pelan seakan berbisik di telinga meri.

"hahaha. Kau pasti terkejut" meri sangat senang telah berhasil memberi kejutan kepada ilham.

"apa maria istri andre? Apa dia wanita yang kau bicarakan sebagai wanita yang cocok dengan adikku?" ilham kembali bertanya.

"Mmm, mereka tampak sangat baik ketika bersama. Kenapa? Apa kau tidak setuju?"

Ilham tidak mengatakan apa-apa karena andre dan maria sudah berdiri di hadapannya. Pandangannya tertuju pada pasangan aneh di hadapannya itu. Dia berpikir andre akan memilih seorang wanita luar biasa di atas meri dengan kepribadian rendah hati, lemah lembut dan paras menawan serta otak jenius.

Maria, sangat jauh dari kriteria yang bisa dia sebutkan kecuali fakta bahwa wanita itu cerdas dalam hal ilmu komputer. Dia tidak berpikir maria sangat menawan karena saat tinggal di apartemen yang sama, maria tampak biasa saja. Dia mungkin cantik tapi di mata ilham dia tidaklah menarik.

Siapa sangka, wanita keras dengan kata-kata kasar dan kalimat sumpah yang selalu terucap di bibirnya kini menggantikan posisi meri yang bahkan sepuluh kali lipat lebih baik.

Jika ia bandingkan, meri yang berhati lembut, berpikiran dewasa, berwawasan terbuka, sikap rendah hati, bijaksana dengan semua kata-katanya, cantik, anggun, menawan, cerdas dan banyak lagi kelebihannya tak akan bisa di bandingkan dengan maria yang tampak biasa saja.

Hal yang tidak diperhitungkan ilham adalah bahwa hati dan mata terkadang saling mengkhianati.

"kakak, bagaimana kabarmu?" andre yang menyapa terlebih dahulu.

"aku baik, sangat baik hanya sedikit terkejut" ilham memberikan kode bahwa yang ia maksud adalah kenyataan andre bersama maria.

"sebaiknya kita berbicara sambil duduk. Tidak baik untuk maria" meri memggiring para pria yang saling lempar tatapan itu ke sebuah meja bundar dengan empat kursi yang mengelilinginya. Tak terlalu jauh dari altar.

"adakah yang bisa menjelaskan kejutan ini kepadaku?" tanya ilham melihat ketiga manusia di hadapannya.

"maria menyukai andre, andre menyukai maria, junior menyukai maria dan aku setuju dengan hubungan mereka. Itulah faktanya" jawab meri singkat tapi tak cukup memuaskan bagi ilham.

"aku berada di atap yang sama dengan maria setelah meri sadar dan membantu kami merawat junior. Aku diam-diam menaruh perasaan kagum dengan sikap ke ibuan yang di tonjolkannya saat merawat junior. Kami terbiasa bekerja sama saat meri tak berada di rumah. Melihat perhatiannya rasa kagum itu entah kapan berubah menjadi rasa suka. Tapi itu setelah meri menandatangani surat cerai denganku"

"aku masih tidak mengerti. Lalu bagaimana dengan maria, sejak kapan dia menerimamu? Kalian sangat tidak cocok jika di lihat dari kepribadian" sanggah ilham.

"maria mengagumi andre saat pertama kali dia melihat andre di KJRI saat akad nikahku akan di langsungkan. Tapi dia cukup tahu posisinya jadi memendam perasaannya. Setelah tahu andre sosok jenius lulusan standford university, dia semakin kagum tapi tetap diam. Saat mereka tinggal se atap tentu saja denganku juga, benih cinta itu akhirnya muncul. Kau ingat kata pepatah "cinta muncul karena sering bersama" ku rasa itu benar-benar cocok untuk mereka" ujar meri.

"kau tahu maria menyukai suamimu sejak lama dan kau tidak marah?" ilham sangat heran dan merasa itu hal yang tidak wajar. Hal yang wajar adalah saat meri mengetahui hal itu, dia akan mengamuk dan melabrak maria. Itulah pendapat ilham.

"aku mengagumimu sejak lama, tapi andre tidak pernah melabrakmu bukan" ujar meri dengan polos.

"kau sepertinya masih belum ingat bagaimana dia melabrakku di hotel saat bersamamu di paris" ilham tersenyum menghina ucapan meri yang terdengar konyol. Temperamen andre sangat buruk saat cemburu, bagaimana mungkin adiknya itu tetap tenang saat tahu meri mengagumi pria lain terlebih pria itu adalah kakaknya sendiri.

"benarkah? Aku lupa dengan kejadian itu. Tapi dari sudut pandangku itu wajar jika andre melabrakmu. Kau membawa istri orang lain ke dalam hotel, tentu saja dia marah" meri membela andre.

Andre dan maria tersenyum menikmati perdebatan pasangan yang sebentar lagi akan meresmikan hubungan mereka.

"oke cukup. Kami yang menikah mengapa jadi kalian yang ribut. Istriku bahkan sudah akan melahirkan dan yang jadi perdebatan kalian hanya awal kami berhubungan. Oh come on guys. Love is simple. I love her and she love me. Just it" andre kembali dengan kepribadiannya yang selalu ke barat-baratan.

"this is indonesia ok. Gunakan bahasa indonesia saja" ujar meri.

Próximo capítulo