Satu minggu berlalu. Satu minggu terburuk yang Moa rasakan sepanjang masa kuliahnya. Gadis itu tak lagi bisa menunjukkan wajah cerah, begitu kakinya menapaki area kampus. Moa pikir hari terburuknya adalah ketika ia menjadi bahan gosip bertubi-tubi. Saat itu Moa sangat putus asa, bahkan sempat berpikir untuk menghilang. Tapi ternyata, itu masih belum seberapa dengan apa yang ia rasakan satu minggu terakhir. Setiap datang ke kampus, Moa akan disambut dengan tatapan tak suka para perempuan. Yang ini Moa masih tidak perduli. Moa bilang… peduli setan. Toh gue nggak minta makan ke kalian buat terus hidup.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com