Kayanya kalau Lin Xiao ilang pun nggak masalah, ye, 'kan? Secara, dia aja blangsakan gitu, baru didebat aja lawan-lawannya udah mundur seribu pijakan. Eh, enggak juga, sih. Aslinya dia itu humoris, retjeh gitu, lah. Asal yang ngadepin bukan orang hipertensi aja, bumi dan mars masih aman dari benturan.

Kira-kira kalau Lin Tian diajak nonton pertandingan sepak bola gimana react-nya, ya? Jangan-jangan dia ikut terjun ke lapangan, dikira gelud, kali? Nanti yang lain pakai sleding tackling, dia malah pasang kuda-kuda 🤧

Akhirnya, Ya Lord, setelah sekian purnama merubah wujud serigala berbulu kambing, mereka pun jalan-jalan juga. Terlepas dari bosannya Lin Tian udah ilang atau belum, tolong itu mukanya dikondisikan. Kasihan Lin Hua jadi domblang-domblong, padahal yang kesambet bukan dia.

Jauh di mata. Namun, dekat di hati 🎶 Eh, salah konsep ❌️ Dari mana datangnya cinta? Dari mata, turun ke hati ✔️ Dibuka lowongan menjadi kekasih Lin Xiao. Butuh cepat, sebelum ke-uwuw-an saudaranya merajalela. Minat? Inbox! 😭

Nggak tahu lagi, deh, trio Lin mau jalan-jalan aja riweuh bangeudd. Bahas masa lalu, lah, film, putus pacar, sampai laut aja diasinin. Eh, Lin Tian mau kukasih parang dan golok buat begal nanti di jalan? Haha, asal kamu masuk dulu, ya. Betewe, masuk ka mana iyeu?

Betewe, ini kaleand kapan go to jalan-jalannya, ya? Kalau masih mau lanjut juga nggak apa-apa, sih. Mending izin dulu, gih, sama Bapak Lin Pan. Entar malah diomelin soalnya bawa Lin Tian keluar kandang.

Yes, right. Potret sibling yang right emang like that, like Trio Lin. Semua berkat Om Lin Pan. Maybe kalau nggak ketemu sosok dermawan itu, trio Lin nggak bakal dapat kasih sayang dan keberuntungan kek sekarang ini. Neomu neomu gamsahabnida, Lin Pan Ahjussi.

Hohoho, Lin Hua pasti serem kalau ngamuk, ya.

No, no, no, they're a different that look like same, right?

Pus yang beruntung, Mbak Lin Hua aja sayang banget sama kamu. Si cantik kalau ngamuk kaya singa, giliran sama kucing aja alusnya kaya habis disetrika tujuh kali gosokan.

Mau ditambah pomade, nggak, Mas?

Jiahahaha, gimana rasanya dikacangin, Lin Tian? Enak, nggak? Eh, btw udah pernah makan kacang, belum? Just FYI, kacang itu enak, tapi kalau dikacangin, ya, Mas Tian tahu sendiri rasanya, lah. Utututu tayang, abis ini diajak jalan, kok, sama Neng Hua.

Jan cepat2 jalannya, itu Lin Tian baru lahir, lho.

Thirty minutes? Euh, euh, euh, lamban! Eh, enggak, deng. Kasihan tenaga medisnya sampai berpeluh-peluh. Mana Lin Tian berotot, ya, 'kan? Yang pasang kerangkeng harap-harap cemas kalau doi trantum lagi.

Satu cudesan jarum lagii, dan pingsoy.

Scorpio itu zodiak, nggak, sih? T-tapi, Lin Tian lahirnya, 'kan .... Kenapa dia nggak dipanggil kocheng ideung aja? Sesuai sama itu, anunya. Eum, sebenarnya, dipanggil Lin Tian aja udah syedhepp, sih.

Dia aja bingung, apalagi aku 🤧

Nggak ngikut marga emak, apalagi bapak. Mak jlep! Seketika aura kebanyolan Lin Tian tertutupi oleh haru yang membiru. Baguslah kalau dia ketemu sama Lin Pan, aku jadi lebih tenang soal hidupnya Mas Pendekar.

Huhuhu, kesiyan little Tian.

Nggak kebayang, betapa kobamnya Lin Tian yang bolak-balik disundet pakai sedativa. Omaygatt, jangan berontak mulu, Ayang Lin. Kan, kamu jadi dibikin bobok paksa.