Hujan sudah berhenti ketika ia melewati jembatan Mahakam yang sepi. Udara di luar mobil sangat dingin, kabut asap akibat kebakaran hutan mempengaruhi jarak pandangnya ke depan. Terlalu bahaya perjalanan malam ini. jarak pandang yang bisa di jangkauannya berkisar 5 meter ke depan. Ia tak bisa melihat mobil lain dari arah berlawanan meskipun sudah menggunakan lampu sorot jarak jauh. Realita memilih lewat jalan gunung Lipan dari pada lewat jalan Loa Janan yang lumayan jauh bila menuju Balikpapan. Realita menambah kecepatan mobil karena jalannya lumayan menanjak, lalu mengurangi kecepatannya ketika hendak menurun. Tapi...apa yang terjadi? Rem mobil ini tidak berfungsi. Reslita panik. Kenapa bisa begini? Kabut putih menutupi pandangannya. Realita terkejut, sebuah kendaraan besar Tronton bermuatan berat ada di depannya, kendaraan itu mengalami kesulitan jarak pandangnya juga. Realita panik, Tronton itu mengambil jalannya. Realita membanting setir ke kiri menghindari Tronton itu. Mobilnya terbang melayang jauh melewati semak belukar di tepi jurang mendarat dengan keras ke tanah menabrak pohon-pohon kecil lalu terbalik. Rama menjerit dengan keras, dan Shinta menangis dengan histeris. Pandangan Realita berubah gelap lalu putih. Ia tidak tahu apa yang terjadi sesudahnya. Dia pingsan tak bergerak. Wajah Reslita dan Rama terbenam oleh airbag. Hal ini membantu mereka dari terluka parah.
Realita VS Relina
Urban · Meri_Sajja
detail