A Teen Stumbles upon a new unrecognizable world.
Planning to discover it's secrets, he meets allies along the way to help. But there is a terrible presence of blood-lust and evil throughout the land. Will he fight for the truth?

Sota Toyoda is a small boy who lost his parents at a young age and now lives with his aunt Ruka.  His only friend is Harumi, who often berates him. He is a shy guy who lacks self-confidence and his classmates take advantage of him. One day, a portal opens and a fairy enters his bathtub. Eventually, Sota became a love magnet for four fairies!


Pagi hari yang cerah seorang pria berumur sedang memeriksa file-file yang ada di meja, ia kemudian menelfon seseorang untuk mengatakan hal penting.

"Moshi moshi, ah iya begini aku mau kamu menuliskan lagu yang cocok dan juga mengaransemenkan lagu tersebut untuk debut pertama member baru kalian, karena kalian juga sudah memiliki singgel lagu masing-masing maka aku ingin dia juga punya, mengerti...?" perintahnya dan segera memutus panggilan telefon tersebut. Sedangkan orang yang di seberang sana mendumel kesal.

Di apartemen Akirra sedang memasak untuk sarapan pagi para member FB, menu yang cukup sederhana untuk pagi ini yaitu nasi goreng. Setelah semua siap ia memanggil teman-teman segrupnya untuk menghampiri meja makan yang sudah tertata rapi dengan nasi goreng di masing-masing tempat makan mereka yang melingkar.

Saat makan pagi kali ini suasana sedikit tenang karena tak ada yang mulai mengobrol, hanya ada suara dentingan sendok dan piring. Yah entah karena mereka masih mengantuk atau memang lagi malas untuk bicara siapa yang tau.

Tepat setelah sarapan mereka selesai, manajer datang dan mengumpulkan mereka di ruang tengah untuk membicarakan debut singgel member baru mereka yang 2 minggu harus bisa dilaksanakan. Dan juga malam nanti akan ada konser besar di gedung yang berada di daerah Shibuya, Tokyo.

Di sana bukan hanya Boyband FB yang akan tampil tapi beberapa idol lain juga akan mengisi acara konser nanti malam, salah satunya adalah Girlband HG. Jadi mereka harus latihan untuk tampil nanti malam dengan beberapa lagu mereka.

Setelah membicarakan soal debut pertama Akirra dan konser nanti malam, manajer mereka pun undur diri. Sebelum itu....

"Aya-chan kau pasti bisa melakukannya kan? Bukankah kau itu berprestasi pasti akan mudah kan untuk debut 2 minggu lagi?" bisik sang manajer yang tak lain adalah paman Ayaka atau sekarang dikenal dengan nama Akirra.

"Tentu Ji-chan tak usah khawatir, aku pasti bisa melakukannya, tenang saja" bisiknya balik.

Dan sekali lagi saat mereka berbisik-bisik ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Mungkin dia tidak menyadari hubungan sang manajer dengan Akirra ini, padahal kalau di perhatikan bukankah marga mereka sama? Mungkin ia belum sadar akan hal itu. Akhirnya ia pun bertanya karena tak tahan akan rasa penasarannya.

"Hei Nibui, ada hubungan apa kau dengan manajer?" tanyanya saat sang manajer telah pergi.

"Ah dia adalah pamanku" jawabnya.

"Eeeehhh kalian keluarga? Kenapa kami baru tau?" kejut yang lain.

"Hehe ku kira kalian sudah tau karena marga kita sama, jadi aku tak bilang kepada kalian soal ini" cengengesnya.

"Eeehh aku baru menyadarinya" kata Kanaye.

"Makanya kalian sering berbisik-bisik di belakang kami" kini Kano pun baru menyadari itu.

"Ya sudah kita bahas itu lain kali, mari kita berlatih untuk konser malam nanti" kini Akirra menyudahi pembahasan mereka tentang dia dan pamannya.

"Ah kau benar ayo kita ke studio latihan" ajak Ken menyudahi.

Mereka pun berlatih dengan sungguh-sungguh, walau kadang ada gerakan yang salah yang dilakukan oleh Kanaye. Dan berbeda dengan Akirra yang notabenenya member baru ia malah sama sekali tidak melakukan kesalahan sedikit pun, sungguh hal yang membuat kagum ini membuat Kanaye berkomentar.

"Aaahhh kuso! Kenapa gerakanku salah terus... Oooohh Akirra kau sungguh beruntung di latihan untuk konser pertamamu kau sangat lancar, aku iri..." kata Kanaye dengan mata bak kucing ingin dibuang.

"Aaah kau terlalu memuji Abe-san" jawab Akirra merendah.

"Ah panggil saja aku Kanaye seperti yang lain, dan kau benar-benar luar biasa" kini Kanaye mengacungkan dua jempol sekaligus dengan cengiran di wajahnya.

Latihan terus dilakukan dan kini tiba malam besar untuk mereka ah lebih tepatnya untuk Akirra yang memang baru pertama akan melakukan konser besar malam ini sebagai idol. Kini mereka sedang di rias untuk tampil nanti, dan di belakang panggung sudah ada beberapa idol salah satunya Girlband HG yang sudah siap untuk tampil di gilirannya nanti.

MC telah membuka acara konser tersebut dan para penonton juga sudah tak sabar menunggu idolanya tampil. Para idol telah banyak yang tampil dan sekarang giliran Girlband HG yang akan tampil.

"Ya sekarang akan kita tampilkan Girlband terkenal di Jepang dan di negara lainnya, kita sambut dengan meriah HaruGirl" MC mulai memanggil Girlband HG untuk memasuki panggung.

"Kyaaaa HG.... love you...." para fans berteriak histeris saat HG telah memasuki panggung.

Kini mereka memulai gerakan sesuai iringan lagu. 

君がいるならどんな夢も
叶うような気がしてるよ
君がいるから諦めない
ありがとう君に会えてよかった 
Kimi ga iru nara donna yume mo
Kanau youna ki ga shiteru yo
Kimi ga iru kara akiramenai
Arigatou kimi ni aete yokatta
Seperti apapun mimpi mu itu
Akan terwujud asalkan kau menjaganya
Karena kamu disana, jangan menyerah
Terima kasih, aku senang bertemu denganmu

1人ぼっち Lonely
あの顷の事思い出して
どうしようもないくらい
寂しくて 切なくて 
Hitori bocchi Lonely
Ano koro no koto omoidashite
Doushiyou mo nai kurai 
Sabishikute setsunakute
Teringat dihari yang sunyi itu
Disaat aku tidak punya pilihan
Tak bias kutahan
Rasa sedih dan kesepian

あたりまえの日常が
ただ淡々と流れていった
Fly Fly どこか遠く
そんな事ばかり考えてた
Atarimae no nichijou ga
Tada tan tan to nagarete itta
Fly… Fly… dokoka tooku
Sonna koto bakari kangaeteta
Keseharian yang mengalir alami
Namun terasa biasa saja
Terbang..terbang.. sejauh aku ingin pergi
Mengapa ku berpikir hal yang seperti itu    

そして　君と出会い
生まれたのは小さな願い
この人ともっと一緒にいたい
この人とずっと笑っていたい
Soshite kimi to deai
Umareta no wa chiisana negai
Kono hito to motto issho ni itai
Kono hito to zutto waratte itai 
Kemudian aku bertemu denganmu
Dengan harapan kecil yang kumiliki
Aku ingin selalu bersama orang ini
Aku ingin selalu tertawa Bersama orang ini

"守りたい"そう思った
生まれて初めて強くなれた
Fly Fly どこか遠く
そんな事考えなくなった
Mamoritai sou omotta
Umarete hajimete tsuyoku nareta 
Fly… Fly… dokoka tooku
Sonna koto kangaenaku natta
Kurasa aku ingin melindungimu
Untuk pertama kalinya aku ingin lebih kuat
Terbang..terbang.. sejauh aku ingin pergi
Sampai tak memikirkan hal lain lagi

どんなにボロボロになってもいい
ただ君と一緒に生きていたい
君の笑颜を见るその為に
僕は歌うよ
Donna ni BORO BORO ni nattemo ii
Tada kimi to issho ni ikite itai
Kimi no egao wo miru sono tame ni
Boku wa utau yo
Tak perduli betapa lusuhnya pun itu
Tapi tetap saja ku ingin bersamamu
Demi melihat dan membuat kamu tersenyum
Aku akan terus bernyanyi

君がいるならどんな夢も
叶うような気がしてるよ
君がいるから諦めない
ありがとう君に会えてよかった 
Kimi ga iru nara donna yume mo
Kanau youna ki ga shiteru yo
Kimi ga iru kara akiramenai
Arigatou kimi ni aete yokatta
Seperti apapun mimpi mu itu
Akan terwujud asalkan kau menjaganya
Karena kamu disana, jangan menyerah
Terima kasih, aku senang bertemu denganmu

君がいるなら
君がいるから 
Kimi ga iru nara
Kimi ga iru kara
Karena kamu disana
Dan kamu disini
 
もっと強く Tell you
時には君を傷つけて
胸にこみ上げる何かが
涙に变わってゆく 
Motto tsuyoku Tell you
Toki ni wa kimi wo kizutsukete
Mune ni komi ageru nanika ga
Namida ni kawatte yuku
Aku ingin lebih kuat untuk memberitahumu
Bahwa terkadang aku menyakitimu
Dan sesuatu dalam hatimu
Dimana kamu ingin menangis

少年が大人になる
蕾だった花が咲き始める
そうさ,步いてゆこう 
君となら何も怖くないよ 
Shounen ga otona ni naru
Tsubomi datta hana ga saki hajimeru
Sou sa, aruite yukou
Kimi to nara nani mo kowakunai yo
Tapi anak laki-laki tumbuh dewasa
Kuncup bunga bermekaran
Jadi ayo kita jalani jika kamu mau
Tanpa takut apapun

谁かに马鹿にされたっていい
ただ君の為に夢を叶えたい
何度間違っても躓いても
僕は歌うよ 
Dareka ni baka ni saretatte ii
Tada kimi no tame ni yume wo kanaetai
Nando machigattemo tsumazuitemo
Boku wa utau yo
Aku tertipu oleh seseorang
Tapi aku hanya ingin mimpiku terwujud hanya untukmu
Bahkan jika aku tersandung berkali-kali melakukan kesalahan
Aku hanya akan bernyanyi

君がいるならどんな夢も
叶うような気がしてるよ
君がいるから諦めない
ありがとう君に会えてよかった 
Kimi ga iru nara donna yume mo
Kanau youna ki ga shiteru yo
Kimi ga iru kara akiramenai
Arigatou kimi ni aete yokatta
Seperti apapun mimpi mu itu
Akan terwujud asalkan kau menjaganya
Karena kamu disana, jangan menyerah
Terima kasih, aku senang bertemu denganmu

君がいるなら
君がいるから 
Kimi ga iru nara
Kimi ga iru kara
Karena kamu disana
Dan kamu disini
 
どんなにボロボロになってもいい
ただ君と一緒に生きていたい
夢が叶うその日が来るまで
僕は歌うよ
Donna ni BORO BORO ni nattemo ii
Tada kimi to issho ni ikite itai
Yume ga kanau sono hi ga kuru made
Boku wa utau yo
Tak perduli betapa lusuhnya pun itu
Tapi tetap saja ku ingin bersamamu
Sampai hari itu sampai impian kita terwujud
Aku akan bernyanyi
 
君の傍で
Kimi no soba de…
Berada disampingmu

君がいるならどんな夢も
叶うような気がしてるよ
君がいるから諦めない
ありがとう君に会えてよかった 
Kimi ga iru nara donna yume mo
Kanau youna ki ga shiteru yo
Kimi ga iru kara akiramenai
Arigatou kimi ni aete yokatta
Seperti apapun mimpi mu itu
Akan terwujud asalkan kau menjaganya
Karena kamu disana, jangan menyerah
Terima kasih, aku senang bertemu denganmu

君がいるならどんな夢も
叶うような気がしてるよ
君がいるから諦めない
ありがとう君に会えてよかった 
Kimi ga iru nara donna yume mo
Kanau youna ki ga shiteru yo
Kimi ga iru kara akiramenai
Arigatou kimi ni aete yokatta
Seperti apapun mimpi mu itu
Akan terwujud asalkan kau menjaganya
Karena kamu disana, jangan menyerah
Terima kasih, aku senang bertemu denganmu

ありがとう 僕に出会ってくれて
Arigatou boku ni deatte kurete
Terima kasih sudah bertemu denganku


Ini hanyalah cerita fiksi

Namaku Nakashima Ayaka anak dari Nakashima Kotaishi dan Nakashima Miyu, gadis umur 19 tahun yang bercita-cita menjadi Idol terkenal, namun tak diberi izin oleh Tou-channya. Dan akhirnya menyamar menjadi laki-laki demi mewujudkan mimpinya. Apakah ia mampu mewujudkan impiannya dengan identitas palsunya tanpa terbongkar?

FuyuBoys atau biasa disingkat FB boyband terkenal yang beranggota delapan pemuda tampan dengan karakter yang dingin dan cool sesuai nama panggungnya yang berarti musim dingin. 

Dan ada juga girlband yang bernama HaruGirls yang biasa disingkat HG dengan anggota tujuh gadis dengan karakter ceria dan lembut sesuai nama panggungnya yang berarti musim semi.

Disinilah kehidupan Ayaka akan berlangsung.

Aku dan Vincent dibawa oleh seorang penjaga atas perintah Dr. Guren. Setelah berjalan beberapa lama kemudian, kami sampai di Kelas Disiplin milik Dr. Guren. Aku dan Vincent yang tidak sadarkan diri itu langsung diikat dengan rantai agar kami tidak kabur. Penjaga itu meminta izin kepada Dr Guren untuk menyelidiki penjaga lainnya yang menghilang akibat teror pembunuhan itu.

Menurut siswa pada umumnya, Kelas Disiplin adalah kelas yang diisi oleh iblis. Jika ada orang memasuki Kelas Disiplin maka, ia tidak bisa bertahan. Kelas Disiplin bisa diajarkan oleh semua guru, termasuk Bu Elevert, Pak Sheldon, dan Bu Secondary. Bahkan, Dr. Guren memiliki Kelas Disiplin jika ia memiliki waktu luang.

Rumor mengatakan bahwa jika siswa itu mengikuti Kelas Disiplin yang diajarkan oleh Dr. Guren, mental siswa itu jatuh dan akan mengidap PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dalam jangka waktu 4 bulan. Bahkan, ada yang meninggal akibat kejadian itu. Jadi, tidak ada seorangpun yang bertahan di Kelas Disiplin milik Dr. Guren.

Aku dan Vincent membuka mata secara perlahan untuk memandang sekitar. Aku memandang kelas yang sepi dan cukup gelap untuk orang amatiran. Vincent yang setengah sadar tertuju pada rantai ini. Ia mencoba untuk menggerakkan badannya untuk melepaskan rantai itu. Sayangnya, rantai itu semakin erat saja.

「あれ?僕 は どこ か な?」(Are? Boku wa doko kana?) (Eh? Aku dimana?) Tanya Vincent menggerakkan tubuhnya.

「ねぇ,パンダ 目 さん.僕 は どこ だ?」(Nee, panda me san. Boku wa doko da?) (Hey, mata panda. Aku dimana?) Tanya Vincent menoleh kepadaku.

"Jangan tanya padaku! Karena ulahmu aku berada dalam masalah, ba*****n!" Wajahku memerah sebagai tanda kemurkaanku kepada Vincent.

「あははは.ほい,マジかよ? 」 (Ahahaha, hoi, majikayo?) (Wkwk. Woy, Benarkah?)  Elak Vincent mendengar pertanyaanku.

"Ini serius, dasar amatir! Kita sudah berada dalam masalah dan kau tidak mengerti juga, hah?" Geramku kepada Vincent di sampingku.

「ほおい! 何 か 人 ある か?」(Hooi! Nani ka hito aru ka?) ("Hei! Apakah ada orang?") Lagi-lagi Vincent mengabaikanku.

"Kau!" Desisku bermunculan.

「何 だ?」 (Nanda?) (Apa?) Tanya Vincent pura-pura penasaran.

"Kenapa kau mengabaikan peringatanku, dasar sialan?! Aku terseret disini karena kau. Kau harus tanggung jawab dengan semua ini. Apakah kamu mau…." Ocehanku tertuju pada Vincent yang sedang mendengarkan musik di podcast Electro House melalui Walkman Generasi A.

"... Ini. Jika kau mengulanginya lagi, aku akan memanggangmu di atas panci dengan minyak panas, setelah itu…." Aku terus mengoceh kepada Vincent yang sibuk dengan Walkman dengan sistem pengendali suara.

"Kau dengar aku tidak?" Aku memarahi Vincent yang cuek itu.

"Sudah cukup bicaranya?" Tanya seseorang di hadapan kami dengan tatapan kacamatanya.

"Bisa kau menyingkir dari hadapanku? Aku sedang … Marah," ucapku terpotong oleh sosok kacamata. Ia adalah Dr. Guren, Kepala Sekolah Akademi Militer Twelve.

"Sialan kau! Apa artinya semua ini, hah?" Aku membentak Dr. Guren sambil melepaskan rantai.

"Seharusnya aku yang berkata begitu," balas Dr. Guren berwajah dingin dan menakutkan.

"Cih, menyebalkan," gerutuku berpaling dari Dr. Guren.

Dr. Guren yang menatap kedua muridnya sejenak dan mulai menatap Vincent yang sedang asyik mendengarkan lagu. Dr. Guren melihat itu dan merusak Walkmannya dengan genggaman sehingga Vincent tidak bisa mendengar lagu Electro House lagi.

「何 やってんだ お前 ? 僕 の ウォークマン 何 を した ?」(Nani yattenda omae ? boku no uookuman nani o shita?) (Apa yang kau lakukan? Apa yang kau dengan Walkman-ku?) Vincent membentak kepala sekolah.

"Apa ada masalah, Vincent Alyviera?" Tanya Dr. Guren dengan raut wajahnya dingin seperti es.

「あれ?君 は 誰 か?」 (Are? Kimi wa dare ka?) (Eh? Kamu siapa?) Tanya Vincent tidak acuh.

「ああ !! 痛い!痛い!僕 を 手放 してよ!はい,はい.あきら めるんだ よ!だから,僕 の手放 して よ!」(Aa ! ! Itai! Itai! Boku o tebanashite yo! Hai, hai. Akirameru nda yo! Dakara, boku no tebanashite yo!) (Aa! Sakit! Sakit! Lepaskan aku! Iya, iya. Aku menyerah! Jadi, lepaskan aku!) Jerit Vincent ditarik kepalanya oleh Dr. Guren sehingga rantainya lepas tapi tidak dapat lolos dari cengkraman tangan Dr. Guren.

"Terserah kau saja," balas Dr. Guren melempar Vincent ke lantai.

"Aku benci basa basi. Sekarang, atau tidak sama sekali. Aku akan mendisiplinkan kalian untuk hari ini. Jika kalian tidur di kelas, aku akan menusuk kalian menggunakan Shigan milikku. Jika kalian pembangkang satu detik saja, aku akan menyirami kalian dengan air panas. Apakah kalian mengerti?" Jelas Dr. Guren kepada kami.

"Hmph." Aku berpaling dari Dr. Guren. Dia pun mengeluarkan senjatanya "Duo Shigan : Lightning Slash!" Tamparan Dr. Guren mengenai perutku dengan cepat sehingga aku memuntahkan darah dari mulutku.

"Selanjutnya kau!" Mata Dr. Guren tertuju kepada Vincent.

Vincent mulai ketakutan dan menjauh dari Dr. Guren. Namun, percuma saja. Semakin kamu menjauh dari Dr. Guren,  malah semakin mendekat ke Dr. Guren dengan Mirror Element. Vincent semakin ketakutan dengan jarak dari Dr. Guren yang semakin mendekati Vincent.

「許してくれ,校長 さん!僕 は もう しない から,」(Yurushite kure, kouchou-san! Boku wa mou shinai kara,) ("Maafin aku, kepala sekolah! Aku tidak akan mengulanginya lagi,") jerit Vincent memegang kaki Dr. Guren.

"Terlambat, dasar bodoh!" Aku menghina Vincent dengan nada rendah sambil menahan rasa sakitku.

Dr. Guren tidak memperdulikan jeritan itu dan mulai mengajar Kelas Disiplin. Ia mengambil beberapa buku tebal dan membacanya sebentar untuk memberikan materi kepada kami yang sedang menjalani hari trauma kami.

Dia pun menutup bukunya dan mulai menjelaskan tentang Teknik Rokushiki Advanced. Teknik ini adalh suatu teknik bela diri yang berasal dari seseorang yang mengaku menjadi CP-0 Aegis. Dia mengatakan bahwa ia melarikan diri karena ia dikalahkan Monkey D Luffy di pertarungan terakhir.

Oleh karena itu, ia menetap di Kerajaan Davion dan mengajarkan muridnya untuk mempelajari teknik ini. Namun, siapa sangka Raja Davion, Pandora, mempelajari teknik ini secara mendalam dan dalam kurung waktu 16 tahun. Dengan teknik ini, Pandora tidak bisa dihentikan. Banyak kerajaan takluk kepadanya. Bahkan Kerajaan Union sekalipun.

Salah satu elemen yang bisa menghadapi Pandora adalah seorang petualang yang baik hati dan tidak sombong. Ia adalah seorang wanita yang memperjuangkan harga diri dan martabak. Ia adalah Legendary Union Hero, Sinta Sentinel. Seorang petualang yang awalnya hanya cecunguk saja menjadi seorang yang akan mengalahkan Pandora.

Dengan banyak cobaan dan rintangan, Sinta dapat mengalahkan Pandora walaupun dengan banyak pengorbanan. Salah satunya salah tulang Sinta bagian tangan dan kakinya tidak dapat diperbaiki. Setelah mendapatkan pengorbanan yang cukup banyak itu, dia berhenti menjadi petualangan dan memilih untuk menikah dan mempunyai 3 anak.

Setelah Reformasi Union, teknik ini mulai diadopsi oleh pemimpin militer di Negara Twelve pada masa itu dan menyebar ke orang sekitarnya. Bahkan, rakyat sipil dapat mempelajari teknik ini untuk perlindungan diri. Sampai sekarang, Guren von Walker mempelajari teknik ini dan menjadi kepala sekolah di Akademi Militer Twelve.

Teknik Rokushiki ada enam, yakni Sori, Geppo, Kami-e, Shigan, Rankyaku, dan Tekkai. Teknik ini bisa di-upgrade ke level yang lebih tinggi lagi. Itu adalah Rokushiki Advanced Level, dimana pengguna dapat memodifikasi teknik itu sesuka hati. Misalnya, pertarungan Rizel dengan Guren terdapat Teknik Rokushiki yang tidak biasanya.

[Buat yang masih gak paham, lihat aja di Fandom/OnePiece/Rokushiki dan kalian bis membacanya dengan seksama].

Pada umumnya pengguna hanya bisa menggunakan "Tekkai!" saja. Namun, lain hal dengan Dr. Guren. Guren mampu menggunakan "Tekkai : Steel Armor!" Itu merupakan perpaduan dari riset yang mendalam dan pelatihan yang cukup keras.

Setelah penjelasan itu dengan cukup bertele-tele, akhirnya kami bisa keluar dari Kelas Disiplin Dr. Guren dengan banyak luka memar menghantui kami. Vincent menuju ke kantin sementara aku menuju Kelas Disiplin Pak Sheldon tentang fisika. Pelajaran yang paling kubenci seumur hidup.

Di kantin dengan banyak makanan, terdapat banyak murid yang menghabiskan waktu untuk mengisi perutnya. Diva dan Vidhia sedang makan di meja yang sama. Bu Elevert mengunjungi mereka dan mengucapkan salam seperti biasanya.

Mereka basa-basi sebagai obrolan gadis dan kemudian mereka membicarakan sesuatu yang penting mengenai tema yang akan diangkat untuk diskusi saat ini. Itu adalah hari pertama mereka untuk berpetualangan.

{{{•••}}}

Slow Update. Berdasarkan Mood,.
[Novel ini mengandung Umpatan, sebaiknya persiapkan mental dulu dan jangan sampai Novel ini membuat kalian semakin Toxic]

[FYI, MC ini adalah MC Toxic. Jadi, maklumlah kepada MC satu ini!]

Hiduplah sebuah negara yang maju pada tahun 2022. Negara itu maju dalam pendidikan, ekonomi dan militer, sehingga budaya dan politik terbentuk dengan baik. Negara itu adalah Negara Twelve.

Rizel Sentinel, seorang remaja usia 16 tahun hidup tanpa bersosialisasi. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bermain game dan membaca komik. 

Namun, semua itu berubah semenjak kejadian yang aneh itu terjadi. Rizel ditarik ke Akademi Militer Twelve. 

Di akademi Itu akan mengubah hidupnya suatu hari nanti.

Klein: Kazuma, as a favor for letting you see my girlfriend's and my senpai's naled body, tell no one that we went here or else, we will be chased by angry horde of girls.

Kazuma: Roger, by the way, Ais's body was...

I punched Kazuma in the stomach to shut him up. 

Klein: I only need your silent complement for my girlfriend. 

Kazuma was hugging his stomach while repeatedly saying, "Itai, itai itai itai!" 

We went inside and went to explore the red-light district. Inside the district is a crowd of people scattered. Many of them are girls, boys and people from another race. 

Klein: You want to have a one go, Kazuma? It'll be lonely if you are virgin and your boss is already experienced. 

Kazuma looked at me with a thumbs up but I karate chopped his head.

Klein: Not now, we will have a business to take care for a while before going to brothels. 

I held Kazuma's hand and we went to an alleyway. I filled him with the details about why we are in the Red-light district.

Kazuma: So our mission is to make sure Ishtar Familia doesn't activate the Killing stone and save the Freya Familia. But why save the Freya Familia.

Klein: There are things people who didn't see couldn't understand. She is a goddess and we need her power to help us conquer the world. 

Kazuma: Ohh...

Klein: Okay, lets get this over with, shall we?

Kazuma nodded and drew his short version sword from it scabbard. 

Klein: Chunchunmaru..... Pfffftt!

Kazuma: S-Shut up, it was Megumin's fault. 

I nodded and we started. The operation 'Save the Freya Familia from trouble'. We traveled through the alleyways and we also got rid all the 'obstacles' we encounter.

Kazuma has this troubled expression in his face.

Klein: Don't worry, you can say good bye to your virginity after this whole arc.

Kazuma: Yes!

We arrived at the east side of the wall of the castle or mansion or whatever you call it, of Ishatr Familia. It is larger than it looks in the series. Maybe I should've also read the light novel (LN). 

Klein: Kazuma, do remember the concealing bracelet I gave you, use it and follow me. 

He put on the bracelet and followed me. I used mana solidification to create a ladder and advised Kazuma to be careful.

We are now on top of the wall, I used mana solidifying once again but this time, I created it infused with fire elements so it can be seen but it was hot so we ran our way down..

Kazuma: Itai!

Klein: Shush!

Our mission will be assassinating Ishtar and destrying the Killing Stone or abduct Haruhime and destroy the Killing Stone.

We snuck up the guards and went inside the castle. It was huge. Maybe larger than our mansion. I ordered Kazuma to find the stone and shatter it.

Kazuma: Got it! 

He left and I started walking towards the mansion part. Then a thought ran into my mind...

Klein: 'Will I get arrested if I killed a goddess?'

Because of his concealment, even God didn't sensed him and he died being left on the Void of Waiting souls. After hearing about it, he received 3 wishes but each of them has side effects.

Vern, the concealed conqueror. Come with him on his merciless missions and heaven defying and cheating powers
======
First verse: DanMachi

Cover photo is not mine, I only edited it.  Here is the link for the photo:https://www.pinterest.ph/pin/563794447095608875/.

Shararanla Shararanla...
Yeah
Shararanla Shararanla...
SHINDERERA step

Saitei na kimi no koto o
Dō shiyō mo naku aishite iru yo
Matte ita aida mo
Zutto zutto zutto omotteta

Utakata no ABEKKU Kaketeru dōshi
Chōdo hitotsu ni nareta Nareta yo
Kanashimi no hate no hakoniwa
Nee Shinzō no koe Kikoeru?

Ā "ano koro no yō ni" da nante
Mō kanjirarenai yo Dakedo sa
Ima shika omoenai omoenai omoenai kimochi ga aru

Kimi to tōhikō
Ikitai no DANSHINGU
Otogibanashi mitai da ne
Ichidokiri to iwanaide DĀRIN
Watashi mo onaji hakobune de

Shararanla Shararanla...
Yeah
Shararanla Shararanla...
SHINDERERA step

Saitei na kimi no uso o
Konkyo mo naku shinjite itai yo
Mongen wa gozen reiji
Heiki Heiki Kaereru yo

Hidoi sekai mo aiseru yō ni
Kimi to yuu hito suki ni natta yo
Shimaikondeta iro ga saite wa
Kirei de nakete kuru

Kako ni shitaku nanka nai yo
Ano hi ano toki natteta kodō wa
Masa ni ima mo utsukushii mama de
Itsu demo omoidaserun da

"Ano koro no futari" da nante
Modorenai koto wa wakatteru
Ima nara kazaranai kazaranai kazaranai katachi to naru

Kimi to tōhikō
Nigetai yo DANSHINGU
Tōmei kyōhansha deshō
Himitsu ni shiyō Itsu made mo DĀRIN
Watashi wa ōku nozomanai

Kimi to tōhikō
Tsuretette DANSHINGU
Otogibanashi mitai ni ne
Issho ni iyō Ireru dake DĀRIN
HAPPII ENDO futari nara

Kimi to tōhikō
Ikitai no DANSHINGU
Otogibanashi mitai da ne
Ichidokiri to iwanaide DĀRIN
Watashi mo onaji hakobune de

Shararanla Shararanla...
Yeah
Shararanla Shararanla...
SHINDERERA step

IGN 10/10, PCGAYMER 10/10, TRUMPET 10/10, 

THE BEST FANFICTION FOR BLIND PEOPLE. IF YOURE NOT BLIND JUST CLOSE YOUR EYES

Love someone amai MAINDO wa
Hot & Sweet tokeru FIIRINGU
One more time nanbai demo
Nomihoshite PURIIZU Love somebody.
Hey You ore ni yokoshina
Mina koshitantan to tsutsumu gin gami no shita
Yokoshima na SUIITSU
Mushiro hachimitsu yori mo amakute SUPAISHII
Horo nigai shi
Kimi wa kono te de daki yosete mo toke nakute
Sono manazashi hiki yoserareteku
Hodoke nakute ugoke nakunatteku
Hitotsu nokorazu kokoro ubatteku
CHIYOKKOREITO chotto Too late
Heart break wo kakugo de Make love
Hou eru Sex machine
Come on Men!
Kanji na yo EKUSUTASHII
Aragae nai kimi ni omoi wo
Togereru koto nara ima sugu ni
Karamaru me to me no sono saki ni warau
Kimi ga hanikandara SUKYANDARU ni naru
Watch out!
Hamareba hamaru hodo ni fukaku naru
Deep love, me so honey.
Jama suru mono wa nanimo nai
Mo haya kotoba sura hitsuyou nai
Dakara saa (saa) don?t be shy
Dakara hora (hora) tsunagaritai
PINKU iro no funiki tteka nari inbi
Miseru kara mise na yo kimi no shinpi
*Hot chocolate saa Love somebody
Love someone, Love someone
Hot! Hot! saa Love somebody
MEROMERO ni MEROOO ni
Hot chocolate saa Love somebody
Love someone, Love someone
Hot! Hot! saa Love somebody
Torotoro ni torokete
Toroketenda ATENSHON PURIIZU
Nobosetenda yo nou ga Freeze
Shigami tsuita mama ja bonkura
Hikikaesenu JIETTO KOOSUTAA
Mabataki mosezu koinu no you ni
Kobita tokoro de mukuwarerukatte!?
(Hou) dame da!!
Sore jama da aazuge (aazuge)
Demo kamawa nai mou mayoi wa nai
Akireru hodo ni She?s on my mind.
Itsudemo Sweet na ai de hold me tight.
Ichido afure dashitara tomerare nai
Toman nai yo na toke dashitara
Hoshiin datte na hora dandan Down
Nandemo ii kara mahhamappa!!
Ore no fukubukuro no naka mo panpan!
Ikioi makase no Party boy
Dondonnomeri kondeku Nasty girl
Chotto yabai ka na
Demo (Hot) ima sugu hairitaize
Otona na BITAA nanka yori
Kono isshun tokasu jounetsu
Amasa n iyararete itsumo jouzetsu
Dadatsu hiroi FUROA ni
Subete wo nagedashi chimae
Amai uchuu heto
*Repeat
Tokete naku natteku Sexy
Itsumadedatte ajiwattetai naa
Hot chocolate,
give me hot chocolate.
Baby amaetemo iin nara sono mune ni
Inch by inch nijindeku shokora
Mou chotto de ima, kyou koko de
Fukurandeku sora ni ukandeku
Mai agatta HAATO torokete
Konya RANDEVUU
Amai ze yabai kurai ii ze
Atsui nara nugi na yo easy
Ii kara nugi na
Nuga nunara naki na
Hora saki na
Hora ikinatsu
Kuchidoke no Sound to funiki de
Woo futari dake You & Me
My baby
*Repeat
Amai so horo nigai kimi wo mitai
Tokete nakunatte mo
Awai demo hakanai kimi to itai
Itsumademo Love comes around
Hot chocolate

source: https://www.lyricsondemand.com/r/ripslymelyrics/hotchocolatelyrics.html

Berisi Lagu-Lagu Valentine di berbagai daerah

"Jun. kita mau ke mana?"
"Ke tempat yang bikin kamu seneng pokoknya."
"Beneran bisa bikin gue seneng?"
"Pasti."
Sepanjang perjalanan, Ara selalu celingak-celinguk memastikan mobil gue akan berhenti di mana. Sampai akhirnya gue memasuki salah satu toko buku terlengkap di Jakarta.
"Jun, lu tau banget sih kalau gue udah lama gak ke toko buku."
"Masa sih?"
"Iya."
"Yaudah yuk, turun!"
Kita berdua berjalan sejajar untuk memasuki toko buku tersebut, banyak sekali buku terpajang indah di lemari dan rak-rak yang tersusun rapi. Dari mulai buku yang best seller, sampai buku karya beberapa penulis pemula, semua hampir tersedia lengkap di sini.
"Ra Ra, sini deh!"
"Ada apa Jun?"
"Kamu udah baca novel ini belum?" tanya gue, sambil menunjukkan novel karya Ara sendiri.
"Hmm, emmm belum Jun. Kenapa emangnya?"
"Aku pengen baca Ra, sepertinya bagus."
"Coba baca aja Jun!"
"Kamu gak mau nyoba baca? Kalau mau? Gue beli dua nih!"
"Mmmm boleh, tapi gue bayar sendiri aja."
"Udah, gue aja yang bayar ya?"
"Tapi Jun,?"
"Sttts," ucap gue sambil menutup bibir Ara dengan jari telunjuk gue.
Gue bergegas menuju kasir untuk membayar dua buku yang isinya udah gue baca beberapa halaman di kantor tadi. Sebenarnya gue bisa membawa pulang novel yang ada di kantor, hanya saja gue ingin membeli novel tersebut dengan uang gue sendiri. Apalagi, novel itu karya dari Ara.
Di kamar gue pun, semua novel Ara tertata rapi di salah satu rak buku yang ada di kamar. Hanya novel yang terakhir saja yang baru sempet gue beli, karna gue gak tahu kalau Ara sudah rilis novel baru November tahun lalu.
"Jun?"
"Iya," ucap gue sambil memberikan satu novel ke Ara.
"Boleh nanya sesuatu?"
"Boleh dong."
"Lu pernah gak disukai sama cewek yang jauh lebih tua dari lu?"
"Mmmmm, emang kenapa Ra?"
"Pengen tahu aja sih"
"Entahlah Ra, gue gak pernah menanyakan soal usia soalnya."
"Oh, gitu. Kalau tanggapan lu soal cewek yang menyukai cowok lebih muda gimana?"
"Ya enggak gimana-mana Ra, perasaan suka kan gak bisa ditentuin harus jatuh ke siapa Ra. Selama keduanya saling menyukai dan tidak merugikan orang lain, ya biarkan saja. Kebahagiaan seseorang kan berbeda-beda."
"Hmm, gitu."
"Kamu lagi suka sama seseorang?"
"Oh, bukan-bukan. Gue cuman pengen tahu pendapat lu aja kok. Yaudah yuk makan! Laper Jun."
"Yaudah yuk!"
Baru kali ini gue makan bareng Ara tapi pikiran gue ke mana-mana, lebih tepatnya ke pertanyaan Ara saat di toko buku tadi. Pasti ada something dari pertanyaan Ara tadi, gak mungkin kalau dia hanya sebatas nanya aja.
Apa Ara lagi suka sama seseorang?
-->Ara
"Jun? thanks ya buat bukunya, udah dibayarin," ucap gue sambil beranjak ingin membuka pintu mobil.
"Iya Ra, sama-sama. Jangan lupa di baca! O iya bentar deh,"
"Kenapa Jun," ucap gue menghentikan tangan kiri untuk membuka pintu mobil.
"Aku boleh minta sesuatu?"
"Apa?"
"Ini," ucap Juna mengambil novel miliknya dan membuka bungkusan plastik yang menempel erat di novel tersebut.
"Maksudnya?"
"Kamu tanda tangan di novel ini dong Ra! Please?"
"Kok gue?"
"Buat kenang-kenangan Ra, kalau novel ini, gue beli bareng sama kamu."
"Aneh ihh, yaudah sini!"
Gue mulai membubuhkan tanda tangan ke novel yang diberikan Juna, lebih tepatnya novel karya gue sendiri. Tanda tangan yang gue bubuhkan menggunakan tanda tangan asli gue, bukan yang biasa gue bubuhkan di beberapa novel gue.
"Thanks Ra."
"Sama-sama, gue keluar sekarang ya?"
"Iya, tiati! Aku tungguin di sini, nanti aku ngikutin kamu dari belakang buat nganterinnya."
"Gak usah Jun, lu jalan duluan aja!"
"Seriusan gak papa?"
"Iya gak papa, masih sore kok."
"Yaudah, tiati ya!"
"Pasti Jun, lu juga ya?"
"Iya. See you Ra."
"See you too Jun."
Merasa lucu dengan permintaan Juna barusan, minta tanda tangan gue, padahal dia gak tahu kalau gue emang penulis dari novel tersebut.
"Dasar lu Jun," ucap gue sambil tersenyum.
Perjalanan menuju tempat parkir kampus serasa lama, karna gue berjalan sambil memikirkan sesuatu.
Memikirkan kenapa Juna beli novel itu?
Memikirkan bagaimana kalau dia sadar kalau Rai itu adalah gue?
Walau kecil kemungkinan buat dia tahu sih, secara gue gak pernah ngasih data diri gue sendiri di setiap novel yang gue buat.
Memikirkan kenapa setelah empat tahun lebih gak ketemu, dia jadi sering bikin gue deg-deg ser kayak tadi?
Ini kenapa ini?
"Please Ra! Lu jangan sampai jatuh hati sama seseorang, baik itu ke Juna, ke Dewa maupun ke yang lainnya. Stop memikirkan sesuatu yang romantis-romantis di otak lu, kecuali untuk ide cerita aja, bukan buat diri lu sendiri,"pikiran gue mendoktrinkan hal tersebut berulang-ulang.
~~~~~
Apartemen Ara, pukul 20.00 wib
"Dewa?"
"Hai Ra?"
"Kok bisa ada di sini?"
"Iya, tadi mau ngajakin makan sebenernya."
"Tahu apartemen gue dari mana?"
"Dari Dewita."
"Ohh," balas Ara masih dengan raut bingung dan heran.
"Sorry ya? Gak ngabarin,"
"It's oke gak papa. Yaudah yuk masuk dulu!"
"Emang boleh?"
"Setidaknya gue harus ngasih lu minuman kan?"
"Hehehe, thanks Ra."
Lalu keduanya memasuki unit apartemen 11c, unit milik Ara.
"Silahkan duduk Wa!"
"O iya Ra," ucapnya sambil memperhatikan sekeliling apartemen.
"Maaf kalau gak sebesar rumah lu, hhhehehe."
"Gak papa Ra, sepertinya nyaman tinggal di sini."
"Mau minum apa Wa?"
"Apa aja Ra, asal jangan coklat ya!"
"Hmm, oke Wa."
Sembari mendidihkan air, Ara memasuki sebuah ruangan untuk meletakkan segala hal yang dia bawa. Ingin berganti baju, tapi dia urungkan.
"Silahkan minumannya Wa!"
"Iya Ra. O iya, lu suka baca ya?"
"Suka banget Wa, kalau lu?"
"Lumayan sih."
"O iya, tadi di depan apartemen dari jam berapa? Kenapa gak chat gue?"
"Dari jam 5 sore Ra, handphone gue ketinggalan di rumah Ra."
"Oalah, pantesan. Sorry ya lama, tadi nemenin Juna ke toko buku soalnya."
"Kak Juna?"
"Iya."
"Kalian deket banget ya?"
"Lumayan Wa. Lu belum makan kan? Gue buatin nasi goreng ya? Atau mie rebus?"
"Nanti ngerepotin elu Ra."
"Enggak kok, itung-itung buat bayar waktu lu yang udah lama nunggu gue. Bentar ya gue buatin nasi goreng, pedes gak?"
"Pedes banget Ra."
"Siap, ditunggu sambil nonton tv aja dulu! Gue tinggal ke dapur dulu."
"Iya Ra."
-->Dewa
Hampir tiga jam lamanya gue berdiri mondar mandir di depan unit apartemen 11c. Menantikan seseorang datang tanpa gue membuat janji terlebih dahulu.
"Bodoh banget sih, sampe handphone bisa ketinggalan," gerutu gue.

Ara.
Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun.
Juna.
Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah.
Dewa.
Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa.
Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya?
Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya?
Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya?
Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

"Kembalikan dong kertasnya, jangan yang itu yang dimasukkan ke lomba." Ucap Dewa
"Udah sih, ini aja bagus loh." Jawab Ningsih
"Jangan dong (Dengan wajah cemberut)"
"Udah, ini aja sih ya?"

Hingga Dewa pun menyerah membujuk Ningsih.

"(Dengan wajah melas Dewa pun berkata), Yaudah deh"
"Nah gitu dong, love you deh sama Dewa."

Dan mereka berdua pun berjalan menuju kantor dan sesampainya di kantor mereka pun langsung memberikan nasakh puisi Dewa ke panitia.

"(Sambil menyodorkan naskah puisi Ningsih pun berkata) Ini bu, naskah puisi dari kelas kami"
"(Sambil menerima naskah mereka bu Neli pun berkata), ini naskah nya kami terima ya."
"Makasih ya bu" Ucap mereka dengan serempak.

Setelah memberikan naskah Dewa mereka pun langsung menuju kelas. Sesampainya dikelas mereka pun berbincang.

"Ah, kamu mah, kan gara-gara kamu tadi saya dimarahi sama cewek IPA itu" Keluh Dewa ke Ningsih.
"Yaudah sih, maaf Wa" Ucap Ningsih
"Padahal ya, saya maunya mengirim puisi cinta, cuma sudah terlanjur memberikan yang itu, yasudahlah"  Dengan wajah sedih
"Hah?, puisi cinta buat siapa tuh?" Tanya Ningsih dengan terkejut.
"Buat kamu, hahaha, oh iya Sih, minta nomor WA kamu dong"
"Untuk apa?"
"Ya, buat teman mengobrol aja"

Tak pikir panjang Ningsih pun langsung memberikan nomor WA nya kepada Dewa. Dan setelah pulang sekolah dan sesampainya dirumah Dewa pun langsung ngechat Ningsih.

"Sih, ini saya Dewa" Ucap Dewa dalam chat Wa
"Iya Wa, ada apa?" Tanya Ningsih ke Dewa
"Gak ada apa-apa, simpan ya nomor saya" Perintah Dewa ke Ningsih.

Dua hari kemudian classmeeting pun dimulai. Dan lomba pertama di pagi hari pertama adalah futsal. Tapi, Dewa yang menjadi pemain cadangan tidak memperdulikannya.

Dia langsung mencari tempat sepi yaitu di kelas hanya untuk membaca novel "Aku" sementara teman-temannya mendukung teman lainnya yang sedang bermain futsal.

Setelah usai pertandingan futsal, Ningsih pun ke kelas dan menemukan Dewa disitu sedang membaca novel "Aku". Kemudian Ningsih pun menghampiri Dewa.

"Wa, kok kamu gak ikut mendukung kelas kita sih?" Tanya Ningsih kepada Dewa
"Nggak, soalnya saya lagi baca novel" Jawab Dewa
"Novel terus"
"Hehehe, soalnya novel ini bagus"
"Mana coba, saya mau lihat (Sambil mendekat-dekati tubuhnya ke tubuh Dewa dan menyolek perut Dewa)."
"Apaan sih kamu Sih?"
"Nggak, lihat dong Wa, saya juga mau baca"
"Ini (Sambil mendekatkan buku ke Ningsih)"

Mereka berdua pun membaca novel bersama. Ketika mereka sedang asik membaca novel itu, tanpa sadar mereka di awasi oleh salah satu teman mereka yaitu Deri.

Yang sedang mengamati mereka dari jendela kelas. Tak lama kemudian Deri pun masuk ke dalam ruang kelas. Namun, sebelum itu Deri memanggil teman sekelas lainnya terlebih dahulu.

"Ciee, ciee (Kompak dengan teman sekelas yang lainnya)
"Lagi apa tuh?" Tanya Deri
"Pacaran kok gak ngajak-ngajak sih?" Tanya Ilham
"Gak ngapa-ngapain" jawab Dewa
"Alah, bohong, Jangan-jangan kalian mau berbuat mesum ya?" Tanya Arif
"Kamu gila ya, Rif? (Tanya Ningsih), ya kali, kami mau berbuat mesum, lagian juga mana mau sih Dewa sama saya? (Keceplosan)"
"Hahaha, ciee Ningsih, ciee, ternyata diam-diam suka sama Dewa ya?"
"Nggak kok, cuma bercanda"
"Alah, bohong (Ucap Dita dengan nada menggoda)"
"Kamu beneran suka sama saya, Sih?" Tanya Dewa
"Nggak kok (Sambil meninggalkan Dewa dengan wajah malu)"

Setelah beberapa lama jam bel pulang sekolah pun tiba. Dan setelah shalat isya, Dewa pun ngechat Ningsih. Karena Dewa pun kepikiran dengan ucapan Ningsih yang keceplosan saat disekolah tadi.

"Assalamualaikum, Ningsih" salam Dewa
"Waalaikum salam, Wa (Jawab Ningsih), ada apa nih?" Tanya Ningsih.
"Sih, apa benar kamu cinta sama saya?" Tanya Dewa
"Hemmm, bagaimana ya, Wa?, sebenarnya sih iya, cuma saya udah pacaran sama kakak kelas sih, Wa (Ningsih berbohong hanya untuk mengetes seberapa besar cinta Dewa kepadanya)"
"Yah,,, lalu mengapa tadi kamu malah ngomong kalo kamu suka sama saya?, saya jadi bawa perasaan loh."
"Hemm,, masa iya sih, Wa?"
"Iyalah, soalnya saya memang benar-benar cinta sama kamu"
"Hemm,, serius, Wa?"
"Iyalah, Sih"
"Sebenarnya mah, Wa, saya tuh gak punya pacar, saya cuma bohong aja ke kamu cuma untuk mengetes seberapa besar cinta kamu"
"Hemmm"
"Kalo, kamu memang benar-benar cinta sama saya, sesudah pengumuman pemenang lomba puisi, besok kamu tembak saya dikelas secara langsung"
"Hemm,, beneran nih?, tapi diterima gak? (Tanya Dewa untuk memastikan kesungguhan, Ningsih)"
"Iya, Dewa, sayang"
"Yaudah deh, besok saya tembak kamu secara langsung"

Keesokan harinya saat pengumuman lomba puisi di depan semua orang. Dewa mendekati Ningsih yang sedang berduaan dengan Dita.

Tak lama kemudian nama Dewa pun terpanggil sebagai pemenang juara 1 lomba cipta puisi. Dewa pun pergi ke panggung untuk berdiri di depan semua orang.

Namun, sudah ada Indri yang berdiri disana sebagai pemenang juar ke-2 dan Indri pun menatap Dewa dengan wajah kesal, tapi mereka tak saling berbincang.

Setelah pembagian hadiah, Dewa pun menghampiri Ningsih hanya untuk mengungkapkan perasaannya didepan semua orang.

"Sih" Ujar Dewa ke Ningsih
"Apa, Wa?" Tanya Ningsih.

Dewa pun langsung mengungkapkan isi hatinya ke Ningsih lewat puisi yang di bacakan di depan semua orang.

"Aku penulis dan kamu matahari terbit yang mengusir embun dingin pagi hari.
Aku penulis dan kamu adalah seekor burung merpati yang berada di suatu kandang.
Kamu sendirian dan merenungi nasib orang-orang yang memakan bangkai-bangkai.

Aku penulis dan kamu adalah bunga yang melebarkan kuntum-kuntumnya supaya terlihat indah.
Di taman ini hidup adalah kisah untuk diceritakan dan waktu sesingkat cerita pendek.

Namun, aku adalah penulis dan kamu adalah air yang terjun dari bukit-bukit kau basahi tubuhku dengan cinta. Tapi aku tak mengerti kerinduan, kau menjelma langit terang dan aku adalah penulis yang tak mengerti gambar-gambar.

Hidup adalah perjudian yang harus mengorbankan sesuatu untuk sesuatu.
Tapi, aku adalah penulis dan kamu adalah sebuah buku, aku tumpahkan kata-kata untuk aku lekatkan didalam dirimu supaya kamu menjelma bait-bait puisi."

Dan karena puisi Dewa itu semua orang kecuali para guru menatap ke arah Dewa dan Ningsih.

"(Dengan suara rendah para murid pun berkata) terima, terima, terima" kata para murid sambil bertepuk tangan.
"(Dengan tersipu malu, Ningsih pun menjawab), hemmm, iya, saya mau jadi pacar kamu"

Setelah kejadian itu, Dewa dan Ningsih pun pacaran dan sering berduaan di waktu istirahat dan sering bercanda disaat jam belajar.

Hingga mereka berdua sering sekali terkena hukuman. Namun, hubungan mereka tidak berjalan lama karena saat mereka tukaran HP. Dia mendapatkan seorang pria yang mengaku kakak kelasnya dan juga mengaku sebagai pacarnya Ningsih.

Karena hal itu mereka berdua pun putus. Lalu dirinya pun membuat satu puisi untuk mengungkapkan kejadian itu dan memberikannya kepada Ningsih lewat kertas yang ditulisnya.

" Kebangkitan
Aku turunkan hujan
Jatuh tersesat dihutan-hutan
Menjelma embun pagi buta
Tidak mengatakan apa-apa.
Menjelma lorong kosong
Hening tanpa suara.
Dan apakah cinta selalu meninggalkan luka?
Kenangan hanya bayang-bayang
Rupa wajah tinggal kenangan
Seringai hanya ketepak bekas tangan
Aku tinggalkan dijalan cerita.
Karena cakrawala dan ufuk selalu menjanjikan cahaya setelah datang kelam.

Karena kejadian perselingkuhan itu akhirnya mereka berdua bermusuhan. Doni dan Jepri yang mengetahui kejadian itu juga karena mereka sekelas dengan Indri yaitu IPA 2.

Maka, Doni dan Jepri mengajak Dewa ke kelas tersebut. Hingga Dewa pun terlalu sering main ke kelas mereka bukan lagi hanya untuk bertemu mereka namun, juga untuk bisa melihat Indri. Hingga dia meminta nomor wa Indri.

Ketabahan cinta

Dewa dan Indri adalah murid di salah satu SMA di lampung selatan Saat pertama Indri bertemu Dewa, Dewa sangat cuek, dan sedikit berbicara begitulah karakter Dewa.

Saat kelas 11 SMA dan satu malam Indri dirampok dan Dewa pun menolongnya namun Dewa kalah dan dia terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit.

Saat mereka telah lulus sekolah mereka berpisah. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?

Ig: Oipratama._1
blog: hujansajak.blogspot.com
e-mail: riyanoi833@gmail.com

itai no wa iya nanode light novel novel

Itai

HIS.......

Light Novel

DREAM HIGH/MIMPI YANG TINGGI

Rizel Sentinel [Adventure]

Concealed Conqueror God

THE GREATEST FANFICTION FOR BLIND PEOPLE

The Valentine Song

Love Rain

KETABAHAN CINTA

People search itai no wa iya nanode light novel also like: