'Braks' Azka membuka pintu dengan keras. Lagi-lagi?

"Azka." Bella segera berlari dan menopang tubuh Azka yang hampir terjatuh., "Kau mabuk lagi?" Sudah kebiasaan Azka bila ada masalah, ia menyelesaikan masalah dengan pergi ke Bar lalu meminum alkohol.

"Jalang..aku membencimu. Jauh-jauh dariku." Racaunya sembari ingin mendorong tubuh Bella. Tapi saat ini Azka tak mampu, karena sudah dikuasai efek dari minuman alkohol.

Bella menjatuhkan airmatanya, ia berusaha biasa saja karena Azka mengatakannya dalam keadaan setengah sadar. Tidak benar-benar dari hatinya


"Hei.. Kirana sayang, aku merindukanmu.." Tangannya membelai pipi Bella. Kirana? Baru kali ini Azka menyebut nama itu. Siapa dia? Apa itu wanita yang ada didalam foto itu.

"Ayo aku tuntun kau kekamar." Bella menuntun Azka kekamarnya, Bella pun meminta ijin pula pada Azka sebelum memasuki kamarnya. Walaupun keadaannya setengah sadar, setidaknya Bella sudah meminta izin.


Bella baringkan tubuh Azka diatas ranjang "Hei.. jalang. Untuk apa kesini, apa kau ingin bercinta denganku. Haha aku tidak sudi!" Bella tercengang. Ia melepaskan sepatu yang masih melekat dikaki milik Azka.

"Kirana sayang.. kenapa kau disitu? Aku merindukanmu." Bella tak menanggapi ucapan Azka, ia tahu dirinya sedang tidak sadar.

Bella hampiri Azka lebih dekat, lalu menyelimuti tubuh Azka dengan selimut.

"Tidurlah.." Bella membalikan tubuhnya dan ingin pergi, namun tangannya ditahan oleh tangan Azka.

"Jangan pergi" Bella membalikkan tubuhnya kembali, menghadap ketubuh Azka. Apa? Azka menyuruhnya untuk tidak pergi.

"Jangan pergi, Kirana"Lanjutnya lagi, Perkataannya itu begitu menusuk. Rasanya ingin sekali Bella berkata Aku istrimu, Bella. Tapi apa daya itu tidak mungkin, Azka pasti akan murka!

"Iya, aku disini." Bella duduk dibawah ranjang Azka.

Azka menggenggamnya dengan sangat erat, bahkan disaat matanya sudah tertutup. Tangan itu tak melepaskan tangan Azka. Bahagia, Tentu. Bella tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, walaupun dirinya dianggap sebagai Kirana. Yang entah siapa orang itu, apa sebegitu pentingnya wanita itu dihidup Azka?

Bella memejamkan matanya disisi kanan Azka. Malam ini untuk pertama kalinya Bella tidur bersama suaminya. Walaupun posisinya hanya terduduk dibawah.

Tapi itu sudah lebih dari cukup

Bella sudah bahagia.

Khayalan Bodoh

Azka mengerjapkan matanya, yang dirasa saat matanya terbuka kepalanya terasa sangat pusing. Kenapa ia bisa berada dikamarnya?

Azka merasakan tangannya mengenggam sesuatu. Bella tertidur disampingnya. Dengan segera Azka tepis tangan Bella jauh-jauh dari tangannya.

Bella yang sadar akan kesadaran Azka ia segera membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat dari Azka dan, wajah kemarahannya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk tidur disini!" bentaknya pelan.

Bella segera bangkit dan sedikit menjauh dari Azka "A-aku.."

"Dan, kenapa tanganmu menyentuh tanganku?!"

Jadi, dia tidak ingat?

"Kau yang memegang tanganku lebih dulu." Bella memberanikan diri mengakui perintah Azka.

Azka tertawa meremehkan "Aku? Haha, aku tidak pernah berfikiran sedikitpun untuk menyentuh tangan kotormu itu!"

'Deg' Kata-kata menyakitkan itu berhasil membuat dada Bella sakit kembali. Baru semalam ia dibuat bahagia, tapi sudah dihancurkan begitu saja.

"Keluar!" Bentaknya. Bella tak bergerak, hanya diam mematung. Kata-katanya masih terasa dihatinya.

"KELUAR!" Teriaknya.

Bella terlonjak kaget dan segera keluar dari kamar Azka.

"Berani-beraninya jalang itu menyentuh tanganku!"



Bella sudah menyiapkan sarapan untuk Azka, ya walaupun kenyataanya dirinya sudah tau. Azka tidak akan memakannya, bahkan untuk melirikpun rasanya tidak sudi.

"Aku--" Azka sudah melirik kearah Bella.

"Aku sudah membuat sarapan untukmu." Azka merasa iba. Beratus kali mungkin Bella menawarkan padanya tapi selalu Azka tolak mentah-mentah.


Azka hampiri Bella yang sudah Stay dimeja makan. Azka pun duduk, dengan jarak yang berjauhan dengan Bella.

Bella bangkit ingin membantu tapi ditolak mentah-mentah oleh Azka, dengan beralasan ia memiliki tangan yang akan ia pergunakan. Bella menurut, setidaknya Azka mau mencicipi masakannya.

"Uhukk..uhukk.." Azka tersedak saat sesuap Nasi goreng buatan Bella memasuki tenggorokannya.

Azka membanting sendoknya diatas piring "Kau ingin membunuhku?!" Bella tak mengerti, sepertinya tak ada masalah dengan masakannya. Hanya sedikit pedas.

"Ini pedas." Bella memberi minum untuk Azka, tapi gelas itu justru malah Azka banting dengan keras.

"Kalau tau seperti ini aku tidak akan memakannya!" Ia ambil sendiri minumnya, lalu segera bangkit.

"Kalau tidak bisa memasak, tidak perlu memasak. Bisa-bisa nyawa orang melayang, hanya karena perbuatan bodohmu itu!" Azka pergi dari hadapan Bella.


Bella tidak marah dengan Azka, Karena dari situlah Bella tau, Azka tidak menyukai pedas, dan nanti Bella bisa memasak masakan yang tidak membuatnya tidak merasa kepedasan kembali.

Maklum saja ini untuk pertama kalinya Azka mau memakan masakan Bella. Jadi Bella masak seadanya apa yang ia bisa, dan menurut selera yang disukainya.

-----------------

Setengah tahun lebih mereka menikah, dan Bella belum pernah merasakan malam pertama. Karena Azka tidak pernah mau menyentuhnya. Terkadang Bella suka berandai-andai bila dikeluarga kecilnya memiliki seorang malaikat kecil, pasti hidup Bella tidak akan kesepian Karena sikap Azka yang dingin dan kejam.


Tanpa sadar Bella mengelus perut datarnya "Andaikan kau hadir disini." Bella sangat menginginkannya, tapi apa boleh buat. Azka tak menginginkannya, lalu bagaimana caranya bisa malaikat kecil itu hadir dirahim Bella.

"Jangan bermimpi Bella. Mana mungkin ia mau menanami benih di rahimmu.. Perempuan yang hanya dianggap benalu saja." Lirihnya pelan dengan tertunduk lemas.

"Baguslah, kalau kau menyadari itu." Bella terkejut dan mendongakan kepala saat mendengar suara Azka. Buru-buru ia menurunkan tangannya yang menyentuh perut datarnya.

Bella menatap wajah Azka.

"Kau sudah pulang?" Tidak biasanya Azka pulang lebih awal, pukul 21.00 Karena dirinya selalu pulang larut.


"Kenapa? Ini rumahku, jadi aku berhak untuk pulang kapan saja." Azka berlalu meninggalkan Bella diruang tengah.

Bella senang karna jarang-jarang pulang secepat ini. Karena Bella merindukan wajah suaminya, suami yang sangat dicintai. Walaupun beribu cacian maki telah Azka keluarkan, tapi Bella tetap pada pendiriannya. Tetap mencintai suaminya, Azka.

Bella selalu berharap bila wajah tampan suaminya akan berhadapan dengan wajah bella dengan tatapan penuh cinta, bukan wajah yang penuh amarah.

Ah! Itu mustahil, itu tidak akan terjadi.

Bella melangkah kedapur untuk menyiapkan makan malam untuk Azka. Ia berfikir sejenak, makanan apa yang harus ia masak.

"Ayam goreng, aku masak itu saja." Bella mulai meracik bumbu-bumbu untuk ayam goreng buatannya.

Suara spatula dan wajan saling beradu membuat bunyi-bunyi dari kedua alat tersebut terdengar berisik.

"Kau bisa diam tidak!!" Suara Azka, mengejutkan Bella. Hampir saja minyak yang berada didalam wajah keluar dari tempatnya.

"Maaf, aku hanya.."

"Jangan harap aku akan memakan masakanmu lagi, karena itu tidak akan terjadi." jawabnya pelan tapi menusuk,

"Jadi, stop! Aku tidak fokus." Kemudian berlalu meninggalkan Bella.

Bella tak tau jika suara dari aktifitasnya memasak membuat Azka terganggu.

Bella mematikan kompornya, dan membiarkan ayam gorengnya tetap diatas penggorengan. Bella berfikir kembali, ia harus memasak apa agar tidak mengganggu aktifitas Azka.

Bella memutuskan untuk memasak soup. Kalau Daniel tidak mau memakannya juga tidak apa-apa, dirinya juga membutuhkan makan. Karena Bella sekarang sudah merasakan Lapar.

Untung saja ayam yang ia beli masih ada dan cukup untuk dibuat soup. Bella mempersiapkan bahan-bahannya kembali.

Daniel yang kembali kedapur untuk mengambil minum menatap Bella geram, keras kepala!

Bella menyadari kehadiran Azka. Ia pun memotong wortel dengan amat sangat pelan, dengan sesekali menatap Azka yang masih berdiri didepan kulkas. Ia takut Azka akan terganggu lagi akibat aktifitasnya memasak.

"Awhh.." Tanpa sadar jari bella ikut terpotong pisau, saat matanya menatap Azka.

Azka yang mendengar Bella meringis kesakitan menghampirinya dengan segera.

Bella menatap jarinya yang sudah mengalir darah, menahan sakit.

Bella terkejut saat Azka menghisap jarinya menggunakan bibirnya dengan lembut. Rasa sakit itu seakan hilang dan digantikan rasa manis dari perbuatan Azka.

"Sudahku bilang, jangan ya jangan!" Bentaknya, saat melepaskan jari Bella dari mulutnya.

Jantung Bella berdegup dengan kencang, Azkanya berada tepat didepan wajahnya. Wajah itu tidak terlihat marah, hanya ekspresi panik yang Azka perlihatkan.

Azka yang menyadari semuanya dengan segera mungkin menghempas tangan Bella, tubuhnya ia jauhkan.

"Tidak usah berkhayal." Ucapnya terbata, "Itu hanya refleks normalku saja." Bella menatapnya tak percaya.

'Cih' Azka membuang salivanya yang masih terasa bercampur dengan darah Bella "Kalau bukan karena refleks, aku tidak akan sudi menyentuh tangan kotormu itu. Apalagi, menghisap darahmu itu!" Azka langsung menepis pikiran Bella dengan kata-kata menyakitkan.

"Baguslah tanganmu terluka, setidaknya itu berhasil menghentikan perbuatan konyolmu membuat makan malam, kemudian justru malah membuatmu mati muda." ia berlalu pergi meninggalkan Bella.

Bella tertunduk, hatinya bagai diremas-remas karena ucapan Azka.

"Maafkan tangan kotor ini, yang sudah berani memasuki bibirmu." lirihnya dengan air mata yang menetes dipipi.

Bella urungkan niatnya untuk memasak. Rasanya sudah hilang, saat Azka menghentaknya. Padahal ia belum sarapan sedari tadi pagi, walaupun dirinya tadi pagi memasak.

Tapi tidak lagi, Rasa lapar itu sudah terisi penuh dengan perkataan Azka.

 

Penantian

"Penantianku adalah Menantimu, Menanti rasa itu hadir dihatimu."



Bella membulatkan matanya saat menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Azka, ia mandi dengan air apa? Azka tidak pernah bisa mandi pagi dengan air dingin. Ya walaupun ini hari minggu, Azka tak pernah absen untuk mandi pagi.


Azka dengan sengaja tidak memasang hot water dalam bathupnya karena ia ingin membuat Bella selayaknya pembantu dirumah ini.

Bella mengikat rambutnya simple keatas. Dan segera mengetuk pintu kamar Azka.

"Azka…Maaf aku kesiangan," Bella mengetuk-ngetuk pintu kamar Azka.

Namun tak ada respon darinya.

"Aku memasak air untukmu," Lagi-lagi tak ada balasan. Maaf, aku lancang kembali.

~Ckleks

Bella membuka pintu kamar Azka, tak ada Azka dikamarnya. Di kamar mandipun rasanya tidak mungkin, Azka tidak akan bisa mandi air dingin sepagi ini.

Bella menutup kembali pintu kamar Azka. Sesosok tubuh tinggi sekarang sudah berdiri dibelakang Bella. Tidak, lebih tepatnya sekarang didepan Bella saat tubuhnya memutar.

Bella meremas pakaiannya. Ia takut, takut Azka yang sekarang sudah berada dihadapannya akan marah kepada Bella karna sudah berani memasuki kamarnya tanpa seijinnya.

Tapi tidak, lihatlah. Azka sepertinya sudah membersihkan tubuhnya, terlihat dari rambutnya yang basah.

"Kau--?"

Azka menyingkirkan tubuh Bella pelan dari hadapannya.

"Maaf, aku..."

"Pergi. Kembali saja kekamar. Lalu lanjutkan tidurmu itu." ucapnya santai tapi masih terdengar datar dan dingin, dengan tangan yang siap membuka kenop pintu.




warning 21+


Vina gadis muda berusia 19 tahun putus sekolah,, hidup sebatang kara, dia selalu bermimpi menjadi orang kaya, bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Joshua mereka jatuh cinta tetapi orang tua Joshua melarang cinta mereka karena perbedaan status. bagaimana perjuangan cinta Vina dan Joshua.


Leon dan Bella kini duduk di sofa yang berada di kamar Bella dengan saling berhadapan. Leon memaksa Bella agar bangun dari tidur nya, meski Bella berusaha untuk menolak, namun Leon tetap memaksa Bella dengan mengangkat tubuh nya. Mau tidak mau Bella pun akhirnya harus berhadapan dengan Leon.
Bella duduk dengan gelisah dan menyembunyikan wajah nya di balik rambut panjang nya, ia terus menunduk karena tidak berani untuk menatap Leon, Bella takut jika Mark tahu jika Leon datang ke mansion nya. Bella di buat dilema dengan keadaan nya saat ini, keadaan yang memaksa nya untuk menjauhi Leon, meski hanya sebuah ancaman namun tetap saja Bella merasa takut dan khawatir jika Mark benar benar menyebar foto telanjang nya. 
Leon menatap tajam ke arah Bella, menatap Bella yang duduk dengan gelisah di hadapan nya.
"Apa kau akan terus seperti itu Bella." Ucap Leon membuka suara nya, ia menopang tangan kedua tangan nya di atas paha.
"Aku sudah melihat semua nya Bella, kau tidak bisa menutupi nya lagi dari ku." Sambung Leon, ia harus sabar, agar Bella ingin bercerita apa yang telah terjadi.
"Bella." Ucap Leon lagi, karena Bella tidak menyahuti perkataan nya.
Bella ingin sekali menjawab ucapan Leon, lalu memeluk pria itu dan menceritakan apa yang sudah terjadi pada dirinya hari ini. Namun Bella terlalu takut, ia takut dengan ancaman Mark. Mata Bella sudah berair menahan air mata yang akan segera keluar membasahi wajah cantik nya lagi. Tetapi Bella berusaha menahan air mata nya agar tidak terjatuh.
Leon berjalan mendekati Bella dan duduk di samping wanita itu. Leon menarik tubuh Bella agar menghadap ke arah nya serta Leon merapikan rambut Bella yang menutupi wajah nya, Leon menyentuh dagu Bella agar bisa melihat wajah Bella dari dekat.
"Katakan padaku apa yang telah terjadi padamu Bella." Ucap Leon dengan menyentuh pipi Bella, ia dapat melihat kedua mata Bella yang berkaca kaca menahan tangis.
"Ceritakan pada ku Bella, aku akan selalu berada di samping mu." Leon menggenggam tangan Bella agar wanita itu percaya kepada Leon.
"Hati ku terasa hancur melihat bibir mu yang manis ini terluka, serta bawah mata mu membengkak seperti ini. Ceritakan semua nya pada ku Bella." Leon menyentuh bibir Bella yang terluka serta mengecup kedua mata Bella secara bergantian.
"Aku sangat khawatir karena kau tidak menjawab panggilan telpon dari ku, pikiran ku selalu di penuhi oleh dirimu Bella." Leon menatap Bella yang terus menghindari tatapan nya.
Leon belum mengetahui kissmark yang ada di sekitar payudara Bella, karena tertutupi oleh kaos yang di gunakan Bella.
"Hikssss, Leon. . Hiksss." Tangisan Bella pun akhirnya pecah, ia memeluk tubuh Leon dengan sangat, menumpahkan semua yang ia rasakan melalui tangisan nya. Bella menahan rasa sakit di payudara nya, karena payudara nya terhimpit oleh tubuh nya dan tubuh Leon.

"Aku takut Leon, Hiksss." Bella mencengkram jas hitam Leon dengan kuat, Bella tidak bisa memendam ini sendirian, apalagi setelah ia mendengar ucapan Leon yang begitu khawatir kepada diri nya.
Leon memeluk Bella dengan sangat erat, membiarkan wanita itu menumpahkan tangisan yang sedari tadi ia tahan. Leon belum tahu apa yang telah terjadi kepada Bella, namun ia sangat marah karena bodyguard yang di tugaskn untuk mengawal Bella gagal. Bagaimana bisa mereka tidak tahu dan tidak melaporkan apa yang telah terjadi kepada Bella. Leon sudah membayar mahal mereka untuk menjaga Bella. Leon marah bukan karena ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk para bodyguard yang mengawal Bella, ia marah karena para bodyguard nya gagal melindungi Bella.
"Hiksss, Leon." Bella menangis dengan tersedu sedu, hingga air mata nya jatuh membasahi pundak Leon yang masih terlapisi oleh kemeja serta jas kerja nya.
"Ssssttt. . Aku disini Bella." Tangan Leon membelai punggung Bella yang bergetar, hati nya ikut merasa sakit melihat Bella menangis seperti ini. Menyakiti Bella itu berarti juga menyakiti harga diri Leon. 
Kejadian ini mengingatkan Leon dengan Eleanor, Leon tidak ingin Bella mengalami hal yang sama dengan Eleanor. Leon tahu bagaimana kejam nya Jackson, Jackson membuat Eleanor sering masuk ke rumah sakit karena ulah kejam nya. Ia akan melindungi Bella bagaimana pun cara nya, Bella dan Eleanor adalah orang yang memiliki peran penting dalam hidup Leon, beda nya sekarang Eleanor sudah memiliki kekasih yang bisa menjaga wanita itu dari bahaya yang mengancam nya.
"Sstt tenang Bella, aku ada disini untuk menemani mu."
"Kau bisa menceritakan nya nanti padaku, tidak perlu terburu buru." Leon masih berusaha untuk menenangkan Bella, ia tidak ingin memaksa Bella untuk segera menceritakan apa yang telah terjadi.
 Bella melepaskan pelukan Leon, ia menatap Leon dengan sendu. Hati nya menghangat mendapat perlakuan istimewa dari Leon, Bella merasa beruntung karena ada Leon di kehidupan nya. Meski mereka baru dekat, namun Bella dapat merasakan ketulusan hati Leon.

"Aku tidak suka melihat mu menangis, karena air mata menghalangi keindahan mata mu." Leon mengusap air mata Bella yang mengalir membasahi pipi nya.
"Cup. . Cup. ." Leon mengecup kedua mata Bella.
Bella masih sesenggukan, namun ia sudah bisa melepas rasa kesedihan nya. 
"Jangan menangis lagi." Leon menyentuh kedua sisi pipi Bella.
"Cup. ." Lalu mengecup bibir nya yang terluka.
"Apa ini terasa sakit?." Tanya Leon dengan menyentuh bibir Bella. Leon memiliki kepribadian yang tenang, berbeda dengan Lucas pria itu mungkin akan langsung mengamuk begitu melihat keadaan Bella yang seperti ini. Leon harus tenang agar tidak memperkeruh keadaan.
"Yaa." Jawab Bella dengan berlinang air mata. Ia tersentuh dengan perlakuan manis Leon.
"Balik badan mu." Suruh Leon, ia ingin memastikan keadaan punggung Bella. Karena saat ia memeluk nya tadi, Bella merasa kesakitan.
Bella terdiam, ia tidak ingin Leon tahu keadaan punggung nya yang lebam lebam. Karena Mark tadi mendorong tubuh nya ke meja meja dengan sangat keras.
"Balik badan mu Bella." Ucap Leon dengan dingin, ia tahu jika Bella sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.
Bella pun menuruti perkataan Leon dengan membalik badan nya, membelakangi Leon. Jika Leon tahu keadaan punggung nya, Bella akan memberitahu keadaan di sekitar payudara nya juga.
Bella merasakan tangan Leon yang membuka kaos yang ia kenakan, udara dingin langsung menusuk kulit punggung nya.
"Brengsek." Umpat Leon ketika membuka kaos Bella dan melihat banyak luka lebam yang membiru disana.
"Awwhhh." Bella mendesah kesakitan karena tangan Leon menyentuh luka lebam nya.
Tidak perlu Leon tanya lagi siapa yang telah melakukan ini kepada Bella, karena Leon sudah tahu jawaban nya. Ia mengepalkan kedua tangan nya menahan emosi yang meluap luap.
Bella berdiri meninggalkan Leon yang masih di liputi oleh emosi yang memenuhi pikiran nya. Bella berjalan menuju walk in closet dan mengganti kaos nya dengan sebuah tanktop yang memperlihatkan bagian payudara nya, hingga memperlihatkan kissmark disana.


WARNING!!!!!! 21+++
BOCAH DIHARAP MINGGIR!!!!


Dia Eleanor yang diam-diam memendam rasa pada atasanya yang tidak lain adalah CEO Arogant namun begitu dipuja-puja oleh banyak wanita. Dan entah beruntung atau memang sudah beruntung Eleanor berhasil membuat Lucas jatuh cinta padanya tanpa ia minta sekalipun.

Bagaimana kelanjutan dari hubungan cinta mereka? Let Read Gaess.

Bella dan Byeolna menunggu Paman didalam ruangan milik kerja Paman, mereka duduk dan sebelum itu, ada salah satu karyawan paman yang menawarkan secangkir teh untuk Bella dan Byeolna. 

"Permisi, apakah anda ingin saya sediakan teh? "Kata karyawan paman

"Ah, boleh. "Kata Bella dengan senyum. 

Seketika karyawan Paman terdiam dan terpukau dengan senyuman dari Bella.Dan akhirnya Bella terus-terusan memanggil karyawan Paman. 

"Maaf, hello. Oppa, oppa, oppa. 

"Ah, iya."kata karyawan paman sadarkan diri. 

"Anda baik-baik saja? "Tanya Bella. 

"Sepertinya oppa terpukau dengan senyumanmu Bella. "Saut Byeolna sambil menyenggol Bella. 

Lalu Bella melihat karyawan paman dan seketika karyawan Paman kembali tersenyum. 

"Sudah-sudah, oppa semakin malu."kata Bella. 

"Kalau begitu saya permisi, akan saya sediakan secangkir teh. "Kata karyawan Paman sangat sopan. 

Dan didalam ruangan Paman ada beberapa staff yang menjaga Bella dan Byeolna agar tidak ada karyawan yang mudah untuk masuk kedalam ruangan Paman. Kemudian setelah beberapa jam Bella dan Byeolna menunggu Paman, dari luar terdengar suara sepatu yang sangat tegas, kemudian pintu terbuka. 

"Selamat siang anak-anakku. "Sapa Paman didepan semua staff, Bella, dan Byeolna. 

"Pamaaaannn,"teriak Bella tidak terlalu kencang. 

"Selamat siang Paman, "Byeolna membalas sapaan Paman. 

"Ah, anak baik yang membalas salam paman. "Kata paman dengan senyum menatap Byeolna. 

"Paman,"kata Bella sedikit berwajah cemberut. 

"Kenapa? "Tanya Paman

"Aku juga anak baik paman. "Kata Bella menegaskan bahwa dia anak yang sangat baik. 

"Kalian berdua anak-anak Paman yang sangat baik, kemarilah peluk pamanmu ini! Kata paman dengan manis. 

Lalu Bella dan Byeolna menghampiri dan memeluk Paman dengan erat, bagi Byeolnapun tidak ada jarak antara mereka. 

"Bagaimana, apakah kalian sudah berkeliling? "Tanya Paman mulai serius. 

"Belum paman, karena kami terlalu khawatir. "Kata Byeolna. 

"Ada apa? "Tanya Paman penasaran. 

"Karena karyawan Paman semua mengidolakan keponakan paman ini. Jadi seperti sekarang kami dijaga sangat ketat. "Kata Bella. 

"Oh, karena itu. Tenang saja,Ada paman disini."kata Paman sambil menepuk2 dadanya dengan gagah. 

"Kalau begitu kami boleh keluar sekarang?"Bella bertanya lagi. 

"Ayo, kata paman sambil menuju keluar ruangan. 

Dan akhirnya Bella, Byeolna, Paman dan semua staff ikut berkeliling melihat-lihat kondisi kantor, ruang produksi, dan proses packing hingga pemasaran. Bella tidak bercita-cita menjadi seorang pengusaha, tetapi bella hanya ingi mengetahui prosesnya saja, 

"Bella, apa kamu mau menjadi pengusaha? "Tanya Byeolna. 

"Tidak, aku akan terus menjadi idol hingga nantinya aku mempunyai keturunan dan keturunanku akan aku jadikan idol juga. "Kata Bella. 

"Jangan terlalu jauh, lakukan yang sekarang dengan baik. "Kata Paman. 

"Iya paman. "Kata Bella.  

Pertama, mereka mengunjungi ruang produksi. Dan banyak pertanyaan yang mereka lontarkan. 

"Paman, tempat apa itu? "Tanya Bella sambil menunjuk sebuah ruangan. 

"Itu tempat produksi. "Kata Paman. 

"Lalu, apa isinya? "Bella bertanya lagi. 

"Ruang produksi itu, tempat dimana semua produk jajanan yang Paman hasilkan dari bentuk hingga rasa, akan diproses disini."paman menjelaskan dengan rinci. 

Mereka berjalan lagi menuju ruang berikutnya. Dan tiba-tiba ada teriakan dari salah satu karyawan.

"Bellaaa, Byeolna. "Teriakan dari karyawan

Tanpa menjawab, Bella dan Byeolna melambaikan tangan dengan tersenyum lebar. Lalu paman juga tersenyum melihat keramahan keponakannya. 

Sampai diruang berikutnya yaitu ruang packing, banyak karyawan yang sedang mengemas produk yang akan dipasarkan, namun Byeolna melihat kemasan dari produk itu hanya tulisan dan hiasan saja tanpa ada gambar model sebagai penarik konsumen. 

"Paman,aku melihat kemasan bagian depannya kosong tidak ada model untuk penarik konsumen. "Kata Byeolna

"Iya, paman tidak tau harus memakai siapa. "Kata Paman bingung. 

"Paman, bagaimana kalau kami yang menjadi modelnya? "Kata Byeolna menyarankan. 

"Tetapikan kalian sedang sibuk sekali dengan debut kalian. "Kata Paman

"Bisa Paman, setelah debut kami akan sempatkan untuk datang kemari. Kalau perlu semua member. Hehehe. "Kata Byeolna menyakinkan.

"Apa Paman perlu menghubungi manager kalian?"tanya Paman. 

"Boleh, nanti biar aku atau Bella juga membicarakannya dengan manager kami."kata Byeolna. 


Disaat Byeolna dan Paman berbincang-bincang mengenai produk, Bella asyik makan cemilan milik Paman. 

"Ah, dimana Bella?"tanya Paman

"Iya, dimana ya paman. "Byeolna sambil melihat sekeliling. 

"Itu dia, Bellaaaaa. "Paman memanggilnya. 

"Heheehhe, "Bella berbalik dan tertawa imut kepada Paman. 

Melihat keimutannya itu, paman menjadi gemas dan semua karyawan paman juga tersenyum kecil, membuat Bella menjadi sedikit malu dan pipinya memerah. 

"Kenapa kamu makan, itukan belum selesai dikemas. "Kata Paman. 

"Maaf Paman, enak sekali cemilannya. Boleh Bella bawa ke korea untuk cemilan sewaktu Bella berlatih dance? "Tanya Bella. 

"Tentu saja boleh. "Kata Paman 

"Terimakasih Paman. "Kata Bella.  

Kemudian Bella, Byeolna, Paman, dan semua staff kembali keruang kerja Paman untuk berbincang-bincang sebentar sebelum Bella dan Byeolna pulang. Langkah kaki yang sangat wibawa dari paman membuatnya terlihat pantas menjadi seorang pemilik perusahaan, dan langkah kaki Bella dan Byeolna yang sangat cantik dan kaki yang panjang membuat Bella dan Byeolna sangat mempesona dengan dikelilingi beberapa staff yang sangat tinggi dan gagah. 

Sampainya di ruang kerja Paman, mereka duduk dan beristirahat sejenak. Lalu tiba-tiba handphone dari Bella berdering, ternyata youra yang menelpon.  

"Hallo, youra."kata Bella. 

"Aah, akhirnya seorang Bella bisa dihubingi. "Kata Youra. 

"Apaan sih, kamu juga kemana saja?"kata Bella. 

"Hahaha, "youra hanya tertawa. 

"Oh iya, ada apa kamu menghubungiku?"tanya Bella

"Kapan kamu akan kembali? "Tanya Youra. 

"Kira-kira 2hari lagi aku kembali. Kenapa? "Tanya Bella. 

"Boleh aku titip cemilan milik Paman? "Kata Youra. 

"Kamu ini, dasar. Aku kira ada apa. "Kata Bella sedikit emosi kecil. 

"Hahaahhaha, "tawa Youra yang renyah. 

"Ya sudah, besok aku bawakan yang banyak. "Kata Bella. 

"Terimakasih Bella."kata youra. 

"Sama-sama. "Kata Bella

Yourapun menutup teleponnya.dan Bella kembali bergabung dengan Paman dan Byeolna. Seketika Byeolna menanyakan siapa yang menelpon Bella. 

"Bella, siapa yang menelponmu? "Tanya Byeolna. 

"Youra, dia hanya titip beberapa cemilan milik Paman. "Kata Bella

"Ohh,dasar youra itu makanan saja yang dia pikirkan. "Kata Byeolna. 

"Paman, setelah ini paman akan kemana? "Tanya Bella. 

"Sebentar lagi paman akan ada meeting lagi dengan produk yang ingin berkolaborasi dengan produk kami. "Kata Paman

"Akan muncul Produk baru? "Tanya Bella.  

"Belum tahu, nanti akan kami bicarakan. "Kata Paman. 

"Ok baiklah, kalau begitu kami pamit pulang dulu Paman. "Kata Bella. 

"Setelah ini kalian mau kemana? "Tanya Paman lagi. 

"Sepertinya kami akan langsung pulang kerumah saja, karena Byeolna akan mengambil foto dilokasi taman rumah kita Paman. "Kata Bella. 

"Ah, Byeolna akan melakukan pemotretan disana? "Paman bertanya kepada Byeolna. 

"Hehe, iya Paman. "Kata Byeolna dengan ketawa kecil.

"Kami pulang Paman, sampai jumpa nanti dirumah."kata Byeolna berpamitan. 

"Hati-hati kalian! "Kata Paman

Bella dan Byeolna segera keluar ruangan dan menuju ke arah lift untuk turun dengan cepat agar tidak banyak karyawan yang mengambil foto mereka diluar jadwal tour mereka. Lalu semua staff mengantar Bella dan Byeolna sampai ketempat parkiran mobil. 

Akhirnya Bella dan Byeolna masuk kedalam mobil dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada staff yang sudah menjaga mereka selama didalam kantor Paman. 

"Bella, sepertinya pemotretan ditunda."kata Byeolna tiba-tiba. 

"Kenapa tiba-tiba begitu?"tanya Bella. 

"Baru saja aku mendapat telp dari pihak fotografernya,bahwa ada satu pemotretan yang belum terselesaikan."kata Byeolna menjelaskan. 

"Ya sudah, besok kamu datang saja ke rumahku! "Kata Bella dengan tersenyum. 

"Ok. "Byeolna membalas senyuman Bella. 

Setelah Byeolna mengantarkan Bella sampai kedepan rumah Bella, Byeolna langsung kembali kerumahnya dan beristirahat untuk bersiap-siap menjalani hari besok bersama Bella lagi.

DESKRIPSI 
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki mimpi besar, tetapi terhambat karena ketidakpercayaan dirinya untuk menggapai mimpinya.tetapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk bermimpi. Gadis itu terus berlatih sendiri dan berjuang sendiri tanpa ada yang membantunya, hingga suatu hari dia bertemu seorang teman yang mau mengajarinya menari dan memberinya semangat untuk mencapai mimpinya,walaupun mereka berbeda umur tetapi mereka bisa saling mengerti satu sama lain,akhirnya mereka tinggal bersama setelah menjadi satu group dan melakukan semua kegiatan bersama selama bertahun-tahun.
 
PERKENALAN TOKOH

Untuk cerita kali ini, aku memilih sowon G-friend untuk menjadi inspirasi pada cerita ini sebagai soo min. Pemeran utama dalam cerita.

"Tampan sekali wajahnya." 

"Dia beneran dosen?"

"Ha?! bodyguard?! yang bener aja pah!"

Bella seorang aktris dan mahasiswa di jurusan manajemen tapi apa yang akan terjadi kalau pria tampan yang ternyata dosennya itu adalah bodyguardnya juga?

Bella married her twin sister Bea's fiancé, Damon on their wedding day.
Damon believing Bella is to blame, exacts his revenge on Bella.

"bella ayo cepat nanti telat" teriak randy yang membuat kuping bella sakit
Bella pun bergegas menuruni tangga dan menghampiri randy yang sudah berada di ambang pintu, dia pun mengejar randy sampai kepintu.
"ayo kak" ucap bella
"kok gak seperti biasanya sih kamu bangunnya siang seperti ini" kata randy marah-marah
"iya maaf kakakku sayang" ucap bella tersenyum pada randy yang saat itu memarahinya
Mereka pun berangkat kesekolah namun keadaan Jakarta yang sangat macet bella telat masuk kesekolah. Sekitar jam 07.18 wib bella pun tiba disekolah dia pun harus melewati guru piket sebelum bella masuk kekelas. Setelah mendapa ijin dari guru piket bella pun langsung masuk kekelas tapi dikelas bella bertemu dengan anjas yang sudah berada disana sekitar 15 menit lalu.
Huh…huh….huh…
 Nafas bella pun terengah-engah karena lari dari gerbang sekolah ke dalam kelas
"tunggu mana surat ijin dari guru piket" kata anjas menatap bella 
Saat bella ingin memberikan surat dari guru piket dia lupa dimana dia menyimpannya, nasib bella kali ini tidak seberuntung kemarin dia kehilangan surat ijin dari guru piket.
"suratnya hilang" ucap bella memelas 
"keluar" kata anjas memandang bella
Bella pun langsung keluar karena bella kehilangan surat ijinnya, sedangkan pelajaran sudah berlangsung sekitar 20 menit semenjak bella datang namun anjas tidak memberikan bella kesempatan untuk mengikuti pelajarannya. Bella hanya mendengarkan saja dari luar kelas karena bella menunggu di bangku didekat kelasnya. Beberapa menit kemudian anjas pun menghampiri bella yang sedang duduk manis
"bella" kata anjas 
Bella pun berbalik arah kearahnya
"iyaaaa" ucap bella
"kenapa bisa hilang surat ijinnya" Tanya anjas 
"mungkin terjatuh saat saya memasukkan kesaku" ucap bella
"oke kamu masuk ajaaa"  kata anjas meminta bella masuk 
Bella pun mendapatkan moment yang special dari anjas dengan menyuruhnya masuk, dia pun merasa senang tapi ketika di dalam melihat devan dia nampaknya sangat kesal atas perlakuan devan terhadapnya pada hari kemarin. Bella pun maju  kedepan meminta salah satu siswa untuk pindah dan duduk bersama devan
"Andrew kamu pindah sama devan yah" ucap bella 
"oke" Andrew pun kebelakang pindah ketempat duduk devan
Anjas yang dari tadi memperhatikan bella nampaknya bingung dengan pacarnya itu, dan masih saja dia belum bisa melupakan devan sepenuhnya.
"bella maju kedepan" ucap anjas
Bella menatap anjas 
"duh pak, kenapa saya harus kedepan" ucap bella
"kerjakan soal langsung di papan tulis" kata anjas memberikan spidol pada bella yang masih duduk di bangku depan
Bella pun mengerjakan soal didepan dengan cepat hanya hitungan menit saja.
"gimana pak apakah ini benar" ucap bella
"oke silahkan duduk" ucap anjas
Anjas pun memperhatikan soal dan jawaban yang ditulis bella, jawaban yang di tulis bella itu benar namun bella menjawab dengan rumus yang sangat rumit tapi anjas mencoba mempersingkat jawaban dari bella.
"jawaban yang kamu tulis itu terlalu rumit jadi saya persingkat tapi jawabannya benar" ucap anjas memandang bella
Bel istirahat pun berbunyi bella dan yang lain pun pergi kekantin bersama namun anjas memanggil bella untuk pergi kekantin bersamanya.
"bareng aja kekantin sama mereka" ucap bella
"oke tapi saya harus ke ruang guru terlebih dahulu untuk menyimpan buku-buku ini" ucap anjas
"biar saya bantu" kata bella mengambil separuh buku yang berada di tangan anjas
Bella dan anjas pun masuk keruang guru tapi ketika dia masuk banyak guru yang memperhatikan mereka karena mereka berdua tampak serasi, banyak siswa-siswi yang memandangnya juga kala mereka keluar dari ruang guru.
"aku aneh deh kenapa mereka ngeliatin kita kaya gitu" ucap bella
"udah gak usah peduliin kan kamu lagi sama saya jadi mereka memperhatikan kita berdua" jawab anjas
Setelah pejalaran selesai bella dan anjas pun pulang bersama namun sean dan devan nampak kesal melihat anjas bersama dengan bella yang sekarang semakin mesranya.
****
Anjas sesekali melirik bella yang sedang mendengarkan music di ponselnya, namun saat anjas melirik kearah bella pun sadar kalau anjas melihatnya 
"kenapa kok lirik-lirik keaku sih" Tanya bella memandang anjas yang sudah menghadapa lurus kejalan
"ah engga cuma kagum aja sekarang kamu makin cantik bella" ucap anjas 
"makasih kak" kata bella berbunga-bunga
"saya udah ijin sama kak randy nanti pulang agak telat karena kita mau ke ancol yah" ucap anjas
Bella hanya diam karena bella juga butuh refresing karena sudah beberapa bulan ini dia tidak pergi kemana-mana semenjak putus dari devan
"boleh nanya gak bell" kata anjas yang masih fokus dengan jalanan
"silahkan mau tanya apaa" ucap bella 
"kamu masih cinta sama devan" Tanya anjas
Wajah bella berubah seketika ketika anjas mengucapkan nama devan dihadapannya, bella diam setelah dia mendengar hal itu 
"kenapa diam" ucap anjas tanpa rasa bersalah
"harus yah saya jawab tentang dia,, kenapa tidak pertanyaan lain saja" ucap bella marah 
"oke jangan marah saya hanya bertanya pada kamu bella" jawab anjas
"bisa tolong pinggirkan mobilnya, saya turun disini saja" ucap bella mencoba membuka pintu mobil karena anjas masih tidak mau mengehentikan mobilnya
"oke saya akan hentikan mobilnya tapi kamu mau kemana" ucap anjas
Anjas pun mengentikan mobilnya di pinggir jalan bella pun keluar dari mobil anjas, namun dia mencegah bella untuk pergi. Tapi bella sangat marah padanya karena kesalahan anjas bertanya tentang devan 
"bel….bellaaa….tunggu jangan gitu dong" ucap anjas mencoba mengejar bella yang berlari
Beruntung anjas bisa meraihnya sampai bella dalam dekapan anjas saat itu, namun bella tidak mau di peluk oleh anjas jadi ketika anjas memeluknya bella mencoba melepaskan pelukan anjas.
"bella tenang saya minta maaf yaah gak akan saya ulangi lagi tapi kamu jangan marah" ucap anjas lagi 
Bella hanya diam dan mencoba melepaskan pelukkan anjas yang begitu erat
"bella tenang jangan seperti itu" kata anjas 
"semua salah kamu kenapa kamu mengingatkan saya pada dia yang sudah menyakiti saya" ucap bella marah 
Anjas pun mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan bella yang saat itu menangis karena anjas. Anjas pun menghapus setiap air mata yang jatuh dari pipinya sehingga terlihat kecantikan bella yang sangat begitu mempesonanya
"maafin saya karena saya sudah membuat kamu menangis" anjas memeluk bella
Bella pun membalas pelukkan dari anjas yang semula bella menolak dipeluk sekarang bella yang memeluk anjas dengan erat dan seakan tidak ingin melepasnya
"sekarang kita lanjut lagi yah" ucap anjas menggenggam tangan bella dan berjalan kearah mobil yang di parkirnya di pinggir jalan
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ancol, sekitar 2 jam perjalanan karena macet mereka pun tiba ditempat itu. Bella yang masih menangis pun akhirnya terdiam saat tiba di tempat itu. 
"jangan nangis lagi yaah" ucap anjas
Bella memandang anjas yang saat itu menatapnya dan memeluknya dengan erat
"maafin aku yah karena aku marah-marah tadi sama kakak" kata bella memandang anjas lagi 
"saya yang salah bella sudah yang kamu jangan nangis lagi karena mulai sekarang saya akan membuat kamu selalu tersenyum kecuali ketika saya sudah tidak bernafas mungkin itu terakhir kalinya saya membuat kamu tersenyum" ucap anjas 
Bella pun sangat kaget mendengar pernyataan anjas dan berpikir kenapa dia bisa berbicara seperti itu. 
"jangan pernah bicara seperti itu karena saya tidak akan biarkan kamu pergi dari sisiku" kata bella 
"baiklah tapi kamu janji tidak akan pernah menangis lagi karena hal spele atau pun yang lainnya" ucap anjas
Setelah percakapan mereka selesai mereka pun masuk kedalam untuk mencoba wahana yang tersedia disana lalu ketika mereka semua sudah merasa lelah untuk mencoba lagi wahana tersebut akhirnya mereka pun memutuskan untuk makan disebuah restaurant disekitar ancol.
"kamu lelah gak bell" ucap anjas 
"iya aku lelah banget kak,,,, " kata bella sambil mencoba jongkok untuk beristirahat sejenak
"saya akan menggendong kamu yaah sampai keparkiran" ucap anjas yang menggendong bella
Anjas pun menggendong bella, dia pun tidak merasa lelah ketika menggendong bella. Anjas gembira ketika dia bisa dekat dengan bella seperti sekarang namun kenyataannya ketika mereka berjalan mereka berdua pun melihat devan. Anjas pun mencoba menyapanya namun dia tidak menurunkan bella dari gendongannya.
"hay van sama siapaa" Tanya anjas 
Devan memandang bella tapi dia pun tidak menjawab pertanyaan dari anjas yang menatapnya
"ayo kita pulang aku sudah lelah sekali" ucap bella yang memandang devan
"oke devan maaf yah saya harus menlanjutkan lagi karena bella nampaknya kelelahan" ucap anjas 
Anjas pun meninggalkan devan yang nampaknya sangat cemburu akan kemesraan mereka berdua, tapi bella masih asyik karena digendong anjas sampai keparkiran sampai-sampai dia pun tertidur.
"bella… wah kamu tidur yaah" ucap anjas membaringkan bella kedalam mobil
Anjas hanya tersenyum dan pergi mengantar bella pulang kerumah, setelah beberapa jam kemudian mereka pun sampai dirumah tapi bella masih tertidur karena nampaknya bella sangat kelelahan. Anjas pun turun dari mobil meminta tolong randy untuk membukakan pintu.
"eh kamu.... mana bellanya" Tanya randy
"bella tidur…. " kata anjas
"ya udah kamu bawa kekamar aja yah" ucap randy pada anjas 
Anjas pun membawa bella kedalam kamar nya untuk dibaringkan keranjang. Setelah itu anjas pun menemui randy yang sedang menunggunya dibawah lalu mereka pun berbincang beberapa menit setealh itu anjas pun pulang karena sudah terlalu malam.
***
Pagi harinya disekolah bella dan devan pun sekarang sudah tidak duduk bersebelahan lagi maka dari itu bella nampak sangat senang apa lagi ketika dirinya jalan dengan anjas. 
"hey…. Kenapa senyum-senyum sendiri bella" Tanya sean yang sudah duduk di sebelahnya
"kamu ngagetin aja sean gak apa-apa kok" ucap bella 
Tiba-tiba 2 orang teman dari sean pun menghampiri nya dan sangat kepo ikut bertanya-tanya pada bella yang saat itu sedang tersenyum-senyum sendiri.
"iya nih bella masih pagi loh ini" kata Andrew dan ricky
"ah kalian mau tau aja urusan ku udah lebih baik urusin aja urusan kalian sendiri" kata bella sambil tersenyum pada mereka
Sekitar jam 06.45 wib anjas pun sudah datang dan masuk kekelas sebelum bel masuk berbunyi, siswa-siswi yang lain pun kaget karena bel belum berbunyi tapi anjas sudah masuk kedalam kelas. 
"uhm maaf kalau kalian masih mau ada yang kekantin silahkan karena saya hanya menunggu bel masuk saja" ucap anjas memberikan informasi
Mereka semua pun mengerti dan ada beberapa siswa-siswi yang keluar kelas karena masih ingin pergi kekantin 
 "bellaa… bisa bantu saya" Tanya anjas pada bella
Bella pun menghampiri anjas kedepan kelas, rupanya dia meminta bella untuk menulis sesuatu di papan tulis. Bella pun mengiyakan permintaan anjas bagaimana pun bella adalah seorang siswi yang masih berstatus murid dari anjas. Sekitar 15 menit kemudian bel masuk pun berbunyi dan bella sudah selesai menulis
"makasih bella" ucap anjas 
Bella hanya tersenyum dan duduk kembali ketempat duduknya yang tidak jauh dari bangku anjas. Semua siswa-siswi pun sudah duduk di tempat duduknya masing-masing dan anjas pun mulai menjelaskan apa yang ada di papan tulis. Saat anjas menjelaskan tidak ada seorang pun membuat kegaduhan hanya keheningan yang ada dikelas tersebut membuat anjas mudah menjelaskan kepada mereka tentang apa yang ada di dalam buku fisika tersebut.
"apa semuanya sudah paham tentang apa yang saya jelaskan tadi" kata anjas
Sudah pak .... – ucap semua siswa & siswi yang berada di kelas tersebut
"baiklah kalau gitu beberapa menit lagi kita ulangan yah" kata anjas yang membuat siswa-siswi tersebut protes terhadap apa yang anjas ucapkan 
"huh masa ulangan terus….."
"bella sih enak udah dapat nilai 100 dari guru" salah seorang siswi yang bernama Bianca bicara seperti itu
Bella pun menoleh kearahnya
"hey jangan asal ngomong yah saya dapat nilai 100 atau pun apa bukan karena saya dekat dengan guru melainkan itu dari hasil saya sendiri" sahut bella dengan wajah yang kesal
Bianca masih nyerocos membuat bella ingin marah padanya dan nampaknya bella tidak suka dengan Bianca ini, dia pun menghampirinya kebangku yang berada tidak jauh dari depan.
"mau ngapain loe bell" ucap Bianca yang ketakutan
"kamu tuh bisanya cuma protes dan protes" kata bella tersenyum
 Kring…..kring…..
Ponsel bella berdering namun ketika melihat layar ponselnya dia tidak tahu siapa yang menelpon lalu dia pun menjawab telponnya
Hallo siapa ini
Maaf saya dari rumah sakit mau mengabarkan kalau kakak anda yang bernaman randy hairyanto kecelakaan
Bella shock mendengar berita itu sampai anjas pun melihatnya kebingungan dan menghampirinya yang sedang berdiri di depan Bianca
"bella kamu kenapa" ucap anjas 
Bella hanya terdiam mengambil tas dan merapihkan buku-bukunya 
"bella jawab saya kenapaaa?" Tanya anjas lagi
Bella memandang anjas yang bertanya padanya
"kak randy kecelakaan saya minta ijin untuk kerumah sakit" ucap lirih bella yang nampaknya kaget mendengar kejadian itu
"oke,, uhm anak-anak bapak akan pergi sebentar jangan berisik yah " ucap anjas 
Mereka pun pergi menuju rumah sakit, bella hanya meneteskan air mata tidak bersuara mungkin karena shock mendengar kakaknya kecelakaan. Sekitar 1 jam kemudian mereka pun tiba dirumah sakit dokter pun langsung meminta bella untuk donor darah karena randy kekurangan darah. Ketika dokter memeriksa darahnya ternyata tidak sama dengan golongan darah randy bella bingung beruntung anjas mau mendonorkan darahnya untuk randy yang sedang dalam kondisi kritis. Setelah kejadian itu bella berpikir kenapa darahnya tidak cocok untuk kakaknya… selalu berpikir akan hal itu. 
"bella kamu kenapaaaaa" Tanya anjas
"kenapa darah saya tidak sama dengan kak randy" jawab bella 
Anjas mulai kebingungan dengan apa yang bella ceritakan tentang hal itu, tapi menurutnya hal itu wajar mungkin karena beda golongan darah jadi tidak cocok. Namun bella masih saja memikirkan hal itu bersamaan dengan itu bella dan randy memang tidak mirip
"sudah yah jangan dipikirkan lagi sebaiknya kita tunggu randy sadar" ucap anjas memeluk pacarnya dengan erat

"Makanya jangan nakal Bell."nasehat Qori yang sudah berulang kali ia ucapkan.

Bella memaju mundurkan bibirnya. Ia kesal, kupingnya panas mendengar perkataan Qori yang terus terusan menasehatinya. Dari pulang sekolah hingga ditengah sawah hanya itu yang dikatakan Qori.

Sudah seperti siaran radio rusak saja.

"Qori, berhenti apa nasehatin Bella. Ntar kesamber petir sawah mau?"gerutu Bella geram.

Karena jengkel Qori menjewer telinga gadis itu dengan kasar. "Kamu Bell dinasehatin bukannya patuh malah ngedoain. "

Bella mengaduh, merasakan kupingnya yang sudah perih sekaligus panas. "Ih Qori, Qori gaya mama aja suka jewer." rengeknya sembari memukul tangan Qori yang menjewer telinganya.

"Makanya dengerin."tegas Qori yang membuat Bella terdiam.

Hanya Qori yang bisa membuat Bella mengatupkan bibir mengalah. Tidak lain selain dia. Baik mamah, guru guru dan teman teman Bella tidak bisa menghentikan bibir mulus mungil itu.

Pasalnya Bella diam diam menyukai Qori. Itulah yang membuatnya selalu nurut. Seperti kerbau dicucuk sama majikannya.

Bella melirik kekiri dan kekanan. Tanpa sengaja maniknya jatuh kesalah satu pohon mangga yang berbuah. Bibir mungil itu tersenyum sumringah. Ia menepis tangan Qori dengan kasar, hingga tangan pria itu menjauh dari telinganya. Kemudian berlari menuju pohon mangga yang beberapa petak dari sawah.

Qori yang melihat Bella berlari menjauh terkejut. "Mau kemana Bell?."teriaknya.

"Noh, Mangga punya Pak Aji berbuah. Mau minta."sahut Bella ikut berteriak juga.

"Udah izin belom?"

"Nantiii..."teriak Bella yang mulai menjauh.

Qori menggeleng pelan. Ia berjalan santai menghampiri kebon milik pak Aji. Bella sudah berada disana. Gadis itu bergelantung manis diatas pohon mangga milik pak Aji sembari mengigit mangga yang sudah dikupas dengan giginya.

"Bell. Kata pak ust ga boleh makan milik orang lain kalo belom izin."nasehat Qori yang mengadahkan wajahnya menatap Bella yang tampak asik sendiri.

Bella menoleh kebawah. "Qori mah bikin mood Bella hancur aja."gerutunya yang membuang mangga yang dimakannya keatas tanah.

Gadis itu memanjat turun dari pohon mangga. Namun disaat ia berpijak disalah satu ranting. Tiba tiba ranting itu patah. Membuat tubuh langsing Bella merosot jatoh keatas tanah dengan posisi terduduk.

"Ya Allah Bella." pekik Qori terkejut seraya menghampiri Bella.

Bella meringis merasakan kakinya yang sulit digerakkan dan bokongnya yang terasa sakit. Ia mendongak keatas, melihat bekas patahan ranting dengan penuh syukur. Untung ga tinggi tinggi amat, kalau tinggi bisa patah tulang tulangnya.

"Apa yang sakit?"tanya Qori sembari menatap Bella dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan khawatir.

Bella mencengir pelan. "Kaki Bella gayanya terkilir deh. Kualat kali yah nyuri mangga pak Aji. "celetuknya yang membuat Qori menahan ketawa.

"Makanya Bell, minta izin dulu."ucap Qori sambil tersenyum lebar.

Bella menggaruk pipi kakananya sambil terkekeh pelan. "Hehehe..."

---

  "Assalamualaikum.."

"Ya Allah kenapa anakku?" pekik mama Bella seraya menghampiri Bella yang sedang dipapah oleh Qori.

  "Bella jatuh dari pohon bi. "sahut Qori memberi tahu.

Manik mama Bella membulat, ia segera mengambil alih memapah putrinya. "Kenapa bisa?"tanyanya terkejut.

Qori tersenyum meledek Bella. "Dia mencuri mangga milik Pak Aji." Akunya.

Mama Bella mencubit kasar pipi putrinya. Membuat Bella mengaduh kesakitan. "Ngapain pake nyuri segala?" tanya mama geram.

Bella memegangi pipinya yang dicubit. "Aih mama cuman satu aja kok."timbalnya sambil meringis.

"Kamu tuh yah."

"Qori pukul saja Bella kalo dia mencuri lagi." ucap Mama Bella kepada Qori.

Qori hanya mengangguk mengiyakan. Walaupun ia sudah memukul gadis itu, emangnya gadis itu akan mengindahkannya. Gadis sebebal Bella ga akan mempan kalo dipukul olehnya. Terlebih mana mungkin ia memukul Bella, membentak gadis itu saja hal yang tidak ingin dia lakukan.

"Mah udah donk.. "Pinta Bella malu. Ia malu mamanya ngoceh ngoceh didepan Qori. Dia tidak tahu saja, padahal pria itu sudah sering mendengar Bella kena damprat mamanya. 

"Biarin biar tau rasa. Rasakan tuh kaki terkilir. "sungut mamah Bella geram yang membuat wajah Bella merengut.

Qori segera pamit mengundurkan diri. Ia tidak enak berlama lama dirumah Bella. Apalagi gadis itu sedang dimarahi.

Pria itu melirik sedikit kearah Bella yang tampak sedang dipukuli mamanya. Bukannya iba, dia malah tersenyum kecil. 

"Bella .... Bella... "gumam batinnya.

----  

SMA 1 Perwira.

Bella berjalan dengan kaki terpincang pincang diatas koridor seorang diri. Biasanya ada Qori dan Rini menemaninya. Cuman beberapa hari ini Rini tidak ada dirumah, dan Qori ntah kemana. Tadi dia sudah mengunjugi rumah pria itu, tapi kata ibunya Qori, Qori sudah berangkat pagi pagi.

Tapi sampai sekarang ia tidak menemukan Qori dimana mana. Kata teman sekelas Qori belum datang. Masa iya Qori dicuri sama setan sawah, atau keseret arus sungai mengingat pria itu suka mandi pagi disungai.

Eh tidak mungkin. Bella menggeleng pelan. Bisa jadi Qori sedang solat Dhuha dimusola pak Saleh sembari tilawah sebentar. Masa iya? Kan sekarang udah pukul 7.

Bella mengetuk ujung pensilnya diatas meja sambil berfikir keras. "Ujang!" panggilnya.

Ujang yang sedang terduduk diam dibangku depan menoleh kebelakang. "Apa bell?"

"Ujang liat Qori ga?"

Alis kanan Ujang terangkat. "Bukannya selalu pergi bareng bel.?"sahutnya yang balik menanyai Bella.

"Kata mamahnya udah berangkat dari pagi. Tapi kata anak anak ga ngeliat Qori datang. "jelas Bella.

Ujang mengangkat kedua bahunya. "Aku kurang tau Bell. Mungkin saja Qori ada urusan lain. "

Bella hanya mengangguk pelan. "Mungkin, "gumamnya sambil melamun. Apa segitu penting urusannya. Sampai harus berbohong kepada ibunya.

---

  "Jono... Tungguin Bella."pekik Bella seraya mempercepat langkah kakinya yang terpincang pincang.

Jono yang terpanggil menghentikan langkah. Berbalik seraya menatap Bella yang berjalan menghampirinya.

Pria itu memapah Bella disaat gadis itu sudah berada disisinya. "Kenapa sampe pincang gitu kaki bell?"tanyanya penasaran.

"Bella jatuh dari pohon mangganya pak Aji. "sahut Bella seraya menahan nyeri dikaki kanannya yang terkilir.

"Nyolong lagi?"

Bella mengangguk mengiyakan.

"Untung terkilir kalo patah gimana coba."celutuk Jono yang dibalas dengan cubitan kasar dari Bella.

"Jangan doain Bella. Antar Bella kewarung pak Saman mau beli onde onde. "geram Bella.

Jono meringis menahan perih bekas cubitan Bella dilengannya. "Iya iya Bell.. "timbalnya nurut.

Jono dan Bella berjalan menuju warung klotok disebrang jalan. Kali ini Bella memilih jalan pulang lewat trotoar. Karena ia cukup tidak berani lewat sawah kalau sendiri.

"Makasih yah Jono. Jono pulang duluan aja. Nanti Bella pulang sendiri." Ucap Bella setelah berada didepan warung yang bertulis Pak SAMAN PUNYA.

"Yakin?" tanya Jono ragu, sekaligus cemas. Gini gini Jono baik hati kepada sesama teman. Biarpun Bella sering menjahilinya dan membuatnya kesal.

"Iya yakin dah sana. " usir Bella.

"Ya udah aku pulang. Dah."pamit Jono seraya melangkah meninggalkan Bella.

"Tumben mampir nduk.?"tanya Pak Saman terheran.

Bella mencengir. "Sering pulang lewat sawah pak."sahutnya sungkan.

"Oalah. Trus ini mau beli apa?"

"Onde onde pak kasih 10rb."

Pak Saman membungkuskan sekantong plastik onde onde, lalu memberikannya kepada Bella. Bella menerimanya sembari memberikan uang 10rb yang sendari tadi ia genggam.

"Makasih yah nduk." ucap Pak Saman.

"Sama sama. Pak."sahut Bella seraya beranjak pergi dari warung klotok itu.

"Wah onde man day.."seru Bella seraya menatap sekantong plastik onde ondenya dengan sumringah.

----

Bella bersahabat dengan Qori dan Rini sejak kecil. Diam diam Bella menyukai menyukai Qori yang tanpa sepengatahuannya Qori dan Rini berpacaran dibelakang.
 bagaimana kisah anak desa bernama Bella?
Bagaimana kisah percintaan Bella selanjutnya?

Bella House
Now it's 07.06 PM, in a room a girl named Bella is tidying up her schoolbooks to take to school tomorrow. Bella looks at the books one by one to not bring the wrong book according to tomorrow's lesson schedule. She took a deep breath when she finished tidying up all her books.
Then her eyes saw a bookshelf where there were many novels in there. Bella really saw all the novels then sighed with a sad face.
" All novels have been read " then she glanced at the clock on the wall of her room.
"I want to go out to buy a novel" Bella recalls whether there is a bookstore that is still open at this hour. Bella remembered it for a long time, and finally she remembered a bookstore that was open until 11 PM. Bella immediately got up, when Bella just got up, suddenly someone called her.
"Bella!" call her older brother named Dion. Bella glanced at the door of her room when she heard Dion calling her name.
Bella did not answer the calls from her older brother. She immediately took her jacket and coat to buy a novel then ran out of her room to get to her older brother.
When Bella is near her older brother named Dion, he is watching TV.
"What's wrong, bro?" asked Bella, who was standing beside the Dion. When he heard Bella's voice beside him, he immediately looked at Bella.
" can you help me to buy ice cream?" said Dion. Bella nodded in agreement to buy Dion ice cream because Bella also happened to want to go out to buy a novel so she could buy ice cream for Dion as well.
Dion took the money in his pocket, then gave it to Bella.
" buy for you too," said Dion to make Bella smile. Bella immediately took the money given to her by Dion.
"Thank you," said Bella, with a smile on her lips. Dion realized something from Bella. Dion just realized that Bella's clothes were ready to go out, even though the previous Dion didn't tell Bella to get ready to go out.
"Where are you going?" asked Dion, who was curious about where Bella wanted to go. Bella looked at Dion in confusion.
" Want to buy ice cream. Brother asked me to help you " Dion shook his head quickly.
" No, where do you want to go before I ask you for help?" Bella seems to understand Dion's question
" I wanted to buy a novel bro, so I bought an ice cream as well."
" Okay, be careful," said Dion
"Okay" said Bella, then walked towards the exit. Bella came out of the house, then Bella thought for a moment after closing the door.
"I'm going to the bookstore first."
...
Book Store
Bella has just arrived at the bookstore, and she starts walking where the novel is located. Bella looked at these novels while choosing which one she wanted to buy. Bella finds a novel that she thinks is interesting. Bella starts to take the novel and read the synopsis of the novel. While Bella was reading the synopsis, someone tapped her on the shoulder, so that Bella was surprised and then saw the person who tapped her on the shoulder.
"Alex ?!" Bella was shocked when she saw a smiling Alex staring at her. Bella began to feel her heart beating very fast when she was near Alex.
"You want to buy a novel?" Asked Alex, who glanced at the novel that Bella wanted to take. Bella took a deep breath, trying to calm herself down. After she started to calm down, she ventured to look at Alex.
"Yes, you too?"
"Yes, but I'm confused about which one to buy," said Alex with a confused face. Bella smiled at that, and then she took the novel she wanted to take.
"Try reading this, I haven't read it, but it looks like this novel is terrific" said Bella while giving the novel to Alex.
Alex takes the novel given by Bella, then looks at the cover and reads the synopsis. Alex's face looks serious reading it. After reading it, Alex has a cheerful face.
"It looks good, and I'll buy it," replied Alex in a slightly happy tone. Seeing Alex's face, who looks happy, makes Bella feel happy to see him. Bella immediately took a novel for her.
" Where did you after this?" asked Alex. While looking at Bella, Bella began to look back at Alex.
"I? I want to buy ice cream after this," said Bella.
"Can I accompany you?" Alex's question made Bella a little surprised. Bella's lips smiled, and she began to nod slowly.
"Sure" replied Bella
...
Bella and Alex chat while walking to the mini-market. When they arrive at the mini-market, Bella goes inside and starts walking towards the freezer filled with ice cream. Bella started choosing the ice cream she would buy.
" Usually, brother buys this ice cream, " Bella muttered as she took ice cream for her brother, Dion. Meanwhile, Alex went into the mini-market, but he went to see the snacks to buy. Alex looks confused in choosing which snacks to buy.
When Alex was still confused about choosing his snacks, Bella had finished choosing the ice cream that she wanted to buy.
"you have done?" asked Bella, who was near him. Alex glanced at Bella.
"Not yet, I'm confused," replied Alex, who looked confused. Bella sighed softly, then saw the queue at the checkout near the entrance. Bella looked back at Alex. Bella could not last long because she had to go home. Bella thought of her older brother, who had been waiting for her ice cream for a long time. She had to go home.
"I went to the cashier first," said Bella. Alex, who heard it, immediately nodded his head after receiving approval from Alex. Bella immediately walked to the cashier. Bella still has to queue to pay for her ice cream. Bella stood in line, holding both ice cream in her hand. Her eyes began to look out the mini market's window.
While looking out the window, Bella saw someone familiar to her passing the mini-market. Bella observed his face.
"Ben?" muttered Bella softly when she already knew who the person was who turned out to be Ben.
"Where is he going?" Bella looks curious about what Ben is doing tonight. I am showing around 9:34 PM, and it makes Bella wonder what Ben is doing at night.
" Sorry miss, please don't keep the customer waiting," said a cashier making Bella realize with her reverie.
"Eh?"

tring×9

  "ehhhh"gumam bella didalam hati.

  "bella"

 "bella,bangun sayang dah subuh ni"kejut pembantu rumah Bella yang digelar Mak Kiah.

  "yeye"jawab Bella sambil berusaha mendorong tubuhnya untuk bangun.

  "cepat bangun!mandi,nnti lambat pergi sekolah"ujar mak kiah lagi.

ermmm"

  bella pun bangun dan mengambil tuala nya dan menuju ke tandas untuk mandi.

  Mak Kiah seperti biasa akan melakukan tugasan nya seperti biasa untuk mengemas tilam, bantal dan selimut bella.

  selesai mengemas mak kiah pun keluar menuju ke dapur untuk menyediakan makan pagi Bella sekeluarga.

 Dibawah..

  "Bella sini makan"ajak Mak Kiah.

  "wah,nampak sedap je ni"puji Bella

  "ni ha Mak Kiah masak kan makanan kegemaran kamu ni,kan Bella yang cakap nak makan laksa pagi-pagi ni,sebab tu Mak Kiah masakan"terang Mak Kiah kepada Bella.

  "sayang juga ye,Mak Kiah dengan Bella"usik Bella lagi.
  "Mak Kiah dah anggap Bella macam anak Mak Kiah sendiri"jawab mak Kiah pula sambil mengusap-usap kepala Bella dengan lembut.
  Bella hanya tersenyum mendengar kata-kata Mak Kiah tadi. "kalau lah mama macam mak kiah"keluh bella didalam hati.

  ermmm"

Mama dan papa Bella turut dari tingkat atas.

 "tuan,puan tak nak sarapan dulu, saya dah siap kan sarapan"

  "mama,papa sinilah makan kita sarapan sama-sama,sedap ni mak kiah masak"ajak Bella kepada mama papa sambil memuji masakan pembantunya.

  "maaf sayang mama dan papa tak bolh nak turut serta sarapan dengan kamu,hari ni kami ada meeting penting sangat"jawab mama Bella sambil mencium pipi nya

  "ye sayang,betul tu kami ada meeting hari ni"ujar papa Bella pula, untuk meyakinkan lagi kata-kata mamanya.

 "ohh,so Bella ni tak pentinglah ye,gitu?"tanya bella dengan muka serius memandang wajah mama dan papa nya.

  "bukan macam tu sayang"jawab mama Bella lagi.
  "Bella, Bella adalah harta mama dan papa yang paling berharga"jawab mamanya lagi dalam nada memujuk.

  "kalau Bella ni harta paling berharga, buat apa mama papa masih bertungkus-lumus mengejar harta yang lain has.Mama,papa Bella tak halang mama papa cari dui tapi ni dah melampau"ujar Bella

  "Bella, papa dan mama buat semua ni untuk masa depan siapa cuba?haa.untuk masa depan Bella juga kn"jawab papa Bella lagi sambil berlutut menghadap Bella.

  "darling,you have to understand me,your mum and your ded, please"pujuk mama bella lagi

  "i understand mum ded, but you yang tak faham Bella.Bella  tak minta banyak mama,papa.saya cuma minta kasih sayang mum and ded.itu saja"luah Bella lagi.

  "my son,we dont have many time to discuss about this,okey.I hope you can understand me"ujar papa bella lagi untuk memutuskan bertengkaran mereka anak beranak yang disaksikan oleh pembantu rumah mereka.

  "we need to go okey,takecare"ucap ibunya lagi sambil mengusap kepala Bella dengan lembut.

Sepertinya mama dan papa Bella.

  ehhhh"

  tiba-tiba selera makan Bella hilang serta merta.

  Bella terus menggapai bek sekolah nya dan berlalu meninggalkan meja makan menuju keluar untuk memakai kasut.
  
  Mak Kiah yang dari tadi melihatt tingkah laku Bella hanya membiarkan saja kerana tidak mahu mengganggu.Kang nanti tersalah cakap kan susah

  "Mak kiah Bella pergi sekolah dulu, Assalamualaikum"ucap Bella.

  Mak Kiah hanya tersenyum memandang Bella
  waalaikumussalam"

kisah ini mengisahkan tentang seorang remaja perempuan yang berusiah 16 tahun dia merupakan seorang remaja yang kurang kasih sayang daripada ibu bapa nya.maklumlah orang tua Bella merupakan seorang pengusaha besar.

 kerana terlalu bertengkaran dengan orang tua nya Bella,ibu bapa bella telah membuat keputusan yang mereka akan masuk dia ke asrama

 "Bella papa dan mama dah buat satu keputusan yang muktamad dan kamu tidak bolh menolaknya walau bagaimanapun"ucap papa nya dengan muka yang tenang menatap Bella.

 "what?"tanya bella singkat.

 "mama dan papa dah buat keputusan yang kami akan memasukkan Bella ke asrama di sekolah kamu"jawab ibunya dengan lembut

 "what,are you kidding me"tanya bella tidak percaya.

 "yes"

 perubahan sikap telah berlaku dengan nya dia telah berubah menjadi seorang yang pemarah dan pemberontak.

 tapi dalam masa yang sama sikap nya yang nakal telah berubah menjadi seorang yang menyendiri, dan tidak sukakan bergaul walaupun dengan sahabat-sahabatnya sendiri selepas beberapa hari tinggal di asrama

bella Novel

Kisah Cinta Gadis Pemimpi

Crazy Rich Lucas

A Girls Dream season 1

[BELLA]

Bella

The Good Daughter (MayWard)

Takdir Cinta Bella

YA!!

The Beautiful Girl

Dorm atas

People search bella also like: