Kumpulan cerita mesum jaman kuliahan dalam Bahasa Indonesia (R18+)

Kumpulan cerita mesum jaman kuliahan dalam Bahasa Indonesia (R21+)

Berdasarkan Kisah Nyata, tapi bukan Kisah Nyata lho ya~!
Tentu saja ada - ada tambahan bumbu - bumbu penyedap di dalamnya agar ceritanya menjadi lebih menarik.

Semoga anda semua Para Pembaca menikmati karya ini~!
(-^m^-)/"

Cewek - cewek yang ada di Cover, dari tengah, lalu ke atas, kemudian memutar searah jarum jam:
1. Angela
2. Rena
3. Maya
4. Aisyah
5. Enya
6. Nia Puji Astuti
7. Arisa Valeria
8. Amelia Sarah
9. Lydia Systina

PERINGATAN:
- HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN (ATAU 21 TAHUN)
- ERO-LITERATURE
- TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK
- BEBERAPA KONTEN TERLALU VULGAR & EKSPLISIT
- TOLONG JANGAN MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI  (^O^)"

Hari 1
Postgraduate Information Evening
This is our 'all things ECU' session
"Bring your parents, your friends or your partner" begitu motto hangat dari ECU.

Yaitu hari perkenalan dan penyambutan siswa Pascasarjana dari ECU. Disini diceritakan tentang sejarah kampus ECU yang berdiri mulai tahun 1902 dan visi misinya hingga ECU masuk ke dalam jajaran 500 Universitas terbaik dunia. Acara ini dimulai pukul 18.00 atau 6.00pm, dan diadakan di ECU Mount Lawley Campus, acara ini berakhir pukul 19.30 waktu Perth (atau waktu WITA di Indonesia) 

Setelah selesai acara ramah tamah akupun bertemu Kak Orland.


Gimana Cil village nya?nyaman kan?


Iya Kak orang Australia nya ramah banget. Tapi mereka gak satu jurusan sama aku ada yang Post Graduate Economic, Bachelor of Art and Human, cuma yang orang Malaysia yang satu jurusan. Jadi enak deh. Masih bisa pake bahasa Indonesia juga sama dia, maklum satu rumpun. hehe.. 
Kakak gimana?


Ditempatku ada orang Afrika nya cil, unik orangnya. Pinter tapi. Dan lucu. Bikin rame apartemen. hehe.. Kalau yang lain yah standart bule lah. 

Pengen makan diluar kah Cil?


Gak deh Kak.. Ini tadi pada masak-masak di Apartemen. Gak enak kalau gak makan bareng. 

Yaudah kalo gitu aku balik ke Apartemenku ya.. Take care. kalau butuh apa-apa bilang.

siap Kakak..

Hari kedua pun aku mengakses jadwal semesterku..
Dan keluarlah jadwal mata kuliahku selama S2..
COURSE STRUCTURE

Year 1 
Semester 1
CMM6150 Media and Transnational Asia (credit poin 20)
CMM5110 Globalisation, Cultural Diversity and Innovation (credit poin 20)
CMM6116 Methods of Inquiry (credit poin 20)

Semester 2 
CMM5175 Journalism in the New Media: Converged Environment (credit poin 20)
CMM5180 Public Relations Strategies (credit poin 20)
CCA6150 Project Preparation (credit poin 20)

Year 2 
 Semester 1
CCA6240 Masters Project 1 (credit poin 30)
CCA6250 Masters Project 2 (credit poin 30)

Setiap Mata kuliah ada panduannya disebut Handbook jadi kita bisa mengikuti konten kuliahnya dan tugas serta penilaian poinnya dari garis besar yang sudah dijelaskan disana. Dan harus sesuai juga dengan Semester timetable yang sudah dischedule kan.

Hari ketiga dan seterusnya pun kami aktif bersosialisasi dikelas dan juga di Apartemen. Disini ritme pendidikannya jauh lebih cepat dibanding di Indo. Setiap Assignment selalu disertai Presentation. Baik perorangan maupun tim. Dan hampir tidak ada assignment yang tidak melalui praktek lapangan atau penelitian.  Benar-benar teori berbanding lurus dengan praktek di lapangan. Jadi ilmu yang kami dapat di kelas selalu bisa langsung dipraktekkan. Kemampuan berbahasa Inggriskupun semakin terasah disini. 

Tak terasa perkuliahanku sudah berjalan hampir 2 bln disini. Aku telah merasakan bahwa didalam perutku sudah mulai ada yang bergerak-gerak. Aku memang menutupi kehamilanku dari semua teman-temanku termasuk Kak Orland.


Aku juga sudah memeriksakan kehamilanku di Perth Obstetrics and Gynaecology Specialists (POGS) yang letaknya hanya berjarak 7 menit dari kampusku. Akupun melakukan USG tapi msih belom bisa melihat jenis kelamin dari buah hatiku. Karena waktu di USG jenis kelaminnya belom terlihat. Tapi aku bahagia sekali, usia kandunganku memasuki usia 16minggu ketika aku memeriksakannya. Aku menjaga kesehatanku dan bayiku dengan cermat. Semua makanan sehat, vitamin dan pendukung kecerdasan untuk buah hatiku pasti aku konsumsi. Aku ingin buah hatiku mendapatkan yang terbaik selama di dalam kandunganku.

Cil, kamu gemukan ya di sini? Udah gak apa-apa Cil kamu gemuk. Makin kliatan cantik, seger, pipi keliatan chuby. Dan yang jelas keliatan bahagia. Kak Orland menggodaku.

Aku sempet bingung. Aduh Kak Orland tau gak ya kalau aku hamil. Apa aku kelihatan ya sekarang kalau lagi hamil? apa aku cerita aja ya ke Kak Orland? aku juga uda mulai menyadari nih kalau aku udah bertambah gemuk. Apalagi perutku udah mulai nampak buncitnya. 

Hahaha, masa iya Kak? makanannya disini enak-enak soalnya Kak. elakku pada Kak Orland.

Haliza, teman ku yang dari Malaysiapun sempat mempertanyakan "Adakah awak tidak sehat, Qabill? the last few days you look pale.. Im so worry about you.


Im oke Haliza.. thank you for you kind attention..


U'r welcome Qabill, but if you need something don't hesitate to ask me..


Oke Haliza, thank you so much.


Minggu ini memang tugas dari kampus agak berat. Selain harus mengikuti kelas di ECU Joondalup yang berjarak 25 km dari Mount Lawley. Aku juga harus terbang ke Melbourne untuk mengadakan penelitian di salah satu kantor majalah "DRUM MEDIA" selama 1 hari disana. Pulang dari Melbourne harus kembali ke Joondalup, harus naik bus , jalan kaki, naik komuter line dan dalam keadaan aku sedang hamil menginjak 5 bulan, akupun sepertinya lelah. Ketika aku baru saja turun dari Bus 406, yang berangkat dari Glendalough Station dan turun di depan ECU Mt Lawley akupun jatuh pingsan. Aku sedang bersama Haliza saat itu..


Saat aku membuka mata, aku sudah diinfus.. 
Aku melihat Kak Orland disisiku,
Kak.. dimana ini? aku menanyainya.

Di Royal Perth Hospital, Cil..


Akupun panik, aku takut terjadi apa-apa pada kandunganku. Aku langsung memegang dan memeriksa perutku.. Aku melihat Kak Orland memandangku. 


Kandunganmu gak apa-apa Cil.. Anakmu kuat didalam sana.. dan dia sekarang sudah berusia 19 minggu..
Mengapa kamu tidak bercerita Cil.. bahwa selama ini kamu hamil..? Kak Orland menatapku..

Tetapi di siang yang terik ini di tahun ke sembilan perjalanan cinta mereka, Qabilla melihatnya, sepasang  wedges wanita ada di depan pintu masuk rumah. Qabilla hapal betul itu bukan wedgesnya. 

Sembari tetap berpikir positif dan dag dig dug dia membuka pintu kunci rumah yang mereka tinggali bersama dengan teman2. Celingak clinguk ketika sudah masuk kedalam rumah tak terlihat siapapun. Perasaannya semakin berkecamuk karena dari ujung ruangan yang juga  merupakan kamar Neam Kien terdengar suara. Dia melangkah mendekati kamar Neam Kien, langkahnya berat, sembari pikiran sudah berkelana entah kemana dan perasaan sudah tak karuan, dia mendekatkan telinganya ke daun pintu kamar Neam Kien yg tertutup. 


Dia mendengar suara dari sepasang laki2 dan perempuan. 

Apakah dia Neam Kien, kekasihnya? dan siapa perempuan itu? Apakah Neam telah berselingkuh ? ataukah yang didalam bukan Neam Kien? mungkin saja itu Rudolfo Liem teman mereka terkenal playboy yang memang sering menginap di rumah ini bersama teman wanitanya ? 


Qabilla kebingungan..
Pikiran dan perasaannya bertanya-tanya. Haruskah dia membuka pintunya? dia benar2 butuh kekuatan, seandainya yg buruk benar2 terjadi..


Di tengah keputusasaan dan kebingungannya, Qabilla pun memilih untuk  membuka pintu kamar Neam Kien...


Dan yang dia dapati.....

Lucia tumbuh tanpa mengetahui dia seorang putri.

Tapi, ketika ibunya meninggal, dia memasuki istana dan memiliki kesempatan untuk melihat seluruh masa depannya dalam mimpi.

Dalam mimpinya, ketika dia berumur 19 tahun, dia dilelang kepada penawar yang menawarkan mahar tertinggi. Hidupnya menjadi sengsara, sejak saat itu.

Ketika dia bangun dari mimpinya, dia bertekad untuk mengubah masa depannya, menyadari bahwa dia memiliki banyak waktu, sebelum titik balik yang menentukan.

Oleh karena itu, dia memulai perjalanannya, untuk mengubah masa depannya yang gelap.

***

Author: The Sky/Haneul Garigi
Artist Comic: Travis

Singapura, 22 Mei 2020

"Ada apa ini?" teriakku. Seseorang mendekapku dari belakang, membungkus kepalaku dengan karung hitam. Ada sedikit lubang di ujung karung ini, tetapi tidak cukup bagiku untuk melihat keluar. Aku memberontak, mencoba melepaskan diri. 1. 2, 3 kali tendangan, tidak berhasil. Aku terangkat di pundaknya, ku raba kepalanya. Rambutnya pendek. Sepertinya dia seorang lelaki. Aku terus berteriak, memukul-mukul pundaknya. 
Aku bisa mendengar suara langkah kakinya. Sepertinya pria itu ingin membawaku ke suatu tempat. Aku mencoba tenang, membunuh rasa panikku, aku memfokuskan pendengaranku. 
Aku mendengar suara tombol, kemudian suara pintu terbuka. Karena tadinya aku sedang membuang sampah di tempat sampah  dekat lift. Aku menduga kami sedang berada di dalam lift. Pria itu menekan beberapa tombol. Aku tidak bisa menafsir, apa yang dilakukanya? Ke lantai mana aku akan di bawa?
Hening, aku menghitung-hitung dalam hati. Sudah 5 menit, kami belum keluar. Di menit ke 11, pintu lift terbuka. Kami keluar, setelah beberapa langkah. Aku mendengar suara langkah kaki lainnya. Kutilik, mungkin 3 atau 4 orang. Mereka berbicara dengan bahasa asing, yang pasti itu bukan bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Mungkin bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa bahasa suku asli penduduk sini. Setelah beberapa menit berjalan, terlihat cahaya dari lubang kecil yang ada di karung ini. Mungkin aku berada di luar ruangan. Tapi kenapa? Kenapa aku di bawa ke atap gedung? 
Aku diturunkan dari atas pundaknya, tangannya masih menggenggam lenganku. Takut aku akan kabur. Aku bersiap kemungkinan ada kesempatan untuk kabur, aku mengepalkan tanganku Karung hitam itu dibuka. 
"Kejutan!" Suara teriakan para penculikku terdengar keras dan itu membuatku berseru tertahan. Aku menatap mereka. Aku tersadar, hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku tertawa, memukul bahu temanku yang menculikku tadi. Aku menoleh ke belakang.
"Apa ini!" seruku terkejut. Aku terjatuh, lalu merangkak, menjauh dari pembatas atap gedung. Aku menempelkan tubuhku sekuat-kuatnya di lantai atap gedung. Seluruh tubuhku gemetar, kepalaku pusing. 
"Bawa aku ke dalam! Bawa aku ke dalam!" teriakku. Teman-temanku panik, langsung mengangkatku kedalam. Aku duduk, di kursi yang disediakan teman lelakiku tadi, sambil memberiku segelas air putih. Air itu bertumpahan, tanganku masih gemetar. 
"Ada apa Luzy? Kenapa kau sangat takut setelah melihat ke bawah?" tanya temanku. Namanya Aurora, dia juga teman sekamarku. Aku terdiam, masih syok dengan kejadian tadi.
"Luzy, jawab aku. Aku belum pernah melihatmu seperti ini." 
"Aku takut ketinggian."
"Tapi bukankah itu terlalu berlebihan?" sahut temanku yang lainnya. Aku menatapnya sinis. Dia tertunduk, tidak berani menatap balik.
"Lehermu basah karena keringatmu, mari aku keringkan." Tangan Aurora mengikat rambut panjangku. Aku melepas tangannya, juga ikatan yang ada di rambutku. Dia berkata, "Luzy, apa yang ada di lehermu? Bukankah itu bekas pisau?". Aku terdiam, Aurora mencoba memegang leherku, aku memukul keras tangannya, dan berkata, "Hentikan!".
Semuanya terdiam, setelah melihat wajahku merah padam. Aku menatap mereka satu per satu, dengan tatapan yang tajam. Aku menunduk, mencoba menenangkan diri.
"Teman-teman, terima kasih telah merayakan hari ulang tahunku. Tetapi aku rasa itu tidak perlu. Ayo semuanya turun, atau kita akan kena marah apabila bolos kerja," kataku, sambil melangkah, menuju ke dalam lift. 
Aku meninggalkan mereka, yang masih menatapku heran. Aku bersandar di dalam lift, memegang bekas sayatan pisau yang ada dileherku. Aku menatap langit-langit lift. Air mataku menetes tanpa peringatan. 
"Aku merindukannya," kataku lirih, di dalam heningnya ruangan ini. Pintu lift terbuka, aku mempercepat langkah kakiku, aku langsung masuk ke kantorku. Aku duduk di kursi putar, menatap luar dari tebalnya dinding kaca. Aku berpikir tentang kejadian tadi, 11 menit aku di dalam lift. Gedung kantor ini setinggi 45 lantai, jika tadi aku berada di lantai 19, itu artinya 11 menit waktu untuk menaiki 26 lantai. 
Terdengar suara ketukan dari luar ruangan juga. Menghancurkan heningnya lamunanku.
"Masuk!" teriakku, memerintah. Ternyata Aurora. Aku mengambil posisi duduk yang benar. Aurora mendekati sofa, lalu terlentang. Gadis itu hanya menumpang tiduran di ruangannya.
"Luzy, sewaktu kau di Indonesia, kau tinggal di daerah mana?" tanyanya, dengan mata terpejam. Aku menatap heran temanku itu, bertanya, "Apa kau berasal dari Indonesia Aurora?" Gadis itu tertawa pelan, sambil membenarkan posisi tidurnya.
"Tidak, aku tidak berasal dari Indonesia. Aku pernah liburan ke sana, lebih tepatnya berpetualang bersama teman-temanku. Mungkin sekitar 1 tahun aku berada di sana. Itu sebabnya aku mengerti bahasa Indonesia, tapi tidak sepandai yang kau kira," jelasnya. Aku mengangguk mengerti, hampir 2 tahun aku bekerja di kantor ini, dan hampir 1 tahun aku menjadi teman sekamarnya, tetapi aku tidak tahu dengan hal itu. Aku mendengus pendek, meremehkan diriku yang sosiopat ini.
"Seperti biasa, kau selalu mengabaikan pertanyaanku," ucapnya ketus.
"Oh... Aku, berasal dari Bandung," kataku, tersadar dengan perkataan Aurora tadi.
"oh iya... Luzy, soal tadi. Aku sudah melihat semuanya. Luka yang ada di lehermu. Aku pikir luka itu bekas sayatan pisau, tapi itu cukup dalam. Bagaimana bisa luka itu ada di lehermu? Apa ada kejadian masa lalumu yang mengerikan. Maaf aku lancang, tapi aku penasaran, karena ini pertama kalinya aku melihat luka seperti itu." Aurora berbicara dengan gelisah, memegang-megang telinga, rambut, dan hidungnya. 
"Soal itu... aku pikir itu rahasia," kataku, sama gelisahnya dengan temanku itu. 
"Apa karena luka itu penyebabnya? Selama ini kan kau tidak pernah mengikat rambutmu. Apa kau menutupinya? Dan soal tadi, mengapa kau takut dengan ketinggian?" 
"Kembalilah bekerja. Aku sedang mempersiapkan peluncuran aplikasi perusahaan kita," kataku, mengalihkan pembicaraan yang sangat kubenci itu.
"Ayolah, ceritakan, ini aku, bukan yang lainnya," bujuknya. Wanita itu sudah mengambil posisi duduk, menatapku, berharap aku menceritakannya.

“Ada apa ini?” teriakku. Seseorang mendekapku dari belakang, membungkus kepalaku dengan karung hitam. Ada sedikit lubang di ujung karung ini, tetapi tidak cukup bagiku untuk melihat keluar. Aku memberontak, mencoba melepaskan diri. 1. 2, 3 kali tendangan, tidak berhasil. Aku terangkat di pundaknya, ku raba kepalanya. Rambutnya pendek. Sepertinya dia seorang lelaki. Aku terus berteriak, memukul-mukul pundaknya. 
Aku bisa mendengar suara langkah kakinya. Sepertinya pria itu ingin membawaku ke suatu tempat. Aku mencoba tenang, membunuh rasa panikku, aku memfokuskan pendengaranku. 
Aku mendengar suara tombol, kemudian suara pintu terbuka. Karena tadinya aku sedang membuang sampah di tempat sampah dekat lift. Aku menduga kami sedang berada di dalam lift. Pria itu menekan beberapa tombol. Aku tidak bisa menafsir, apa yang dilakukanya? Ke lantai mana aku akan di bawa?

Ada sesuatu di balik bekas luka sayatan pisau yang ada di leher Luzy.

Haaa -_- 

Yo Minna san Hajimemashite Boku namae wa L.Aries desu ^-^

Hmm 🤔

Maaf2 teman2 gue sok2 jadi Jepang ni😅

Pertama-tama terimakasih saya kepada teman-teman sekalian yang sedang mau merelakan waktunya yang penting untuk membaca kutipan saya.

Saya yakin kalian kira kalau kutipan saya ini jalan ceritanya bagus dan luar biasa tapi ternyata beda dengan pikiran kalian kan. Haaa😔 tapi kalau boleh jujur saya pribadi membuat jalan cerita ini agak kurang menarik dan membosankan. Tujuan saya bukan untuk membuat pembaca merasa nikmat dalam membaca atau senang. Tetapi tujuan saya adalah hanya membuat sebuah cerita di mana saya pribadi yang menikmati cerita nya. Di mana saya menyukai dan tidak sukai di dunia nyata saya tuan kan kedalam cerita saya baik itu karakter,tempat,suasana,dan lain-lainnya. Jadi saya sekali lagi terimakasih banyak karena sudah membaca kutipan saya...😭

Serta mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada teman2 sekalian kalau alur cerita saya membosankan dan Tepo😓

Tapi ini tergantung kalian aja kalian mau melanjutkan membaca jalan cerita dari LEGENDA YANG TERLUPAKAN atau tidak. Itu semua tergantung sama selera dan minat kalian para pembaca yang bijaksana.☺️

O iya 😮

Mulai sekarang saya gak bakalan tulis keterangan Chapter atau Bab. Saya hanya akan menggunakan angka sebagai Halaman tanpa judul kayak sebelumnya 😄

Serta mungkin saya juga akan menyelipkan beberapa bahasa Jepang, Inggris,dan Jerman. Baik itu sebagai mantra atau kosa kata. Ya hitung2 sambil menulis atau membaca kita dapat mengetahui beberapa kosakata bahasa Asing. Ya walaupun sedikit😅

Dan kalau ada tulisan bahasa Asing yang kurang baku mohon di maklumi karena namanya juga baru belajar bahasa Asing Hehehe😁

Tapi kalau bahasa Indonesia nya memang saya biasa gunakan bahasa2 kekinian dalam cerita yang saya bikin jadi jelas pasti ada tepo2 nya.

Baiklah teman-teman sampai ketemu di lain waktu semoga kalian semua sehat2 aja dan ingat tetap pakai masker,jaga jarak dari keramaian atau orang di sekitar anda apabila hendak keluar rumah. Itu semua demi terhindar dari Corona Virus (C-19).

Salam dari saya L 🥰

Apakah kalian percaya kalau mesin waktu itu ada atau renkarnasi baik ke masa depan maupun masa lalu?

Author RXBACKAFXINGMI 
WARNING!!!🚨🚨🚨 ⚠️⚠️⚠️

[pertama-tama sebelum membaca, karena ada kode² pada setiap kata yang tersisihkan gambar, jadi kalian bisa membuka kode² itu di Wattpad di akun Wattpad @RAFXBACK INI LINKNYA https://my.w.tt/cThlOUTWmT] 

Aku tidak bisa memberitahu benar nama lengkapku, ini kisahku. Ya kisah nyata, aku sangat malu jika aku memberitahukan namaku. Karena kisahku ini sangat lucu dan aneh, aku hanya berusaha menulis beberapa kata, mengapa itu terjadi sampai aku datang disini? Itu karena aku ingin menyampaikan pada orang-orang terdekatku dan menceritakan semuanya namun kembali pada kalimat di atas, aku sangat malu itulah penyebabnya. Jadi hal ini menyesakkan saat aku memikirkannya sendiri maka dari itu aku datang dan menulis beberapa kata. 
Ini tentang aku dengan seseorang yang kusukai di medsos, ah! Aku tidak mengenalnya sungguh! Tapi mengapa aku menyukainya dasar aneh. Ini memalukan namun, aku benar-benar ingin menuangkan semuanya tentang apa yang kupikirkan dan aku rasakan beberapa minggu ini. Tepatnya di bulan desember lalu 2018. 
Ah! Benar-benar gila! Apakah harus aku memulainya, aku bahkan malu untuk menceritakan hal ini walau sekarang aku di depan laptop dan sangat malu mengutarakan dengan menekan-nekan tombol keyboard OMG. Jadi begini, dia adalah Korean Guy Namanya Ahn Sejoon, ah benarkah aku harus menceritakannya? Ya karena aku sudah di depan Laptopku dan berniat menuangkannya maka ayo kita mulai. 
Entah sejak kapan aku berteman dengannya di salah satu media social Facebook. Tapi yang ku ingat aku telah berteman di dua-dua akunku itu. 10 Desember 2018 pukul 20:09 PM. Saat itu pada akun yang satu yang sangat jarang aku pakai. Sedangkan pada akunku yang satu mumgkin sudah sedikit lebih lama, saat itu pada akun yang sering aku aktif aku pernah mengirim pesan yang berbunyi "Mari berteman" memakai bahasa korea tapi aku telah menghapus pesan itu karena ia sangat lama membalasnya. Dan iapun membalas pada hari yang sama 10/12/18  22:35 PM. Dengan memakai bahasa korea "iya teman". Gambar screenshot di bawah ini aku tidak memakai messenger karena ada sesuatu yang harus ku privasi. 
 (untuk gambar screenshot nya nggak bisa di perlihatkan, aku masih belajar disini){ Link Untuk melihat gambar2 screenshot nyapada akun wattpad} https://my.w.tt/cThlOUTWmT} (1) 
Seperti yang kalian lihat itu adalah percakapan awal kami. Setelah itu dia menghilang, dia memang selalu seperti itu. Pada tanggal 11/12/18  6:25 AM aku berusaha membalas pesannya "senang bertemu denganmu". Sebenarnya perkapan kita memang berhenti pada akun yang itu tapi pada akun yang satu, aku mengirimkan stiker Happy Birthday padanya, sebenarnya aku sudah melupakannya, karena waktu itu ada notifikasi di akun yang jarang aku pakai bahwa ia sedang ulang tahun. Gambarnya seperti ini. (2) 
Tepat 16/12/18 pukul 08:36 AM saat ulang tahunnya. Keesokkan harinya baru ia balas, dengan mengirimkan "Like" dan Stiker detak jantung. Kami saling membalaskan Stiker dan berakhir dengan tanda "Like" itu saja pada 24/12/18.  Saat itu ia belum memakai messenger, pada 30 Desember ia memakai messenger. Ia memakai Messenger saat aku mengirimkan video Tik Tok padanya. Ya percakapan lainnya tidak bisa saya tunjukkan karena itu privasi. 
Mengapa saya menyukainya? Jawabannya simple tapi sebelum itu saya ingin bercerita dulu. Pada awal saya berteman dengan orang-orang asia timur like jepang, Korea dan China, itu karena satu jawaban saya waktu itu, saya ingin mempelajari bahasa dan budaya mereka itu saja namun kalian pasti tahu orang asia timur itu sangat dingin-dingin seperti musim dingin, sangat susah kalian akan berkomunikasi dengan mereka apalagi hendak berteman. Itu saja mengapa. 
Dan jawabannya mengapa saya menyukainya? Itu karena dia berbeda dari mereka, walau kadang ia membalas pesan saya sangat lama tapi ia akan berusaha membalasnya dan membuat saya senang adalah ia adalah seseorang yang bisa diajak chat/berbicara memakai bahasa ennglish. 
Kita akrab semenjak ia memasang status dan story di FBnya mengenai gempa bumi dan tsunami yang terjadi di selat sunda banten dan lampung. Entah kejadiannya kapan tapi kami akrab dan berbagi satu sama lain. Dari situlah aku memanggilnya Oppa karena aku tahu dia kelahiran 97. 
Dia sangat mengetahui tentang Indonesia, dia bilang dia pernah pergi ke Indonesia 7 tahun lalu dan ia pergi kebali bersama keluarganya dan disana sangat panas. Aku menanyakan alasannya mengapa ia mengenal Indonesia, iapun mulai bercerita tentang temannya yang berada di Jakarta namanya E*sa biasa ia panggil dengan sebutan S*sa dan mereka sangat akrab. Ia juga mengatakan bahwa ia mengetahui Indonesia karena sering menonton di Youtube, tapi ada satu alasan yang tidak bisa saya percaya yakni ia mengatakan bahwa neneknya menceritakan bahwa ibunya berasal dari Indonesia. Sumpah demi apa saya saat itu tidak percaya dan tidak akan percaya!. 
Aku menanyakan apakah dia memiliki kekasih? Ia mengatakan bahwa ia telah putus 6 bulan lalu. Dan ia adalah singleable sekarang.
Dia berbicara tentang keluarganya dan lain-lain, hingga keseringan kami Chattan aku mulai menyukainya karena ia berbeda, tapi,.. pada suatu hari ia mulai curhat padaku, dan alhasil aku mulai binggung dan terus bertanya padanya, ia menceritakan tentang sahabatnya sesa yang berkata kasar dengannya dan ia sakit hati padanya atas kata-katanya. Gambarnya sebagai berikut, (3) 
Hari Rabu tanggal 3/12/19  jam 10 :18 am dia curhat padaku dan aku sangat binggung. Sih Oppa lagi kenapa nich  mengapa dia terluka? Akupun binggung kenapa harus di curhat sama aku? Tentang masalahnya dengan temannya. Pikiranku mulai kacau saat si teman yang di Chat itu ngeadd aku di akun yang aku pakai. Pikiranku mulai kacau dan tidak bisa mencernah saat Sejoon Oppa mulai Curhat. Pertanyaanku bermacam-macam, 
"apa kau menyukai S*sa?" tanyaku. "tidak. Kita hanya teman hanya saja temanku menanyakan apakah kita berdua dating? Dan aku menanyakan pada s*sa, tapi sesa malah mengatakan sesuatu yang menyakitkan dengan kata-katanya". 
"sepertinya temanmu menyukai s*sa". Kataku. 
" tidak. Dia menanyakan aku dan s*sa karena kami sangat dekat" jawab Sejoon Oppa. 
Aku menanyakan padanya mengapa s*sa mengaddku di FB, mungkinkah dia marah padaku karena sering Chatt dengan Oppa dan terjadi masalah besar OMG. S*sa mengirim pesan sangat marah padaku. Dan aku tidak bisa berpikir dan melupakan hal itu hingga dua hari. Maaf aku tidak bisa menunjukkan isi teks itu, karena itu privasi. 
S*sa mengatakan bahwa jika aku menyukai sejoon maka katakana saja, karenaku dia dan sejoon bertengkar. Karena aku mengatakan pada Sejoon mengenai Chatnya yang marah-marah. Oppa mengatakan padaku agar melupakan hal itu dan meminta maaf padaku karena telah membawaku pada masalah yang hanya masalah simple saja. 
Saat Sejoon Oppa mengatakan itu aku tak bisa melupakannya dan berpikir selama dua hari, aku minta bantuan pada temanku untuk membantuku, temanku mencurigai Sejoon Oppa adalah dalang ia membuat akun palsu untuk mengerjaiku kata ketemanku padaku. Karena memang akun itu di buat tanggal 27/12/18.  Dia mengatakan sepertinya Sejoon sengaja berbuat begitu karena ia menyukaiku, tapi aku berpikir lain. Ia mengatakan padaku apakah kalian pernah Video Call dan aku menagatakan ia, berarti akun yang bernamakan sahabatnya itu adalah palsu. Tapi  setelah mengecek kebenarannya, aku mencurigai Sejoon sebagai akun itu dalam hati. 
Aku marah, kesal dan emosi mengapa ia berbuat seperti itu! Tapi aku selalu berpikir positif dan mencari kebenaran demi kebenarannya. Mulai saat itu aku sudah jarang Chat dengan Oppa. Aku selalu menunggunya aktif untuk mencari jawaban demi jawaban. Siapakah dia?! Rasa sukaku mulai hilang dan haus akan kebenaran dan jawaban. Aku ingin mengetahui tentang kebenaran itu! Tuhan tolong tunjukkan kebenarannya dan aku ingin sekali melihat jawabannya sungguh. 
~~
Hari ini aku sengaja keluar akun facebook dan messenger saya, agar jangan terlalu menunggu si Sejoon Oppa, semenjak hari satu ia mulai tak aktif saat ia mengirimkan pesan "I hope you liked" dan sampai hari senin ini dia tidak aktif. Sungguh aku menunggunya dan ingin mendapatkan jawabannya, siapakah dia dan bagaimana kebenarannya. Kalian tahu aku melakukan apa? Aku mengirim pesan agar ia mengirimku sebuah foto tapi sampai sekarang ia belum membaca dan dan membalasnya. Aku akan menunggu, kalian pasti bertanya mengapa aku keluar dari akun Facebookku kan? Ya Jawabannya simple aku tidak ingin memantaunya terus karena aku harus akan jawaban dan kebenaran siapa dia! Maka dari itu aku keluar, tapi tenang aku selalu aktif pada akun yang satunya memantau dia aktif atau tidak, mungkin ia sedang sibuk. Karena waktu itu ia bilang tahun ini(2019) ia akan mulai masuk kampus alias ingin kuliah. 
Oh iya, kalian pasti bertanya dimana ia tinggal, ia tinggal di seol, yangsan-i. entahlah aku tidak pernah pergi kesana jadi aku tak tahu pasti dimana, tapi saat kalian menulusuri di map kalian pasti akan tahu. 
Satulagi informasi tentangku, aku tinggal di Indonesia timur, waktu Indonesia timur sama seperti waktu di korea, jadi tak ada perbedaan sama sekali. Entahlah apa yang di buatnya. 
Euhmm, ada sesuatu yang aku selalu pikirkan mengenai Sejoon Oppa. Aku sempat berpikir mengapa ia selalu online di tengah malam sekitar jam 23:00 dan lebih kadang jam 03:00 begitulah, dan sering online hanya sebentar. Kalian tahu apa jawabannya? Ia bilang jaringan sangat lancar tengah malam, apakah itu jawabannya? Aku pernah bertanya apa yang kau lakukan saat kau pertama kali membuka internet, ia akan membuka Youtube dan message, apakah itu benar? Entahlah, membuka youtube untuk mencari informasi. Yang waktu itu aku pernah curiga, aku search di youtube tentang apa yang dilakukan pelajar korea, dan aku mendapat informasi kalau pelajar korea dari pagi hingga jam 11 malam mereka terus belajar dan mencuri waktu sebentar untuk bermain jadi mungkin ia pas jam 11 malam lah ia mulai search internet walau sebentar. Aku pernah dikirimkan hasil screenshot dari ponselnya dan itu menunjukkan waktu yang sama denganku dan ia memakai Wifi juga banyak pesan berbahasa korea dari teman-temannya. Dan OMG mengapa aku mencurigainya? Aku sempat berpikir tapi, tidak bisa aku tidak bisa mempercayainya sumpah yang ku inginkan adalah jawaban siapa dia!!. 
Aku akan menunggu hingga dia aktif! Lalu aku akan mempercayainya, balaslah please siapa kau!!aku bisa gila jika aku tidak akan mendapatkan jawabannya!. 
Dia pernah majang story tentang tentang fotoya namun aku sudah menghapusnya tunggu aku aku cari dulu. Aku sudah mencari-cari foto yang ku screenshot tapi foto itu telah tehapus. Aku akan benar-benar berusaha mendapatkannya karena aku pernah memajangnya. Yang tersimpan adalah screenshot dia saat notifikasi panggilan VCnya.  Aku benar-benar gila. 

Aku akan kembali, jika mendapat jawabannya. 
~~~
Aku kembali, kalian tahu berapa jam aku mencari-cari dan membongkar Googleplay store, Youtube dan file manager ponselku? Aku benar-benar telah menemukannya aku mencarinya dari jam 10 AM hingga sekarang jam 16:08 PM. Ini adalah hasil pencarianku. (4) 
Karena tidak menyerah aku mendapatkan sebuah aplikasi yang sudah kudownload beberapa di ponselku namun juga tidak bisa mendeteksi akhirnya aku menemukan aplikasi sebagai berikut. (5) 
Ada nama Biasku disana, Yixing. Oh God Thank you. Akupun mulai membukanya dengan hasil sebagai berikut. (6) 
Aku menunggu penuh harap akan menemukan foto yang ingin aku tunjukkan untuk kalian. Dan foto itu sebagai berikut. (7) 
Dia menunjukkan dipostingan itu "Post Or Not" dan aku mengomentari bahwa jangan di post. Dasar bodohnya aku. Dan ia tidak mempostingnya, ia malah menganti sampul akunnya dengan NCT Jaehyun, tambah membuat penasaran saja nich Korean Guy!. 
Oh iya dia aku ingin menunjukkan Notifikasi Panggilan Videonya, yang pernah ia panggil di akun messengerku. (8) 
Syukur aku menyimpannya di Memo ponselku. Sampai disini dulu saat aku mendapat informasi baru aku akan segera kembali dan datang menulisnya lagi. 
Hari ini 08/01/19  aku kembali, aku mendapat informasih tentang dia seperti ini. (9) 
Dia sangat sibuk karena sedang menyiapkan diri dengan ujian masuk kampus, sepertinya aku harus berhenti menelusuri tentang dia deh. Rasa curigaku dan kehausan akan jawabanku tentang dia keknya salah deh. Akun baru itu memang temannya, ah benar-benar. Tidak aku harus memastikan bahwa itu dia, aku akan menunggu saat-saat aku akan benar-benar memastikan bahwa itu memang dia. Aku yakin aku akan mendapatkan jawabannya, aku akan kembali setelah ia tidak sibuk aku akan menuliskan semua fakta dan jawaban.
Oh iya ada informasi yang kuingat tentang dia, saat itu di kotaku terjadi gempa dan dia menanyakan keadaanku, karena kalian tahulah tahun 2018 Indonesia terus berduka karena sering terjadi gempa bumi dan tsunamikan. Ya, ia menanyakan keadaanku. Dan aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Ia selalu mengatakan percaya pada Tuhan dan Tuhan akan berada di sampingmu jangan lupa untuk beribadah. Ya dia menyuruhku, lantas saat  aku bertanya dia beragama apa, ia menjelaskan bahwa ia tidak bisa menjelaskan tentang itu karena sistem keluarganya dan ia sensitive tentang hal itu, bukan hanya keluarganya yang sensitive tapi semua orang dan tetangga-tetangganya juga begitu. Akupun mulai bertanya apakah dia percaya pada Tuhan? Dia mengambaikannya. Ya sudahlah, di dalam pikiranku aku akan membuatmu percaya akan tuhan kau mengatakan padaku jangan takut dan percaya pada tuhan tapi saat aku bertanya kau malah tidak bisa menjelaskan. Itu saja sebenarnya sangat panjang, tapi aku tidak mau menunjukkannya hanya saja aku menulisnya. 
Hari ini tanggal 10/01/19 aku kembali hai hai hai. 
Aku rasa aku sudah mendapatkan kebohongan yang terungkap dari Si Oppa. Waktu awal kita Chat ia mengatakan mamanya Orang Indonesia yang pernah aku ceritakan itu, aku mengatakan bahwa aku tidak percaya. Ya emang jelas itu bohongankan hahaha, lihatlah percakapan ini. 

Dia mengatakan bahwa neneknya mengatakan bahwa mamanya orang Indonesia, kek dia bilang di nggak tahu, ya aku bilang dia untuk bertanya pada Mamannya.(10). 
ya, namun ia bilang kek bermaksud bilang mamanya udah meninggal gitu udah lama. Tapi di Chat itu pada Chat kedua di bilang gini "aku ingin pergi menjadi office administration, BUT MY MOM wants me to be a solidier" dilihat dari kata-kata itu dia udah bohong ya. Euhm tapi mungkin papanya nikah baru mungkin, jadi mama angkatnya gitu heheh mungkin, positive thinking aja kali yeh?!. Aku akan tetap mencari kebenaran tentang dia sampai semua terbogkar, Siapakah dia! Euhm tengang rasa sukaku sih keknya udah ilang ya hanya tinggal rasa penasaran dan haus akan jawaban tentang dia. Cukup sampai disini aja dulu ya, hooo aku menulis ini hari hari, sih awal Chat sama dia nggak begitu haus jawaban tapi setelah ingin menulusuri tentang dia dan euhm, siapakah dia aku jadi nggak percaya dan ingin membongkar siapa dia itu sebenarnya. 
(to be continued) 
{nomor2 itu di beri tanda ada foto2 yang tidak bisa aku masukkan🙏} i'm kalian bisa mengecek Akun Wattpad ku. maaf jika banyak Typo, aku akan melanjutkan jika. aku mendapat semua informasi lagi tentang dia. aku akan kembali menulis, terima kasih untuk mengunjungiku.
Wattpad Akun untuk kalian Kunjungi @RAFXBACK link menuju Wattpad untuk melihat semua gambar2 yang di beri nomor2 (https://my.w.tt/cThlOUTWmT).

Siapakah dia? Aku akan mengungkapkan tentang dia!link menuju Wattpad untuk melihat ada gambar2 di didalam ceritaku https://my.w.tt/cThlOUTWmT Akun Wattpad @RAFXBACK

   >Day Monday<
  [06:05]

Pagi ini Lyra sudah bangun dan bersiap untuk kesekolahan yang baru 

      
[Lyra memang lahir di negara Indonesia kota Jakarta tetapi saat ia umur 3 thn Lyra pindah ke negara Amerika Serikat karena papa nya ada urusan tentang kerjaannya 
     Dan saat ini Lyra kembali ke negara dan kota kelahirannya yaitu Jakarta di Indonesia , Lyra berumur 16 thn ia Kelas 2 SMA 
    Entah apa yang di pikirkan oleh Papanya padahal Lyra satu tahun lagi ia lulus dari Sekolah SMA nya di Amerika kenapa harus pindah ]

       {Back to Lyra}

Lyra memasukkan semua buku nya yang kemarin ia beli bersama kaka laki-laki nya bernama Vian , ia pun memakai baju seragam sekolah SMA nya  yang dulu saat ia bersekolah di Amerika, 
kemarin ia tak sempat ambil seragamnya di sekolah baru nya karena itu ia memakai baju seragam lamanya 

" Raa..... Lyra..... Bangun... " Suara yang tak asing bagi  Lyra
    "buka saja Phintunya " Lyra agak sedikit cadel bahasa Indonesianya yaa... Kerena ia terlalu lama meninggalkan negara kelahirannya 

   'Ceklekk' pintu terbuka dan menampakkan pria dewasa yang bertubuh tampan dan kekar

" Omg..... Ternyata My Lyra sudah bangun dan bersiap² untuk berangkat sekolah..... " Lyra hanya diam 

[Jadi Lyra dan Vian hanya beda 3 tahun saja Lyra 17 thn dan Vian 19 thn , bulan besok Vian akan Ulang tahun ]

   Lyra sebenarnya sangat manja kepada Vian tetapi hari ini ia lagi ga mood untuk manja 

  " Kaka antar ya...kamu ke sekolah an baru itu ....dan kaka sekalian berangkat Kuliah" Tawar nya 
   " Yes, it's up to you " Lyra masih sibuk dengan buku kamus nya 

Vian mengerti bahwa Lyra belum terlalu lancar dalam bahasa Indonesia 

================================

[Skip Go to School ]

Lyra dan Vian turun ke lantai bawah untuk bersalaman kepada Papa dan mama nya 
   " Belajar yang benar yaa.... " Saran mama nya Lyra dan Vian hanya mengangguk 

   " Kami berangkat dulu ya... Bye Mommy and Daddy " Ucap Vian sambil melambaikan tangannya dan di ikuti oleh Lyra 
    " Assalamu'alaikum " Ucap kompak Vian dan Lyra
      " Wa 'alaikum salam "



================================

[In Car ]

Di perjalanan semuanya hanya terdiam dan melihat-lihat jakarta yang di penuhi oleh gedung 
Vian pun melirik Lyra yang masih terdiam 
   " Aku  yakin kau Menjadi Popularitas di sekolahan baru mu...." Lyra pun menengok ke arah kaka nya dengan heran 
  " You mean " Vian mengangguk dan menjelaskan " Yes, I am sure you will become popular because of your beauty and grace " Lyra hanya diam 

    {Lyra POV}
"Am I that pretty ....but I don't feel"
(Translate indo)
'Apa aku secantik itu.... Tetapi aku tak merasa'
    {End POV}

================================

      [07:02]
Mereka pun sampai gerbang sekolah hampir tertutup tetapi tertahan Oleh Vian
    " Mas Vian.... " Security itu tidak nyangka bahwa yang di depan nya itu Vian   , iya.... Vian..... Viancan DoJuan anak pengusaha terkenal Di Amerika Serikat , Murid Terbaik di sekolah ini dan terkenal Ramah , baik hati dan tampan 

   " Pa Yato masih kenal Vian kan!.. " Tanya Vian Security itu hanya mengangguk " Masih lah " Vian memeluknya 
  " Apa kabar pa.... " Pa yato pun membalas pelukan tersebut
" Alhamdulillah baik .... Bagaimana dengan mu.... " Melepaskan pelukan nya " Alhamdulillah baik juga pa.... "

   " Vian ada perlu apa kesini?... "Tak lama kemudian Lyra keluar dari mobil nya 
   " Vian....it's too late" Gerutunya , pa yato pernah di kasih tau oleh Vian bahwa ia punya adik perempuan tetapi ia tinggal bersama papa nya di Amerika 
      " be patient my Lyra!! " Lyra hanya cemberut 
    " Itu adik mu!.... " Vian mengangguk " Ia sekolah disini " Pa yato mengerti ia pun membuka lebar gerbang yang hampir tertutup 
     " Thankyou Sir..... " 

I'm Sorry 
   Karena Ceritanya terlalu banyak  kesimpulan 
   Thanks for Readers
Jangan lupa Vote Cerita ini yaa.... Dan komen kalau Choco ada kesalahan kata 
    Choco akan membenarkan nya 
Love you

" Kenapa...... hiks.... kenapa kalian melakukan Hal itu kepadaku...hiks..." Tangisan Gadis tersebut bernama Lyra
 " ngga Lyra.... itu hanya salah Faham saja..... " Laki-laki itu pun memegang tangan Lyra untuk Mempercayai nya , Lyra pun menghempaskan tangan tersebut
 " APA YANG SALAH FAHAM ALTA..... INI SUDAH JELAS..... " Lyra menunjukkan Foto² dan vidio saat Alta bermesraan dengan seorang perempuan 

 Alta serasa di hempaskan ke Neraka ' ehh ke bumi maksudnya 

 " KAU SUDAH JELAS BERMAIN PEREMPUAN DI BELAKANG KU.... DAN....... APALAGI PEREMPUAN ITU ADALAH SAHABAT KU......... " Lyra pun menengok dan menunjuk ke arah gadis yang seumuran dengan nya di pojok sana yang sedang terdiam,

 Alta hanya diam tak tau harus berbuat apa kerena ia sudah ketahuan Berselingkuh dengan sahabat Pacar nya 

 Penasaran gimana lagi lanjutan nya??? 
 mari mampir!!!

Bandara Ahmad Yani, Semarang.

Kami sekeluarga hendak pergi meninggalkan Indonesia. Ayah sepertinya telah bertekad untuk pindah ke Amerika. Ya, di sana ada usahanya. Usaha rumah makan masakan khas Indonesia. Usaha kuliner yang sudah dia geluti semenjak masih muda. Dulu ada juga cabang di Korea dan China. Namun, usaha Ayah sepertinya tak lancar di negara itu. Jadi Ayah hanya terfokus yang ada di Amerika saja.

"Sudah dicek semua. Gak ada yang tertinggal, 'kan?"

Suara berat Ayah mengagetkanku yang tengah melihat sekeliling. Sebenarnya pikiran tentang Chandra dan Reka masih memberatkan. Namun ... ah sudahlah, Reka nanti akan aku coba hubungi lagi. Soal Chandra, aku berharap bisa melupakan kejadian laknat saat mendesah nikmat di bawahnya.

"Sudah, Yah," sahutku.

"Ya sudah, ayo."

Ibu dan Sesil mengekori Ayah. Mereka bermanja ria dan tertawa lepas. Sementara aku, berjalan di belakang mereka seraya membawa dua koper besar—milikku dan juga Sesil

***

Hyde Park, Chicago.

Sudah seminggu kami menetap di sini. Disibukkan dengan restoran milik Ayah yang selalu ramai. Ya, karena memang sudah berdiri sejak lama, ditambah Ayah yang pintar memasak membuat para WNI yang ada di sini berbondong untuk menuntaskan kerinduan mereka akan tanah air. Para pelanggan selalu puas dengan pelayanan yang kami berikan dan tentu saja karena rasa masakan Ayah.

Maklum saja, pria panutanku itu pernah berkuliah dan mengambil jurusan tata boga dulunya. Jadi, hampir semua jenis masakan yang ada di Indonesia bahkan dunia dia bisa. Keahlian juga bakat, ya ... aku yakin itu yang membuat restoran ini selalu ramai.

Saking maju dan terkenalnya restoran ini mengharuskan Ayah dan Ibu selalu stay di sini, jarang balik ke Semarang. Dulu kami bahkan hanya bisa bertemu sebulan dua kali.

Namun, aku dan Sesil tak pernah protes. Tetap mandiri meski berjauhan dengan orang tua. Sesekali berkumpul tak mengapa. Mereka sibuk mencari uang dan kami—aku dan Sesil—sibuk dengan pendidikan.

Saat lulus SMA aku memutuskan kuliah di Jogja. Mencari suasana baru, di sanalah aku bertemu Reka. Sahabat baik yang nggak neko-neko. Dia cantik dan dewasa. Sementara  Sesil ... tetap sekolah di Semarang, tinggal dengan Bibi Wina—adik Ayah.

"Ra, anter ini ke meja nomor tiga!" pinta ibu dengan sedikit nyaring.

Aku yang tengah mengelap meja mendekat dan meraih nampan yang Ibu sodorkan. Dua mangkuk soto betawi lengkap dengan perkedel kentang, sambal, jeruk dan kerupuk pun kubawa dengan hati-hati menuju tempat si empunya pesanan. Tampak dua orang lelaki tengah bercengkrama. Lelaki yang aku tebak adalah orang Indonesia.

"Ini, Mas, pesanannya," ucapku beramah tamah. Senyum tak lupa tersungging. Bukan bermaksud menggoda. Ini demi image baik agar pelanggan mau kembali datang.

Pria itu tersenyum dan sedikit menundukkan kepala, tanpa mau membalas kata. Ya sudahlah, tak mengapa. Aku pun memutar tumit hendak kembali ke dapur.

"Mbak, boleh saya minta mangkuk satu lagi? Saya gak suka tomat."

Langkahku sontak berhenti. Kaget? jelas. Namun, aku mengangguk juga setelah memutar badan. Aneh, mata ini sedikit terkesiap pada lelaki tampan yang rupawan itu. Berkarisma dan elegan. Senyumku tercipta. Ah, kenapa dengan otakku, ya.

Kembali melangkah, aku pun memberikan apa yang pria itu mau. "Ini, Mas."

Meletakkan mangkuk kecil di atas meja, manusia tak tahu diri ini kembali terbuai dengan wajahnya. Rahang tegas dengan bulu mata tebal. Sungguh lelaki idaman.

"Terima kasih," jawabnya seraya tersenyum ke arahku.

Ah! Suaranya saja membuat jantungku berdebar tak karuan. Matanya teduh, seteduh Samudra Hindia. Senyumnya, ya Tuhan ... senyar aneh mulai terasa. Pipiku serasa hangat.

"Sama-sama, Mas."

Sedikit tersenyum, aku kembali memutar tumit, meninggalkan mereka agar bisa menikmati makanan yang sudah tersedia.

Setelah pertemuan dengan pria itu, tak kusadari hari-hari menjadi membosankan. Aku terus menunggunya—berniat kenalan. Apes, pria itu tak kunjung datang. Kalian tahu, menunggu itu adalah hal paling menyedihkan.

Bagaimana tidak, di sini aku tak punya teman. Ingin bergaul sama tetangga rasanya aneh saja. Secara dari bahasa dan budaya memang berbeda. Aku memang lancar berbahasa Inggris. Mengobrol dengan karyawan di sini pun aku fasih. Mereka yang notabene adalah orang Amerika, Rusia dan Meksiko tentu saja bahasa keseharian mereka adalah Inggris. Hanya saja jika sok akrab ... emangnya aku siapa?

Membosankan. Di sini melewati hari demi hari hanya membantu Ayah dan Ibu di restoran. Hanya itu? Iya, karena memang itu yang bisa kulakukan sekarang.

Memasukkan lamaran untuk mengajar di sini, sudah. Namun, kalian tahu, urusannya ribet banget, banget, banget. Entahlah, semua rasanya dipersulit. Apa karena jurusan pendidikan yang aku ambil adalah bahasa Indonesia. Tapi aku juga pinter berbahasa yang lain, kok. Inggris, Korea, Mandarin, Prancis juga bisa. Namun, tetap saja tak ada titik terang.

***

"Morning, Rania."

Aku yang baru saja memegang handle pintu, berjengket. Namun, senyumku terukir juga saat melihat siapa yang menyapa. Aiden, ada di belakang. Dia orang asli Meksiko. Remaja yang bekerja part time di sini. Lelaki 19 tahun yang menyambi kuliah. Anak rantau, dan aku respek padanya. Aiden ramah, tak sama seperti delapan karyawan yang lainnya. Mereka seperti sungkan, atau mungkin ... malas berkomunikasi denganku. Entahlah ....

"Morning too," balasku dengan mendorong pintu kaca. Aiden mengekori dari belakang.

"Rania. Kamu mau tidak mengajar privat?"

Suara Aiden lagi-lagi mengagetkan. Aku yang tengah memunggunginya sontak membalik diri. Memperhatikan wajah tersenyum Aiden, aku pun tak tahan untuk tak bertanya, "Maksudnya?"

"Ini, ada tetanggaku. Dia lagi nyari guru les bahasa Inggris untuk anaknya yang berumur enam tahun. Apa kamu mau? Dia orang Indonesia. Aku yakin kalian bisa berinteraksi dengan baik. Orangnya lumayan kaya. Aku yakin selain dapat penghasilan, ilmumu juga pasti berguna."

"Benarkah?" tanyaku memastikan.

Tangkapan bagus, 'kan? Daripada cuma ngelap meja dan cuci piring, mending aku mengajar. Mubazir jika ilmu tak disalurkan.

Senyum Aiden tampak lebar, tapi senyumku tak kalah besar. Serasa mendapat tumpahan gula. Aku bersyukur mendengarnya. Aiden tak hanya baik, dia juga mengerti apa yang aku butuhkan.

"Baiklah, nanti aku coba bicara sama ibu itu. Semoga saja rejeki kamu," ucap Aiden lagi.

"Terima kasih ya, kamu memang teman terbaik." Dua jari jempolku tertuju ke arahnya. Aiden terkekeh, lalu kembali melanjutkan pekerjaan—menurunkan kursi yang ada di atas meja.

***

Hari ini, aku berdiri di depan sebuah mansion megah milik keluarga Anderson. Orang yang Aiden bilang tengah mencari guru les untuk anaknya.

Jujur ... perasaan gugup menyerang, sekarang. Rumah ini begitu megah, tak sama dengan rumah mewah yang pernah kulihat. Belum apa-apa rasanya sudah terintimidasi oleh sebuah bangunan.

"Silakan masuk."

Aku tersentak, kaget. Pria tua beruban yang tadinya menyuruhku menunggu, sudah ada di belakang dengan wajah datar.

Walau sempat kesal karena kaget, aku tetap mengangguk karena sang pemilik rumah sudah memperbolehkanku untuk masuk.

"Silakan duduk, Nona."

Si pria beruban bermata biru mempersilakan dengan ramah. Lantas meletakkan dua gelas teh hangat di atas meja. Satu dia sodorkan ke arahku. "Ini, teh-nya."

Aku lagi-lagi hanya bisa mengangguk lalu duduk. Pria tua itu pergi dan tinggallah aku sendiri di ruang tamu. Jujur, rumah ini mempunyai ruangan yang begitu besar dan indah. Dekorasinya mengusung tema klasik. Mirip kerajaan. Belum lagi lampu gantung yang super besar di atas kepala. Aku berdecak kagum hingga suara dehaman seseorang mengagetkan.

"Siapa kamu?" tanyanya.

Aku salah tingkah, bagaimana tidak, sedetik sebelumnya aku bertingkah memalukan. Tampak lelaki tinggi dengan wajah khas blasteran menatap tajam ke arahku.

"A-ku Rania," jawabku terbata seraya berdiri. Lantas memberanikan diri menatap lekat pria yang tadi berdeham. Mata kami saling beradu. Sorot matanya dingin, tampak arogan dan menyebalkan di saat yang bersamaan. Mendadak aku tak suka dengannya.

"Aku tidak menanyakan namamu. Aku bertanya  siapa kamu?"

Cih! Arogan sekali nada bicaranya.

"Aku melamar menjadi guru les-nya Jessi," jawabku yang masih berusaha bersikap sopan dan tenang.

Pria bermata indah dan rambut brown itu bersedekap dada. Tatapannya sungguh mengintimidasi. Tak tahan, aku berakhir menunduk. Ekspresi dan tatapan matanya membuat siap saja takut. Keberanianku mendadak menguap.

"Adam. Mau ke mana kamu?"


Kualanamu International Airport, Medan, Indonesia

Camille turun dari mobil sembari menggeret kopernya menuju ke dalam bandara. Hari ini adalah hari penerbangannya ke Vietnam setelah berhasil mendapat cuti dari wanita tinggi dan langsing di sebelahnya. Cassie Orlaith, wanita yang menempati posisi CEO di tempat Camille bekerja.

Saat hampir memasuki ruang check-in, Camille memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap wanita yang ia miliki satu-satunya di dunia ini. Wanita yang menjadi pengganti Ibunya setelah Ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya. 

"Remember! Kamu cuti selama dua minggu dan kakak nggak akan tambahin waktu lagi untuk kamu. Itu sudah cukup lama apalagi kalau abang kamu tau kamu minta tambah waktu, dia bakalan marah besar," cerocos Cassie panjang lebar namun Camille hanya terkekeh dan mengangguk-ngangguk.

"Kakak serius, Cam!"

Camille berhenti terkekeh, "Yes, i know. Tapi sepertinya Kak Carl nggak akan pernah bisa marah besar sama aku," balas Camille dengan jawaban dan pandangan remehnya.

Carl atau nama lengkapnya Carlson Orlaith, kakak tertua Camille Orlaith yang menempati posisi direktur menggantikan posisi Ayahnya yang sudah tiada. Carlson Orlaith yang selama ini mengurus keluarganya setelah kepergian Ayah dan Ibunya. Jika Camille menganggap Cassie sebagai pengganti Ibunya maka Camille juga menganggap Carlson sebagai pengganti Ayahnya. Mereka berdua sangat menyayangi Camille seperti Ayah dan Ibunya yang sangat menyayanginya.

Bicara tentang Carlson Orlaith, hari ini ia tidak bisa menemani Camille ke bandara lantaran meeting penting yang wajib ia hadiri sehingga ia menyuruh Cassie untuk menggantikannya. 

"Kamu bakalan kaget kalau lihat kak Carl marah besar. Jangan coba-coba, Cam." Cassie memperingati adiknya yang terlihat meremehkan Carlson.

"Ya, i know. Aku sudah harus masuk sekarang. See you soon. Titip salam juga buat Kak Carlson. Love you guys!" ucap Camille lalu mencium pipi Cassie sebagai tanda perpisahan sementara.

Cassie mengangguk dan tersenyum, "Take care, Camcam! Love you too. Jangan lupa kabarin kalau sudah sampai," balas Cassie sembari melambai pada Camille yang sudah hampir memasuki ruang check-in.

Camille mengedipkan sebelah matanya sembari melambai dan memberikan flying kiss pada Cassie. Will miss you guys so much. Batin Camille sebelum akhirnya ia masuk ke dalam ruang check-in dan menghilang dari pandangan kakaknya.

Camille menghembuskan nafasnya setelah dirinya duduk di kursi pesawat dan sedang menunggu pesawat take-off. Camille merasa berat meninggalkan kedua kakaknya namun ia benar-benar butuh refreshing sekaligus memperbaiki otak dan hatinya yang bodoh karena telah mencintai pria brengsek yang ternyata sudah menduainya selama dua tahun dan ia tidak menyadarinya.

Beruntung kedua kakaknya tidak banyak bertanya perihal dirinya yang tiba-tiba ingin liburan padahal dari dulu Camille tidak bisa berpergian jauh tanpa ditemani seseorang. Namun ia tahu kedua kakaknya penasaran tetapi mereka menghargai privacy Camille dan memutuskan untuk tidak bertanya dan terus mendukung apa yang Camille lakukan. Itulah sifat yang Camille sukai dari kedua kakaknya. Mereka sangat pengertian dan tidak pernah memaksa. Mereka juga sangat menyayangi Camille. Siapapun yang menyakiti Camille mereka akan menghabisi orang itu sehingga Camille memutuskan untuk tidak menceritakan Kyle yang telah menyakitinya karena jika ia menceritakannya maka ia akan mendengar kabar kematian mantan kekasihnya sepulang dari Vietnam.

Lelah setelah melamun sepanjang penerbangan, tanpa sadar Camille pun memejamkan matanya dan terbawa ke alam mimpi.

°•°•°

Noi Bai International Airport, Hanoi, Vietnam

Camille berdiri di depan bandara sembari menunggu kedatangan taksi. Camille menatap nomor plat yang tertera di kertas di genggamannya dengan matanya yang sibuk menatap nomor plat di mobil yang berlalu lalang.

Sebuah mobil Xpander yang menjelma menjadi taksi berhenti di depannya. Camille menatap plat mobilnya dan ternyata ini taksinya. Supirnya turun dan membantu meletakkan koper Camille di bagasi mobil. Mobil pun melaju setelah keduanya masuk ke dalam.

Suasana di mobil hening sekali. Supirnya juga tidak mencoba untuk mencairkan suasana. Mungkin dia ragu untuk berbicara dengan turis, pikir Camille.

Camille mengeluarkan ponselnya lalu mengirimkan pesan untuk kedua kakaknya bahwa ia sudah sampai di Vietnam. Mereka membalasnya dengan cepat dan hanya menyuruh Camille untuk berhati-hati di negara orang karena ia pergi sendiri jadi tidak ada siapapun yang bisa menolongnya jika terjadi sesuatu kecuali keberuntungan sedang berpihak padanya. Itu balasan mereka dan Camille hanya membalasnya dengan 'ok'.

"Đã đến," ucap supir itu dengan taksinya yang sudah berhenti. [ Sudah sampai ]

"Oh ? Here ?" tanya Camille apakah ini tempatnya dan supir itu mengangguk. Camille pun turun dan mengambil kopernya lalu menyodorkan beberapa lembar uang pada supirnya sesuai dengan argo. Lumayan mahal. Jika dirupiahkan sekitar dua ratus ribuan hampir mencapai tiga ratus tergantung jarak.

Taksi itu segera melaju meninggalkan Camille. Camille berdiri di trotoar dengan matanya yang menatap sekeliling. Tidak ada satupun tulisan yang menulis 'Spring Flower Hotel' di sekitarnya. Camille bingung. Ia menghampiri seorang pedagang kaki lima dan bertanya tentang hotel dengan nama 'Spring Flower Hotel'.

"Oh. Emm...this...you walk emm st-straight and right and left," ucap pedagang itu dengan terputus-putus namun Camille mengerti dengan apa yang pedagang itu bicarakan. Camille juga tahu bahwa beberapa rakyat Vietnam tidak bisa belajar bahasa Inggris karena mahalnya biaya kursus. Bahkan pedagang ini sudah lumayan jika bisa berbahasa Inggris sedikit.

"Thankyou," balas Camille dan pedagang itu tersenyum ramah sembari mengangguk. Okay, Camille kesal sekarang. Supir taksi itu menipunya dengan berkata bahwa Camille sudah diantar sampai tempat tujuan. Ingin marah tetapi sudah lewat dan rasanya tidak berguna lagi. Lebih baik ia mencari hotel itu karena badannya sudah cukup lelah setelah transit di Singapore sebelum akhirnya sampai di Vietnam, Hanoi. Dan sekedar informasi ini sudah pukul 7 malam. Supir taksi itu meninggalkannya di tengah kota Hanoi beruntung di sekitarnya ramai jadi ia tidak perlu takut. Huft.

Camille berjalan dengan tangan kanannya yang menggeret koper sembari menatap sekitar yang terlihat ramai akan pedagang kaki lima dilengkapi pengunjungnya membuat kota Hanoi sangat ramai di malam hari.

Camille menghembuskan nafas lelah setelah dirinya menemukan hotel tempat ia tinggal selama dua minggu ke depan. Pintu hotel terbuka dan muncullah seorang pria dengan seragam khas pekerja hotel menyapanya sembari tersenyum ramah.

"Welcome to Spring Flower Hotel." Camille tersenyum sembari membungkuk membalas sambutan ramah dari pekerja hotel yang berdiri di dekat pintu itu. Camille melangkah menuju reception sembari menggeret kopernya.

Camille berdehem, "Excuse me."

"Tôi có thể giúp gì ?" tanya sang resepsionis membuat dahi Camille mengerut. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkan resepsionis dihadapannya ini. [ Ada yang bisa kubantu ? ]

Camille menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan kembali berdehem, "Can you speak English ?"

Sang resepsionis itu akhirnya mengerti kemudian memanggil rekan kerjanya yang sedang duduk di kursi yang terletak di samping meja reception, "Dax, giúp tôi dịch nó." [ Dax, bantu aku mengartikannya. ] 

Rekan kerjanya itu berdiri dan menghampiri meja resepsionis sembari tersenyum kecil membuat Camille menoleh sesuai arah pandangan sang resepsionis. 

Oh my god! Gantengnya. Sumpah ini lebih ganteng daripada Kyle si bajingan itu! Look at that lips. Okay stop it Cam! Batin Camille menjerit melihat ketampanan pekerja hotel yang melebihi ketampanan mantannya.

"Where are you from ?" Lamunan Camille buyar seketika saat pekerja hotel dihadapannya bersuara. Sebelum menjawab, Camille mencuri pandang pada name tag yang terletak pada samping kiri baju pekerja hotelnya. Daxler Brinx, hmm nama yang bagus sesuai dengan wajah tampannya.

"I'm from Indonesia." Camille berusaha menunjukkan senyuman termanisnya.

Daxler mengangguk sopan, "Ada yang bisa kubantu ?" tanya Daxler dengan bahasa Indonesia yang begitu fasih membuat Camille membeku dalam sekejap. 

Dia orang Indonesia atau memang bisa bahasa Indonesia ?! Oh my god! Paket lengkap! Sudah ganteng, bisa bahasa Inggris, bahasa Indonesia, mungkin bisa bahasa lain lagi ?

"Ya, aku akan tinggal disini selama dua minggu." Camille berusaha melembutkan suaranya saat berbicara agar pria dihadapannya tidak ilfeel.

"Apa Anda sudah memesan kamar melalui website ?" tanya Daxler dengan suaranya yang-uh! Sangat menggoda.

Camille mengangguk, "Ya, aku sudah memesannya dua hari yang lalu. One double bed."

Camille menatap Daxler yang terlihat sedang menjelaskannya pada resepsionis menggunakan bahasa Vietnam sebelum akhirnya resepsionis itu mengecek komputernya.

"Atas nama siapa ?"

"Camille Orlaith."

"Nama yang indah."

"Eh ?" Samar-samar Camille mendengar pria dihadapannya mengucapkan sesuatu setelah ia mengucapkan namanya namun ia tidak mendengarnya dengan jelas. Camille ingin bertanya namun pria itu terlihat acuh tak acuh.

"Silahkan kartu kamar Anda. Mari saya bawakan kopernya," ucap Daxler menyerahkan kartu kamarnya pada Camille dan mengambil alih koper Camille padahal sebenarnya Camille bisa membawanya sendiri.

Camille membungkuk, " Terima kasih."

Daxler menekan tombol lift-nya. Lift terbuka dan Daxler mempersilahkan Camille untuk masuk duluan sebelum akhirnya ia juga masuk ke dalam. Daxler menekan lantai sepuluh sebagai tujuan mereka. Camille menunduk sembari memainkan ujung sepatunya gelisah. Berduaan di lift dengan seorang pria tampan. Okay, otak Camille benar-benar tidak bisa berpikir logis lagi.

Mereka sampai di depan kamar hotel yang akan ditinggali oleh Camille selama dua minggu kedepan. Camille meng-scan kartunya di knop pintu sebelum akhirnya pintu itu terbuka. Daxler ikut masuk dan meletakkan koper Camille di dekat pintu.

"Jika ada apa-apa silahkan menggunakan telepon itu. Goodnight, see you," ucap Daxler dengan nada sopannya sembari menunjuk telepon yang berada di samping kasur.

"Thankyou," balas Camille sebelum akhirnya Daxler berlalu dari hadapannya.

Sebelum menutup pintu, Camille mengintip keluar dan menatap punggung pria itu yang semakin menjauh. Bahunya lebar. Idaman semua wanita. 

Oh shit!

Pria itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang disaat Camille sedang mengintip. Camille segera masuk dan menutup pintunya dengan keras. Camille memegang dadanya dengan nafas terengah-engah. Apa yang telah ia lakukan ?! Memalukan sekali!

Insting pria itu sangat kuat. Bagaimana bisa ia tahu bahwa ada orang yang sedang memperhatikannya ? Okay, itu tidak penting! Yang paling penting adalah muka Camille mau ditaruh dimana setelah ketahuan mengintip Daxler diam-diam!

Gosh! Muka aku mau taruh dimana kalau ketemu dia besok! Bodoh banget sih kamu Cam! 

Camille meraup wajahnya frustasi sembari mengacak-ngacak rambutnya. Camille berjalan mondar-mandir sambil berpikir apa besok ia berdiam diri saja di kamar agar tidak bertemu pria itu ? But wait! Kenapa aku harus keliatan panik gitu ? Aku kan bisa anggap dia nggak ada aja. Oh gosh!

Kamu telah jatuh cinta padanya. Kalimat itu berputar-putar di pikiran Camille membuat Camille menggila.

"No! Aku baru patah hati dan nggak mungkin aku langsung jatuh cinta lagi. Iya aku akui dia tampan tapi aku tidak jatuh cinta padanya. Dia hanya tampan tidak ada apa-apanya untukku," ucap Camille dengan nada remehnya. Camille sudah tidak waras rasanya berbicara pada dirinya sendiri.

Camille menghembuskan nafasnya berusaha untuk lebih tenang lalu masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya agar pria tadi segera terhapus dari pikirannya.

Shit! Kok shower-nya nggak keluar air ? Ah, kenapa hari ini semuanya membuatku kesal ?! Batin Camille memekik kesal lalu memakaikan bathrobe pada tubuh polosnya.

Camille berjalan keluar kamar mandi dan menelpon resepsionis. Camille menutup telponnya setelah resepsionis tersebut berkata akan mengirim orang untuk memperbaikinya.

Ting-nong!

Camille membuka pintu dan untuk kesekian kalinya ia serasa akan gila. Pria tadi kembali. Ya, mungkin dia yang akan memperbaiki shower-nya tapi kenapa harus dia ?! Camille merasa wajahnya sangat panas dan ia yakin pipinya pasti sudah seperti kepiting rebus. Apalagi penampilan pria dihadapannya sudah berubah. Ia tidak memakai seragam khusus pekerja hotel lagi tetapi kaos polos berwarna putih dan jogger berwarna hitam.

"Apa shower-nya bermasalah ?"

Camille tersadar, "Ah iya. Tidak ada air yang keluar saat aku menghidupkannya."

Pria yang bernama Daxler itu masuk ke dalam kamar mandi dan mencoba menghidupkannya. Ya, masih tidak keluar air. Camille berdiri di belakangnya sembari menunggu Daxler yang terlihat sedang menelpon seseorang dan berbicara menggunakan bahasa Vietnam.

Byur!

Tiba-tiba air mengucur dengan deras ke arah mereka sontak membuat Daxler mundur ke belakang dan tak sengaja menyenggol Camille yang berdiri di belakangnya ditambah lantai kamar mandi yang basah membuat keduanya tergelincir dan jatuh ke lantai.
















Ya, jatuh dengan posisi Daxler menindih Camille.

°•°•°

[ vote & comment ]

A/N : Hope this story gonna be trending soon and more readers visit my not so perfect story! 🙏❤

[ 19 September 2019 ]

[ ©hlmstories ]

Tujuan seorang Camille Orlaith berlibur ke Vietnam setelah mendapatkan cuti dari atasannya hanya dua. Yaitu menghapuskan bayangan Kyle Oshzy, mantan kekasih dari pikirannya dan berusaha untuk menata kembali hatinya yang hancur berkeping-keping karena ulah mantannya. Namun semuanya musnah setelah Camille bertemu dengan Daxler Brinx, pekerja di hotel dimana Camille tinggal untuk dua minggu kedepan. Camille tidak tahu bagaimana bisa dirinya tersihir oleh apa yang ada pada diri Daxler sejak pertama kali Camille melihatnya. Semuanya terjadi begitu cepat membuatnya linglung dan bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana bisa dirinya jatuh cinta begitu cepat disaat hatinya belum kembali ke bentuk semula ? Hal itu membuat Camille waswas. Apakah itu tandanya Camille akan merasakan kembali hatinya dihancurkan berkeping-keping atau justru hatinya akan dibuat berbunga-bunga ?

19 days bahasa indonesia Novel

Hembusan Hasrat

Menjaga Jodoh Orang Lain

Lucia (Bahasa Indonesia)

Something in the past

SITP

LEGENDA YANG TERLUPAKAN

Who Is the Korean Guy?

Cinta Yang Tak Terbalas

Bukan Jalang

Because of Vietnam

People search 19 days bahasa indonesia also like: