webnovel

~Reias~ Mythology

Dunia memang sangat kejam. Tanpa pemberitahuan apapun. Dan secara tiba-tiba, hampir semua peradaban manusia hancur dan musnah. Ini adalah sebuah perang. Tapi peperangan siapa ini? Siapa musuh dalam perang ini? Siapa kawan dalam perang ini? Siapa yang memulai peperangan ini? Lalu siapa yang akan mengakhiri peperangan ini? Semua mitologi, akan saling berperang untuk mendapatkan kontrol penuh atas segala konsep yang telah ada, maupun belum ada. Dan manusia. Mereka akan tetap seperti biasa. Sebagian dari mereka mungkin akan menyelamatkan yang lain. Dan sebagian lainnya, mereka hanya akan peduli tentang keselamatan mereka masing-masing.

Liener · ファンタジー
レビュー数が足りません
10 Chs

Prolog

"Hah..hah..hah..."

Didalam area sekolah, di salah satu lorong kelas yang sangat gelap, tanpa adanya cahaya dari lampu yang menyinari. Terdapat seorang murid lelaki yang sedang berlari dengan sangat cepat.

Kecepatan lari murid lelaki itu sangatlah cepat jika di bandingkan dengan kecepatan berlari orang normal pada umumnya. Terlebih lagi, murid lelaki itu bergerak dengan sangat lincah melewati berbagai macam benda yang menghalangi jalannya.

Setiap kali murid lelaki itu berlari, terdengar sebuah suara cipratan air yang cukup kental yang menggema di seluruh lorong gelap tersebut.

"Sial... Apa-apaan semua ini... Sebenarnya apa yang terjadi?"

*Klinkk!!

Sambil bergumam, murid lelaki itu kemudian berlari semakin cepat dan meloncat keluar dengan memecahkan sebuah jendela yang berada di depannya.

GRAOOOO!!!

Mungkin karena mendengar suara kaca yang pecah. Makhluk yang tadi sempat mengejar murid lelaki itu kemudian melolong, sebuah tanda bahwa makhluk itu memanggil teman-temannya yang lain.

"Sial!!"

Murid lelaki itu kemudian menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang salah karena memecahkan kaca jendela, karena itu dia mulai mengutuk sambil mempersiapkan tangan kanannya untuk membidik semua makhluk yang sedang berusaha untuk mengepungnya saat ini.

Aura kehitaman kemudian mulai berkumpul di ujung jari telunjuk murid lelaki tersebut, sesaat kemudian aura kehitaman itu mulai memiliki bentuk seperti sebuah bola seukuran bola golf. Murid lelaki itu kemudian merapalkan sebuah mantra satu kalimat yang dapat menembakkan bola kehitaman itu dari ujung jari telunjuknya.

"Persetan dengan kalian."

Setelah murid lelaki itu selesai merapalkan mantra, yang mungkin tidak dapat dibilang sebagai sebuah rapalan mantra. Aura kehitaman yang berbentuk seperti bola golf itu kemudian melesat dengan sangat cepat bagaikan sebuah peluru yang di tembakkan dari sebuah senjata sniper

Swuusshh... BRAAKK. Splashh..

Bola kehitaman itu menghancurkan sebuah dinding kelas yang berada di depannya sebelum akhirnya, bola kehitaman itu mengenai target yang di inginkan oleh murid lelaki tersebut.

*GRRRRRR!!!

Bersamaan dengan suara gemeretakan taring-taring, sebuah sosok makhluk buas perlahan-lahan mulai muncul dari arah dinding yang baru saja hancur.

Jika dilihat dari dekat, apa yang di serang oleh murid lelaki itu adalah sejenis serigala tapi dengan tubuh sebesar 2 meter, serigala ini memiliki 2 pasang taring yang memiliki panjang sekitar 20 centimeter, dengan gigi-gigi lainnya yang sangat runcing. Serigala tersebut juga memiliki warna bulu yang merah bagaikan darah, dengan sepasang celah bola mata yang berwarna kemerahan.

Serigala tersebut terlihat menatap murid lelaki tersebut dengan penuh amarah, seolah-olah serigala itu sudah tidak sabar ingin mengoyak-oyak manusia yang saat ini berdiri di hadapannya.

Sambil menarik sedikit nafas untuk menenangkan tubuhnya dan bersiap akan terjangan musuh yang saat ini berada di depannya, murid lelaki itu mencoba untuk memperhatikan area sekitarnya sambil terus waspada terhadap serigala yang saat ini ada di depannya, sekaligus memikirkan cara untuk keluar dari bahaya yang saat ini sedang dia hadapi.

Tapi apa yang dia lihat adalah mayat. Sejauh apapun murid lelaki itu memandang, hanya tumpukan mayat sajalah yang dapat dilihat olehnya. Tentunya, kebanyakan dari tumpukan mayat tersebut dibuat oleh para serigala besar yang saat ini sedang perlahan-lahan mencoba untuk mengepungnya dari segala arah.

"Sial... Ini benar-benar melelahkan ku. Kira-kira, sampai kapan aku bisa bertahan?"

Hanya. Bagaimana hal semacam ini dapat terjadi?

Murid lelaki itu kemudian mulai mengingat semua hal yang di laluinya pada pagi hari, hari ini sebelum semua hal ini terjadi.