webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
275 Chs

Boss Labirin

Zen dan Yue mulai berjalan perlahan memasuki tempat yang luas itu. Bisa dilihat kepercayaan diri dari mereka berdua, karena Zen tahu statusnya sama dengan monster yang akan dilawannya. Sedangkan untuk Yue, dia mulai percaya diri karena berkat darah dari Zen, kemampuannya sudah pulih sepenuhnya saat ini.

Suara langkah kaki mereka berdua memenuhi ruangan ini, tetapi saat ini mereka belum melihat sosok yang akan menjadi lawan mereka saat ini.

"Aku belum melihat sesuatu Zen" kata Yue.

"Tetaplah waspada, mungkin dia akan menyergap kita" kata Zen.

Perlahan mereka memasuki ruangan itu semakin dalam, namun tiba – tiba sebuah lingkaran sihir terbentuk dari bawah kaki mereka, seperti lingkaran sihir yang sama saat Zen bertarung dengan teman sekelasnya dulu.

Tanpa pikir panjang, Zen lalu meraih tubuh Yue dan menggunakan supersonic stepnya dan keluar dari lingkaran sihir tersebut. Setelah mereka menjauh, terlihat sebuah monster yang sangat besar dan memiliki enam buah kepala dengan warna yang berbeda beda.

"Graaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh" teriak monster Hydra dengan banyak kepala itu, dan membuat ruangan tersebut dipenuhi suara yang sangat mengintimidasi.

Namun sebelum Zen dan Yue bertindak, sebuah kepala berwarna merah dari monster itu menyemburkan sebuah api yang sangat besar kearah mereka berdua. Zen yang melihat serangan tersebut dengan sigap menciptakan pelindung dari tembok yang dibuatnya.

Sayangnya, hembusan api itu melelehkan tembok yang dibuat Zen untuk melindungi dirinya dan Yue. Namun Yue dengan sigap merapalkan sebuah tehnik Es dan menambal kerusakan tembok yang diciptakan oleh Zen.

"Pastikan kita mengincar kepala Hydra tersebut yang berwarna putih, karena tugasnya adalah meregenerasi kepala lainnya" kata Zen.

"Baiklah." Kata Yue.

Zen lalu mengeluarkan tombaknya dan bersiap untuk mengincar kepala dari monster tersebut. Waktu yang ditunggupun tiba, saat kepala Hydra yang menyemburkan api itu mulai menghentikan tindakannya.

Zen lalu berlari keluar dari tembok yang melindunginya dan melemparkan tombaknya yang sudah dilapisi skill angin dan gravitasi, lalu lagsung melesat dengan cepat kearah kepala Hydra yang berwarna putih tersebut.

Namun tindakannya ini berhasil dihalangi oleh kepala Hydra yang berwarna kuning dan menghalangi tombak itu untuk mengenai kepala Hydra yang berwarna putih. Namun Zen dengan cepat mengaktifkan rune gravitasi dan membuat kepala Hydra yang berwarna kuning itu jatuh kebawah karena beban yang diberikan oleh tombak Zen itu.

"Yue sekarang!" teriak Zen. Rencana mereka, Yue akan mengeluarkan skill yang besar dan mengalihkan kepala Hydra yang lain, dan menyerahkan kepala yang berwarna putih dihabisi oleh Zen.

"Zen, benarkah itu kau?" kata Yue yang saat ini bertingkah aneh.

Zen yang mendengar itu, mulai melirik kearah Yue. Bukannya dia merapalkan skill yang sudah dia sepakati sebelumnya dengan Zen, namun Yue malah seperti orang linglung saat ini. Namun saat Zen melihat monster didepannya, bisa dilihat mata Hydra yang kepalanya berwarna hitam, sedang menggunakan kekuatan mentalnya kepada Yue dan Zen.

"Sial, aku melupakan hal itu" kata Zen

Namun karena skill baru Zen, yaitu Negative Attribute Ressistance membuat serangan mental dari Hydra tersebut tidak mempan kepada Zen.

"Sial" kata Zen yang melihat hal tersebut.

Zen lalu beranjak kearah Yue, karena tiga buah kepala dari Hydra tersebut akan mengeluarkan serangannya kearah Yue. Dengan cepat Zen melesat dan mengambil tubuh Yue yang linglung tersebut dan kembali kebelakang tembok yang dia ciptakan tadi.

"Zen... Zen.. jangan tinggalkan aku" katanya saat ini yang masih belum tersadar dari serangan mental tersebut.

Zen lalu merapalkan skill healnya kearah Yue. Namun hasilnya tetap sama, karena saat ini yang terluka bukan tubuh fisiknya tetapi alam bawah sadarnya.

Lalu Zen mulai mengingat bagaimana cara Hajime menyadarkannya. Lalu Zen meraih bahu dari Yue dan menghadapkan dirinya kearah Zen. Perlahan Zen mendekatkan wajahnya kepada Yue dan mencium bibir kecil dari Vampire tersebut.

Merasakan tindakan Zen ini, Yue akhirnya mulai tersadar dari serangan itu sedikit demi sedikit, dan saat ini akhirnya tersadar sepenuhnya karena rasa cintanya kepada Zen mengalahkan gangguan mental yang diberikan kepadanya. Lalu Yue menatap wajah Zen yang saat ini masih menutup matanya sambil mencium dirinya.

Akhirnya Yue mulai menutup matanya dan menikmati ciuman tersebut. Dan akhirnya mereka berciuman dengan latar beberapa serangan mematikan yang mengarah kearah mereka saat ini.

Selang beberapa lama, akhirnya ciuman hangat itu berakhir dan mereka berdua saat ini saling menatap satu sama lain. Tiba – tiba saja mereka berdua hanya tersenyum mengingat tindakan mereka itu.

"Baiklah, kita mempunyai musuh untuk dikalahkan Yue" kata Zen.

"Baiklah" jawab Yue sambil tersenyum dan saat ini mulai termotivasi untuk mengalahkan musuh yang mereka hadapi.

Zen lalu menggeluarkan kembali sebuah tombak, namun kali ini hanya terlapisi rune gravitasi pada tombak tersebut. Zen kali ini mencoba membidik tubuh dari monster tersebut. Tindakannya itu tidak sia – sia, karena semua kepala Hydra itu tidak menghiraukan serangan Zen itu, karena mereka menganggap Zen tidak menyerang si kepala putih.

Namun tombaknya tertancap dengan sempurna lalu menekan monster tersebut kebawah setelah rune gravitasi pada senjata Zen telah aktif. Melihat ini, Yue akhirnya mulai merapalkan sebuah sihir listrik yang sangat besar dan menyerang tepat keenam kepala tersebut.

Namun tiba – tiba saja sebuah kepala baru dari Hydra itu muncul dan saat ini berwarna silver. Hydra itu lalu mengeluarkan skill bercahaya dan menghalangi serangan Yue tersebut yang akan menyerang kepala yang lainnya.

"Yue kembali bersembunyilah" kata Zen menggunakan skill telepatinya kepada Yue.

Yue sebenarnya sedikit emosi, setelah melihat serangannya berhasil digagalkan saat ini, namun setelah mendengar bahwa Zen mengiriminya pesan untuk berlindung, dengan cepat Yue kembali ketempat tembok yang diciptakan Zen sebelumnya.

Namun sebuah serangan cahaya, langsung datang kearah Yue yang berlindung ditembok tersebut. Bisa terlihat beberapa retakan akibat serangan tersebut, lalu Yue mencoba menciptakan skill esnya dan berusaha terus menutupi tembok Zen yang akan rusak itu.

Yue berusaha dengan keras, namun serangan itu mampu menembus tembok yang dibuatnya saat menguatkan tembok Zen sebelumnya. Retakan demi retakan semakin membesar dan akhirnya serangan tersebut berhasil menghancurkan tembok itu sepenuhnya.

Yue lalu menutup matanya seakan bersiap menerima serangan itu, namun saat beberapa waktu kemudian, serangan itu tidak kunjung datang. Saat Yue mulai mengintip dari balik matanya, ketujuh kepala Hydra itu sekarang sudah terputus dan tergeletak ditanah dengan sebuah dager pada masing – masing kepala mereka.

Sebelum serangan Hydra itu berfokus kepada Yue, Zen mati – matian menyelinap kearah belakang dari Hydra tersebut, lalu mengeluarkan enam buah dager yang dilapisi skill angin dan gravitasi.

Zen dengan cepat melemparkan keenam dager tersebut, dan akhirnya tepat mengenai keenam kepala itu dan membuat mereka merasakan efeknya dengan mulai terjatuh karena skill yang mereka terima.

Zen tanpa pikir panjang mengeluarkan pedangnya dan langsung memutuskan semua kepala Hydra tersebut, mulai dari yang berwarna putih hingga berwarna kuning yang terkena tombaknya sebelumnya dan tidak lupa juga yang berwarna silver.

"Akhirnya selesai" kata Zen