webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
275 Chs

Bertemu Kembali

Para wanita Zen saat ini sedang berada di apartemen mewah dari Zen. Mereka saat ini sudah rapi dan akan pergi kesuatu tempat yang sangat spesial, karena mereka saat ini sangat merindukan pertemuan mereka dengan pria yang sangat mereka cintai saat ini.

"Mama cepatlah!" teriak Yui yang sangat bersemangat saat ini, karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Papanya.

"Sabarlah oke, Mama – mamamu saat ini sedang berdandan yang cantik untuk bertemu dengan Papamu" kata Yuna yang saat ini masih setia bersama Yui.

"Tapi mereka sangat lama Yuna Mama, Yui sudah tidak sabar bertemu dengan Papa" balas Yui.

"Iya Yui, tetapi bukankah Papamu masih dua jam lagi baru bisa dijenguk? walaupun kita kesana sekarang, kita tidak bisa bertemu dengannya karena waktu besuknya dua jam lagi" balas Yuna.

"Hmphh.. baiklah" kata Yui.

Namun tiba – tiba saja pintu apartemen Zen terbuka dan memunculkan dua orang wanita yang memasuki tempat itu.

"Silica Mama, Suguha Mama!" teriak Yui langsung berlari dan memeluk kedua wanita itu, yang baru memasuki apartemen Zen.

"Ternyata anak Mama sudah cantik" kata Suguha yang melihat putrinya datang menyambutnya.

Mendengar ini Yui hanya tersenyum manis kepada kedua Mamanya itu. Lalu akhirnya mereka mulai masuk keruang keluarga sambil menunggu beberapa orang masih berdandan. Satu persatu, mereka mulai berkumpul diruang tengah saat ini.

Mereka semua memutuskan mulai berangkat setelah mereka semua sudah siap. Saat ini mereka menaiki mobil yang telah dibeli Zen sebelumnya, dan Asuna sendiri yang membawanya. Akhirnya mereka mulai keluar dari tempat parkir apartemen Zen dan menerobos padatnya jalanan pada hari itu.

.

.

Zen saat ini masih berdiam diruangann perawatannya, setelah dia berjalan – jalan disekitar rumah sakit ini untuk menghilangkan kebosanannya, yang sudah berada dirumah sakit ini hampir dua minggu lamanya. Semua peralatan medis pada tubuh Zen sudah dilepas karena kondisinya yang sudah dinyatakan membaik.

Namun itu tidak membuat Zen senang, karena dia masih diawasi dan hanya dapat besosialisasi dengan dokter dan perawat yang merawatnya saja saat ini. Namun hari ini berbeda, saat ini dia sudah mendapatkan kabar bahwa wanita dan putrinya bisa menjenguknya.

Zen sudah tidak sabar menunggu mereka, karena walaupun para wanitanya dan Yui belum bertemu dengannya hanya berjarak satu bulan, Zen sudah tidak bertemu dengan mereka selama hampir dua tahun lamanya, karena perbedaan waktu di dunia Underworld.

Pintu kamarnya terbuka, Zen lalu mengarahkan pandangannya kearah pintu kamarnya. Walaupun orang yang memasuki kamarnya tidak sesuai harapannya, dia masih sangat senang melihat orang itu.

"Senang bisa bertemu lagi denganmu Aki-san" kata Zen sambil mendekat kearah wanita itu dan memeluknya.

Saat ini tampilan Aki sangat berbeda dari sebelumnya, karena dia sekarang memakai pakaian santainya, tidak seperti saat dia bertemu dengan Zen yang selalu memakai pakaian perawatnya.

"Aku juga merindukanmu Zen" kata Aki membalas pelukan dari Zen.

Setelah kejadian sebelumnya dimana Zen mencium Aki, Aki akhirnya mulai menerima perasaan Zen, karena dia juga merasakan hal yang sama, yaitu sangat mencintai pria didepannya saat ini.

"Apakah mereka masih mengawasimu Aki-san?" tanya Zen.

"Sayangnya, mereka masih mengawasiku" kata Aki.

"Sabarlah oke, sebentar lagi mereka akan bosan mengawasi kita. Karena apa yang mereka cari, mereka tidak akan temukan pada kita" kata Zen.

Mendengar perkataan Zen, Aki hanya tersenyum dan mengecup bibir Zen singkat dan mereka mulai duduk pada sofa yang berada diruangan itu. Mereka mulai mengobrol ditempat itu sambil tangan Aki digenggam oleh Zen.

Mereka berdua mengobrol dibarengi dengan canda gurau hingga pintu kamar Zen terbuka dan memunculkan seorang bidadari kecil berlari kearah Zen, tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

"PAPA!" teriak Yui sambil berlari dan menerjang kearah Papanya dan langsung memeluknya erat.

Zen langsung melepaskan genggaman tangan Aki dan membalas pelukan dari putrinya tersebut. Mendapatkan balasan, Yui merasakan perasaan yang hangat karena merindukan perlakuan ini dari Papanya ini, bisa terlihat air mata yang mengalir dari kedua matanya tersebut.

"Papa, Yui sangat merindukan Papa" kata Yui sambil diiringi suara isakannya dipelukan Zen.

Zen hanya mengelus bagian punggung anaknya itu, sambil mencoba menenangkannya saat ini. Namun Zen mulai menghadap kearah pintu kamarnya dan mendapati semua wanita yang dirindukannya perlahan memasuki kamarnya.

Bisa dilihat mereka mulai mengeluarkan air mata haru setelah melihat Zen yang saat ini baik – baik saja. Lisbeth dan Silica sendiri saat ini merasa lega namun masih merasa sedikit bersalah kepada Zen.

"Apa kabar kalian semua" kata Zen sambil tersenyum kepada para wanita yang saat ini berada didepannya.

Mereka semua hanya tersenyum kepada Zen dan tidak menjawab pertanyaannya, karena mereka masih memandangi pria yang sangat mereka rindukan saat ini.

Mereka ingin memeluk Zen, namun posisi mereka sudah diambil oleh putri mereka yang tidak melepaskan pelukan Papanya itu. Aki sendiri saat ini merasa bingung, karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini.

"Zen maafkan aku, karena kejadian itu, membuatmu harus mengorbankan dirimu" kata Lisbeth dan dibarengi dengan anggukan oleh Silica.

"Sudahlah, kalian wanita yang aku cintai dan sayangi, sudah sepantasnya aku melakukan hal tersebut. Dan lihatlah, bukankah aku baik – baik saja saat ini?" kata Zen.

Lisbeth dan Silica hanya tersenyum mendengar perkataan Zen, namun perasaan bersalah masih menyelimuti diri mereka. Apalagi saat dulu setelah mereka sadar setelah penyembuhan ingatan mereka, dan mengetahui fakta bahwa Zen mengorbankan dirinya untuk itu.

"H-Halo Zen-san" kata seorang wanita yang akhirnya maju dan memberanikan dirinya untuk menyapa Zen.

"Halo Yuna, bagaimana kabarmu?" kata Zen setelah melihat Yuna mendekat kearahnya.

"B-Baik Z-Zen-san, semua ini berkatmu" balas Yuna.

"Senang mendengarnya" kata Zen.

"Z-Zen-san, maafkan aku kare-" perkataan Yuna terpotong setelah tangan Zen yang sebelumnya mengelus punggung Yui, berada dikepalanya saat ini.

"Sudahlah Yuna, bukankah kita teman. Jadi lupakan yang sudah terjadi oke" kata Zen karena dia tahu apa yang akan dikatakan oleh Yuna.

Walaupun ada perasaan tidak enak berasal dari dirinya karena perkataan Zen yang menyebutnya teman, namun Yuna sangat senang bahwa Zen tidak membencinya karena tindakan teman masa kecilnya itu.

Aki sendiri saat ini merasa canggung, karena melihat pemandangan itu. Saat ini dia hendak berpamitan kepada Zen, namun tiba – tiba Asuna berada didepannya dan menyapanya.

"Halo Aki-san, lama tidak bertemu" kata Asuna.

"Halo Asuna" balas Aki.

Akhirnya Asuna mulai mengajak ngobrol Aki, karena dia memperhatikan bahwa Aki merasa canggung berada disini. Mereka berdua sangat cepat akrab dan melanjutkan pembicaraan mereka, dan yang lainnya mulai mengobrol satu sama lain.

Zen sendiri mulai membalas beberapa pertanyaan dari wanitanya sambil memeluk Yui yang tidak ingin lepas darinya. Zen saat ini merasa beruntung melihat pemandangan ini. Namun dia mulai mengingat percakapannya dengan Irene saat berjalan – jalan dirumah sakit ini.

[Maafkan Irene Kak, Irene melarang Kakak membawa mereka kedunia 1.0]