webnovel

Senang tapi Kecewa

Angel menghela nafas pasrah saat dokter memeriksa keadaannya untuk terakhir kali. Ini adalah pemeriksaan terakhir sebelum Angel pulang.

Selama Angel dirawat kurang lebih 16 hari setelah Angel sadar, tidak ada tanda-tanda Varo maupun kabarnya. Angel senang hanya saja ada rasa sedikit rindu yang terselip di hatinya.

Seperti kata pepatah "cinta hadir karena kebiasaan" , seperti itulah keadaan Angel. Dulu menolak dengan keras keberadaan Varo tapi lama-lama juga suka dengan kehadirannya.

Angel tersenyum saat dokter sudah selesai memeriksa keadaannya dan memperbolehkan Angel pulang.

Mami Angel sedang mengurus masalah pengunduran acara tunangan yang harusnya diadakan 2 hari lalu tapi karena salah satu belah pihak pengantin sedang dalam keadaan hilang, maka acara pertunangan pun diundur.

Angel senang hanya saja juga ada rasa kecewa karena Varo menghilang tanpa memberi kabar.

Angel segera menepis fikiran tentang Varo dan segera mengepas pakaiannya. Angel akan pulang sendiri.

Tadinya maminya ingin menemani Angel pulang tapi karena pihak penyelenggara acara sedang rewel maka mami Angel yang urus.

Ayah Angel? beliau sedang sibuk dengan misi hadang penyelundupan narkoba. Angel sudah besar dan terbiasa mandiri jadi memilih untuk pulang sendiri.

Angel keluar dari rumah sakit dan segera mencari taksi yang lewat. Entah kenapa saat Angel menggerakkan tangan kanannya untuk memberhentikan taksi, ada rasa nyeri sebentar di dada kanannya.

Angel tak ambil pusing akan rasa sakit yang sebentar itu dan segera masuk taksi.

"Ke kawasan perumahan taman indah nomor rumah 12 ya pak."

"Siap neng."

Selama perjalanan Angel membuka ponselnya yang sudah penuh dengan notifikasi pesan masuk maupun panggilan tak terjawab.

Kebanyakan dari Yulia dan Teo. Sisanya tak terlalu penting. Walaupun begitu Angel tetap membalas pesan masuk yang ia anggap tak penting.

"Neng, udang sampai."

Angel segera bergegas turun dan memberikan ongkos kepada supir taksi. Angel memandang rumah di depannya dengan tatapan malas.

Angel harus tinggal bersama neneknya untuk sementara waktu karena ayah dan maminya akan ke Surabaya. Mereka khawatir jika Angel tak diawasi maka Angel tak akan meminum obat dan menjaga kesehatannya.

***Angel hanya akan meminum obat sekali lalu membuang sisanya. Jika ditanya dokter, Angel akan menjawab obat itu habis. Ya habis dibuang bukan habis diminum.* 😁** pengalaman author sih ini sebenarnya. Jangan ditiru ya 😁

Angel membuka gerbang dengan sedikit tenaga dan segera disambut oleh senyuman neneknya yang berdiri di teras rumah.

Angel tersenyum senang dan segera menghampiri neneknya. Angel memeluk erat neneknya yang sangat jarang Angel lihat.

"Nenek kemarin hampir aja jantungan lihat kamu koma gara-gara kerjaan."

Nenek Angel meneteskan air matanya saat ia mengingat bagaimana cucu perempuan satu-satunya terbujur lemas dengan alat bantuan hidup terpasang di tubuhnya.

"Nenek, maafin Angel ya. Lain kali Angel gak akan buat nenek sedih lagi."

Nenek Angel menggiring Angel masuk ke dalam rumah yang ternyata sudah ada beberapa orang yang menunggunya.

Nb : nenek Angel tinggal bersama suami dan anak keduanya yang sudah menikah dan memiliki 2 anak laki-laki.

Angel segera menghampiri kakeknya yang duduk di kursi roda karena penyakit struk yang beliau derita. Angel bergantian memeluk Om dan bibinya.

"Syukurlah kamu udah boleh pulang Ngel, om gak bisa bayangin kamu disana lebih lama lagi."

Angel hanya tersenyum tapi hatinya berkata lain. Bilang saja om gak suka Angel hidup.

"Udah mas. Kasihan Angel, baru sembuh dan langsung kemari itu pasti capek. Biarin Angel istirahat dulu baru nanti bicara."

Angel hanya menatap datar bibinya. Angel masih ingat dengan jelas bagaimana dulu bibinya ini mengompori Riyan untuk mempertahankan si jalang itu.

Nenek Angel yang tau raut muka tak suka Angel segera menepuk pundak Angel.

"Istirahat aja dulu."

"Angel udah istirahat lama nek. Lagipula ini juga baru jam 10, rencananya sih Angel mau ke rumah sakit buat laporan tentang Angel yang bolos kerja nek."

"Gak mau istirahat dulu?."

Angel memegang tangan neneknya.

"Nek, Angel udah membusuk di rumah sakit selama 1,5 bulan nek. Angel hanya tidur-tiduran gak ada kerjaan sedangkan Angel punya pasien yang menunggu. Angel sudah lama juga minta jatah cuti. Ini pun jatah cuti Angel tinggal hari ini nek. Kalau kelamaan libur nanti Angel didepak dari tempat kerja Angel."

Angel berusaha memberikan pengertian kepada neneknya.

"Terserah kamu Ngel. Nenek mah apa atuh. Tapi inget minum obat kamu."

"Iya nek. Angel ke kamar dulu ya buat beres-beres."

"Iya sana."

Angel mencium pipi neneknya dan segera masuk ke dalam kamar yang selalu ia tempati dulu.

Saat Angel membuka kamarnya, ternyata sudah bersih dan ada satu koper berada di dekat lemari.

Angel segera membongkar isi koper untuk mencari jasnya dan tak menyadari kehadiran bibinya.

"Ini adalah kamar Joan."

Angel yang sedikit tersentak karena kaget hanya bisa menghela nafas kasar. Bibinya terkadang memang membuatnya ingin mencekiknya.

Angel diam saja karena malas berdebat dan tetap menggeledah isi kopernya. Jas dokter yang ia cari tidak ada dan pasti maminya lupa memasukkannya ke dalam koper.

"Gara-gara kamu dateng, Joan harus pindah kamar dan barang-barangnya."

"Ini kamar Angel dan sudah seharusnya Joan pindah."

Angel segera berdiri dan mencari ponselnya untuk menelepon maminya. Bibi Angel kesal karena sikap dingin Angel dan juga sikap Angel yang suka mengabaikannya. Segera bibi Angel pergi dari kamar Angel.

"Mi.."

"Iya sayang."

"Mami lupa ya masukin jas dokter Angel?."

"Oh iya... mami lupa sayang. Mami tinggal di atas kasur kamar kamu. Mau dipakai po?."

Angel menghela nafas lelah sambil memegang dada kanannya yang mendadak nyeri lagi.

"Besok Angel kerja mi."

"Gak mau istirahat beberapa hari lagi gitu?."

"Mi.. Angel kebanyakan cuti. Ntar yang ada Angel nganggur kalau kebanyakan cuti."

"Iya juga ya. Ya udah kamu ambil sana gih di rumah. Jangan pakek mobil. Suruh Joan atau siapa kek buat anterin kamu ke rumah. Jangan lupa minum obat. Awas aja kalau obat itu kamu buang. Mami buat kamu membusuk di rumah sakit."

Angel menatap ngeri ponselnya. Maminya sedang dalam mode on ceramah.

"Iya mi iya."

"Kebanyakan iya tapi nyatanya GAK. Cepetan minum obat kamu dan jangan lupa buat hindarin omongan para fox."

"Iya mi."

"Ya udah. Mami mau nyari ayah kamu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Angel segera menata bajunya yang berantakan di hadapannya. Mungkin Angel harus bisa mulai hidup layaknya cewek tulen.

Setelah membereskan pakaian dan bersiap-siap, Angel segera mencari kontak si Teo untuk mengantarkannya ke rumah.

"Te.."

"Apaan.."

Angel mengerutkan keningnya saat mendengar suara Teo yang seperti bangun tidur.

"Lo molor ya?."

"Kagak. Gue habis nyebur laut. Udah tau juga gue habis bangun tidur masih aja nanya. Ada apa?."

Angel terkekeh dengan candaan Teo.

"Anterin gue."

"Gue bukan supir pribadi lo. Nyari yang lain aja. Gue sibuk."

Segera Teo mematikan sambungan telepon mereka. Angel mengumpati Teo. Segera Angel menghubungi Rai.

"Hai cowok."

"Apa?."

"Lo free kagak?."

Angel mengangkat sebelah alisnya saat mendengar suara bising kendaraan.

"Free sih. Cuman gue lagi di daerah bandung. Ngapa?."

Angel menghela nafas lelah.

"Tadinya mau minta tolong anterin gue ke rumah tapi karena lo lagi sibuk kejebak macet ya udah. Gak jadi. Bye."

Segera Angel menuju depan rumah neneknya untuk mencari taksi atau apapun yang bisa ia gunakan untuk ke rumahnya tentu saja setelah berpamitan ke neneknya.

Saat Angel sedang berdiri di pinggir jalan dan sedang fokus terhadap ponselnya, tiba-tiba ada sebuah mobil sport yang hampir saja menyerempet Angel kalau saja Angel tak ditarik seseorang.

Angel terpaku dengan kejadian baru saja yang hampir saja sekali lagi merenggut nyawanya. Tapi yang paling membuat Angek shock adalah bau parfum orang yang sedang memeluknya.

Angel memberanikan diri untuk mendongak dan memastikan jika bukan dia.

Tapi semua itu hanyalah tinggal harapan. Laki-laki yang baru saja menyelamatkan dirinya adalah dia.

Arya Haryono Kusuma.

Masa lalu Angel atau bisa dikatakan first love Angel.

🏵

TBC

🏵