Hujan deras membasahi tanah yang semua orang pijak, tak banyak orang juga yang sedang berteduh untuk menghindari hujan tersebut. Seperti halnya seorang gadis yang berdiam diri di kafe yang sedang meminum kopi hangatnya ditemani dengan tugas skiripsinya.
"huh... kapan hujannya reda? Ini sudah hampir malam" gerutu Reina.
Ting
Handphone Reina pun berbunyi pertanda ada pesan masuk.
"Dek, lagi dimana? Mau abang jemput? Abang ini lagi jalan pulang"
"Ia bang, jemput adek di kafe dekat kampus maaf yah soalnya adek lupa bawa payung"
"Ya udah tunggu abang 5 menit lagi sampai kok"
"Oke bos"
Setelah Reina membalas pesan dengan abangnya reno, Reina pun segera berkemas.
"Abang sudah makan belum yah? Ya udah beliin makanan buat di rumah deh, Bunda sama Ayah soalnya lagi keluar kota".
"Permisi, Mba pesen ricebox nya 1 yah, dibungkus".
"baik Kak, mohon ditunggu sebentar yah".
Reina pun menunggu pesanan sambil memainkan handphone untuk mengetahui apakah abangnya hampir sampai atau tidak.
" Permisi Kak, ini pesanannya untuk pembayarannya Kakak bisa langsung ke kasir yah".
" Terima Kasih Mba" ucap Reina tersenyum.
Reina pun berjalan ke meja kasir untuk membayar pesanannya, tak lama kemudian dia melihat abangnya yang memasuki kafe tersebut.
" Udah selesai? Yok pulang" ajak reno.
"Ia udah" Reina pun menghampiri reno setelah mengambil barang-barangnya di meja yang tadi ditempatinya.
Mereka berdua pun pergi dari kafe tersebut untuk pulang ke rumah, dan tanpa mereka sadari dari dalam kafe masih ada seseorang yang melihat mereka dengan muka yang agak murung.
Di dalam Mobil
" Bang, dah makan belum? Reina beliin Nasi box isi ayam buat abang" tanya Reina.
Reno pun melirik sebentar Adek kesayangan nya " Belum Dek! Makasih banget loh, Abang emang lagi laper hehehe" ucap Reno sambil tertawa.
" Ya udah nanti sampe rumah makan nasi boxnya"
" Siap Tuan Putrinya Abang"
Keadaan pun mulai ramai dengan obrolan ringan mereka yang menemani perjalanan pulang.
Rumah Keluarga Mahendra
" Dek,kamu duluan aja masuk rumah, Abang mau masukin mobil dulu sama kunci gerbang"
"Oke Bang!"
Reina pun memasuki rumah dan pada saat akan masuk kamar ada telpon masuk dari sahabat Reina yaitu Raisa.
Drtt Drtt
"Hallo..."
"Hai.. Sa, kenapa?".
"Na... Besok jangan lupa ada seminar di Aula utama katanya pengisi materinya pengusaha kaya yang masih muda dan lajang".
"Oke.. dan aku sama sekali ngak tertarik".
"Belum lihat aja dah ngomong kek gitu mba,siapa tahu besok anda berubah pikiran hahaha".
"Never".
"Ya ya ya... sumpah dari dulu aku penasaran kenapa sih tiap ada cowok yang nembak suka kamu tolak?".
"Sebelum aku jawab pertanyaannya aku mau nanya nih, apa untungnya sih pacaran".
"Banyak kok,contohnya kayak aku sama angga dia ngertiin aku,selalu ada waktu,dan juga dihari-hari tertentu pasti ada kejutan".
"Itu doang mah abang aku juga bisa".
"Huh... ia kamu enak ada abang lah aku anak tunggal mana tahu rasanya punya abang, eh jangan salah loh rasanya pacaran bagi aku enaknya ada yang sayang aku apa adanya padahal Aku sama Angga ngak ada hubungan darah. Dah lah mending jawab pertanyaan aku yang tadi ya".
"Pertanyaan yang tadi yah... hmm jujur aja sa, aku bukannya takut sama lawan jenis atau hal apapun yang berhubungan dengan mereka tapi yang aku fikirkan, bisa ngak sih nanti aku sama seseorang itu sampai ke jenjang yang lebih serius? Apakah dengan adanya kata putus sebuah hubungan yang diawali dengan katanya perkenalan harus menjadi permusuhan? Jujur itu yang paling aku benci dimana saat kita memiliki seseorang yang kita sayang,yang kita kenal harus diakhiri dengan masalah yang berujung mulai menjauh dan melupakan. Beda halnya jika itu dengan saudara sendiri yang ada setiap masalah pasti kita berusaha untuk mencari solusinya supaya kembali berbaikan".
"Huh.. Kenapa sih pemikiran kamu Na rumit kayak gini hehehe canda".
"Hmm... ngak tahu sa,mungkin yah lebih berhati-hati aja hehehe".
"Ya udah deh aku sebagai sahabat kamu cuman bisa berdoa aja semoga kamu dapat yang lebih baik dan bisa jagain kamu dalam kondisi apapun".
"Amin.. makasih yah Sa dan hubungan kamu juga semoga awet yah sampe ke jenjang yang lebih serius".
"Makasih doanya... kalo gitu udah dulu yah sampe ketemu besok".
"Yah... see you".
Setelah mematikan telpon nya Reina pun segera membersihkan diri sebelum beristirahat dan memasuki dunia mimpi
Ke esokan harinya
Tok tok tok
"Bang, Adek ngampus dulu yah! Sarapan buat Abang udah Adek siapin di meja makan"
" Ia dek, kamu hati-hati yah! Maaf Abang ngak bisa anterin kamu ke kampus, Abang ada rapat di kantor"
" Ia Bang santai aja, adek berangkat"
Reina pun pergi dari rumah menuju kampusnya menggunakan taxi, bukan tanpa alasan Reina tidak ingin mengendarai kendaraannya sendiri tapi ia tidak ingin dipandang sombong di kampusnya, walaupun kampusnya terbilang elit tapi Reina sudah diajarkan kesederhanaan oleh keluarganya.
Ting
Saat Reina sedang asik-asiknya melihat pemandangan ia mendapatkan pesan dari Raisa
"Udah berangkat ngampus? Aku udah di Aula utama, nanti langsung kesini aja aku udah kosongin satu tempat"
"Oke! Thanks Sa"
Sesampainya di Kampus
" Na.. Disini" Lambaian tangan dan pangilan dari Raisa yang pertama kali Reina lihat.
Reina pun mendekati Raisa dan duduk disebelahnya. Reina pun melihat sudah hampir seluruh mahasiswa sudah ada di Aula.
" Kamu hampir telat loh.." Gerutu Raisa.
" Maaf Sa.. tadi agak macet" sesal Reina.
" Untung acaranya belum mulai" helaan nafas dan sahutan Raisa menjadi penutup sebelum dosen datang.
Tak
Tok
Tak
Suara pentople dari seorang Dosen yang menjadi pembawa acara pun terdengar dari atas panggung.
"Tes.. Baiklah para Mahasiswaku sekalian diharapkan tenang karena acara akan dimulai".
Acara pun diawali dengan pembukaan,sambutan dan sekarang memasuki acara inti dengan di bimbing oleh pengusaha yang sukses pada tahun ini.
" Mari kita sambut Direktur Lee yang akan mengisi acara hari ini, beliau datang dari Korea langsung untuk memberikan motivasi kepada kalian dalam bidang dunia kerja diluar sana".
Tepukan tangan pun mengiringi langkah kaki Direktur Lee itu.
" Selamat siang semuanya, mungkin diantara kalian sudah mengetahui saya dari perkenalan yang disampaikan oleh Dosen kalian".
Dan acarapun berlanjut sampai akhir.
" Reina... Gimana menurut kamu Direktur tadi?" Tanya Raisa menggoda.
" Biasa aja, emang apa yang kamu harapkan dari jawabanku heh?" tantang Reina.
" Huh.. Tidak ada. Masalahnya kamu tuh paling susah sih, aku bingung kenapa sobatku yang satu ini sulit sekali untuk membuka hati" Gerutu Raisa.
" Sudah aku bilangkan Sa.. aku ngak mau menjalin hubungan dengan laki-laki untuk saat ini" Gemas Reina.
" Ya deh Ia maaf" jawab Raisa sebal.
Tiba-tiba ada salah satu Mahasiswi yang mendekati dua sekawan itu.
" Permisi, Reina Mahasiswi Bisnis kan?".
" Ia benar, ada apa?" tanya Reina.
" Kamu dipangil Dosen Alex diruangannya".
" Oke Makasih".
Mahasiswi tersebut langsung pergi dihadapan Reina dan Raisa.
" Tumben Pak Alex manggil kamu di jam istirahat" bingung Raisa.
" Ia yah... Mungkin ada hal penting, kalo gitu Sa aku ke ruang Dosen dulu kamu tungu di Kantin aja".
" Oke! nanti aku pesenin kamu makanan".
Reina pun berlalu sambil mengacungkan jempolnya.
Sesampainya di Ruang dosen
" Permisi, Pak Alex memanggil saya? ".
" Oh Reina... bisa bantu saya sebentar?"
" Ia Pak.. Ada apa?"
" Mungkin kamu sudah kenal Direktur Lee yang tadi mengisi materi di Aula? Saya ingin meminta kamu menemani presdir Lee menemui Profesor Sena di Labnya,dan mengapa saya meminta kamu Reina karena kamu yang lebih akrab dengan Profesor Sena, banyak Mahasiswa yang enggan sebenernya Hahaha" di akhiri dengan tawa Pak Alex.
Reina pun tersenyum canggung dengan perkataan Dosennya itu. " Baik Pak! Kebetulan setelah istirahat jam pembelajaran saya selesai".
" Baguslah,nanti jam 1 Siang kamu kebali saja kesini".
" Baik Pak, Kalo begitu saya permisi untuk istirahat terlebih dahulu".
"ya"
Reina pun keluar dari ruangan Dosen tersebut dan pada saat keluar Reina pun berpapasan dengan Direktur muda tersebut.
Reina membungkukan badannya dan disambut senyuman oleh Direktur Lee.
Setelah kepergian Reina, Direktur Lee pun tersenyum samar melihat punggung Reina dari kejauhan.
Di Kantin
" Na... Sini" ucap Raisa yang sedang bersama Angga di meja makan.
" Loh.. Angga ada disini juga?"
" Ia nih... Dia lagi bolos kerja katanya, kapan jadi kaya nya coba kalo pacar aku kek gini terus" ujar Raisa cemberut
Gyuut
Angga pun mencubit kedua pipi Raisa karena gemas dengan apa yang dibicarakan pacarnya itu.
" Aduh.. sakit tahu yang".
" Suruh siapa ngomong yang ngak-ngak, hati-hati ucapan kamu jadi doa loh, emang kamu mau punya calon suami yang kere".
" Yah kalo kamu kere aku cari yang kaya lah".
" Berani yah kamu sampe mau cari lagi, nanti aku iket kamu ditiang deket kandang anjing mau?" gemas Angga sambil mencubit pipi Raisa.
" Ih Yang.. sakit tahu, aku aduin Mami kamu loh,jahat ma calon menantunya".
Reina pun mendengus melihat kelakuan absurd kedua pasangan itu. Di dalam hatinya ia bergumam "Sudah biasa".
"ehem.. kalian ngak lupa ada aku disini kan?".
"Duh Yang... ada yang cemburu sama ke uwuwan kita deh" Goda Raisa untuk Reina.
" Ia yah.. Mau aku cariin temen kencan Na? Teman ku di kantor pada lumayan loh" goda Angga.
" Ngak usah, aku ngak buka peluang jodoh yah" Sebal Reina.
Reina pun melihat arlojinya yang menunjukan 5 menit lagi akan pukul 1 siang. Ia pun berdiri dari duduk nya yang membuat kedua pasangan itu heran.
" Mau kemana Na? Kan jam kita udah kosong". Tanya Raisa.
" Kalian pulang duluan aja yah... aku masih ada urusan di Kampus". Jawab Reina.
" Oh ia tadi kamu dipanggil Dosen Alex yah, yaudah deh nanti kamu pulangnya hati-hati kalo ada apa-apa telpon abang reno, aku ataupun Angga yah".
" Oke Makasih Sa, aku pergi dulu".
" Ya.. Semangat hadapi dosen Alex dan tugasnya yah, hahaha" gelak ketawa Raisa mengiringi perjalan Reina.