Suara deritan terdengar dari sebuah apartemen, lolongan minta tolong, dan suara cipratan darah yang keluar dari tenggorokan korban. Hingga pukul 03.00 AM, suara itu masih terdengar sebelum akhirnya, suara melemah hingga tak ada lagi yang bisa terdeteksi oleh telinga.
Kabar siaran di televisi membahas kejadian semalam. Rupanya, yang menjadi korban adalah CEO apartemen tersebut. Bekas luka di leher dan beberapa tubuh bagian lainnya masih mengeluarkan darah hingga berbau busuk. Para polisi menyelidiki kasus ini. Mulai dari mencari barang bukti, hingga keterangan saksi.
Namun, tak ada yang mengetahui kejadian semalam padahal suara decakan kesakitan mengaung begitu kencang. Mereka seperti bungkam menutupi sesuatu, para polisi tak percaya begitu saja hingga mereka memutuskan nanti malam menyelidiki kasus ini lebih lanjut.
Di belakang apartemen, seseorang misterius berjubah sedang asyik bersandar sambil memainkan kuku jarinya yang panjang. Kilauan cincin delima di jari manisnya, menyertai senyum seram orang itu.
"Akhirnya, targetku yang ke-sebelas telah berhasil aku singkirkan. Haha!" tawa orang itu sangatlah seram.
Siang harinya, pemuda berparas tampan dan berpakaian rapi berjalan di trotoar kota. Seseorang menyapanya dengan sebutan Jack.
Jack tampak santai dengan earphone yang berada di telinganya, keramaian membuat dia stres, hingga harus menggunakan earphone jika berpergian keluar rumah.
Tiba-tiba sebuah ingatan menyakitkan sekilas berada di pikiran Jack dan langsung memudar begitu saja.
'Ingatan apa itu,' batin Jack