webnovel

PART 01. HARI YANG SIAL

Suara bunyi gaduh peralatan masak yang memenuhi ruang dapur yang pastinya akan membuat yang masih tertidur akan terbangun dan mengira bahwa ada kebakaran.

Begitu yang di alami oleh misel yang sedang menginap di rumah sahabatnya. Nyaitu, vlora. Perempuan yang indenpenden dan juga sedikit ceroboh. Bagaimana tidak ceroboh cerita di pagi hari ini adalah dia yang sedang mencuci menggunakan mesin cuci dan bahkan dia sangat semangat pagi ini. sampai lupa bahwa ia sedang memanaskan kembali makanan sisa tadi malam aku bawa.

Aku sudah beberapa kali mengatakan kepadanya untuk membeli alat pemanas saja biar dia menjadi mudah dan tidak ribet seperti ini. namun, bukan vlora namanya jika tidak ingin merepotkan orang.

Dan singkat cerita makanan tersebut menjadi gosong dan mengering begitu dengan alat dapur nya yang gosong. Asap yang di hasilkan oleh makanan gosong itu melayang di udara memenuhi dapurnya…

Ketika misel hendak mengomelinya vlora hanya cengengesan saja dan seperti orang yang tidak mau disalah kan.

Dengan begitu juga kami yang berangkat ke kantor hanya makan roti pangang saja. Tidak ingin lama untuk berangkat mereka pun berangkat dengan menaiki mobil milik misel.

Di dalam perjalanan seperti yang di lihat misel, vlora hanya diam saja. Dan menurut misel ada sesuatu yang membuat sahabatnya itu menjadi pendiam.

"you have a problem, vlora..?" ucapku kepada yang sesekali menangkap raut wajah nya.

"aku tidak ada masalah. Hanya saja sepertinya tenaga ku terkuras karena kejadian tadi pagi.." Ucap vlora yang menjelaskan keadaan nya.

"Sudah tidak apa, aku akan membelikan mu yang baru." Ucap misel yang sambil berusaha membuat sahabatnya itu kembali tersenyum.

"Tidak usah aku akan membeli sendiri,," Ucap vlora yang di ketahui oleh misel. Dimana vlora selalu menolak halus niat menolong misel.

"Baiklah jika itu mau mu .." Ucap misel yang hanya membuat vlora menggangguk setuju.

Dan akhirnya mereka pun sampai di dalam kantor…

"Kamu sudah mengerjakan laporan deadline yang di minta oleh pak surya, karena beliau sudah menanyakan itu..?" Ucap sosok perempuan yang berkaca mata kepada vlora yang membuat vlora memberikan jempol nya kepada perempuan itu dan perempuan itu meninggalkan vlora dan misel.

Jika kalian tahu misel dan vlora ada di kubikel yang sama dan posisi mereka pun berhadap-hadapan membuat mereka seakan-akan tidak akan bisa di pisahkan.

"Sana bawa langsung laporan nya ke dalam dan semangat. Aku tahu pasti pria gila itu sedang mencari tempat pelampiasan amarah nya pagi ini." Ucap bisik misel yang hanya membuatku tersenyum dan membawa berkas di tangan ku.

Sedangkan misel hanya berdadah-dadah saja kepadaku.

Ketika aku sudah di depan pintu ruangan pak surya. Mengetuk dan menggu aba-aba untuk masuk.

Ketika pak surya sudah menyuruh ku untuk masuk. Aku pun langsung masuk tanpa lupa menutup pintu ruangan pak surya itu.

"Selamat pagi pak," Ucap vlora yang memasang senyam-senyum nya kepada pak surya.

"Sudah tak usah senyam-senyum kayak begitu. Saya lebih takut dengan senyuman itu. Apalagi itu kamu soalnya." Ucap Pak surya yang di mana dia juga mengetahui bahwa dia memiliki karyawan yang memiliki garis keturunan keluarga mexonia. Yang dimana sosok itu adalah vlora sendiri.

"Bapak jangan takut dengan saya. Saya tidak sama dengan yang diatas" Ucap vlora yang bermaksudkan perkataan nya kepada keluarganya itu dan memperlihatkan wajah nya seimut mungkin.

"Sudah-sudah saya pusing ini soalnya. Pagi-pagi sudah mengirim teror ke perusahaan ini.." keluh pak surya yang sambil memijat-mijat kening kepalanya.

"Aneh nya pak, katanya membangun sebuah usaha tanpa mematikan usaha relasi bisnis nya kok ada musuhnya ya pak..?"Ucap vlora sambil menanyakan kembali pertanyaan nya itu.

"Kamu mau bilang bahwa ini semua ulah…?" Ucap pak surya menggantung yang kembali menanyakan hal itu kepada vlora. Namun vlora hanya menghendikkan kedua bahunya yang menandakan bahwa dirinya juga tidak tahu.

Membuat surya langsung mengusirnya karena menurutnya vlora sama seperti keluarga mexonia. Tidak bisa di ajak kerja sama.

"Aneh kamu, sudah sana keluar cepat..!" perintah pak surya yang langsung disegerakan oleh vlora.

Ketika vlora sudah berada di luar ruangan pak surya. Vlora hanya menatap pintu ruang kerja pak surya. Dan seperti memikirkan sesuatu..?

Dan langsung saja vlora kembali kerja di meja kerja nya.

"Bagaimana tadi..?" Ucap misel yang berbicara lewat mimik wajahnya.

Dan vlora hanya membalas dengan kedua jempol nya dan misel juga membalas sambil memberikan kedua jempolnya juga. Lalu kedua nya pun tersenyum

Seharian ini mereka hanya bekerja dan mengejar target perusahaan mereka. Entah, apa yang terjadi dengan perusahaan mereka..

Sore ini misel tidak bisa pulang bareng vlora di karena kan dirinya sudah membuat janji dengan pacarnya.

"Baiklah. Bersenang-senang lah, misel. Kapan lagi andika akan pulang ke indonesia jika minggu ini ia ada libur.." Ucap vlora yang memberikan nasehat kepada sahabatnya itu.

"Ya, ini semua nya karena boss nya yang hanya punya waktu semiggu di indonesia. Dan membuat andika meminta waktu untuk bertemu denganku.." Ucap penjelasan misel sambil membereskan peralatan kerjanya.

Yang sepertinya kesal kepada atasan andika yang jarang memberikan pacarnya itu hari libur..

"Bagaimana jika kamu aku antar ke supermarket besar saja. Sekalian bukan untuk membeli panci yang gosong tadi pagi.." Ucap teman nya itu menawarkan untuk pulang sekalian lewat.

"Baiklah, itu juga bisa mengirit pengeluaranku bulan ini.." Ucap vlora yang berpura-pura lemas dan membuat misel hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sahabatnya itu.

"Kau itu memang hanya mau yang gratis..?" Ucap misel yang meledek vlora namun hanya ditimpuk dengan bola kertas.

"Heiiii…" ucap misel yang tidak terima den membuat mereka bermain kejar-kejaran ke lantai bawah kantor.

Dan sampai akhirnya seperti yang di ucap kan oleh misel. Hanya mengantar dirinya di luar gerbang.

"Terimakasih misel untuk tumpangan nya.." Ucap vlora yang memasang senyum nya kepada misel.

"Sudah cepatlah untuk belanja.. dan jangan lama untuk pulang. Oh, ya nanti malam aku mau bermain-main dengan andika.." Ucap misel sambil menampilkan wajah mesumnya dan membuat vlora membalas dengan tatapan menjijikan kepada misel.

"Terserah mu saja.." Ucap vlora yang langsung meninggalkan misel sedangkan misel hanya bisa tertawa kasihan pasalnya sahabatnya itu masih perawan tinting..

Dan tak mau andika menunggu dirinya. Dia pun langsung membawa pergi mobilnya itu. Sedangkan vlora yang masuk ke supermarket besar itu sangat tak nyakin jika ia membeli panci baru disini.

"Ah, mungkin bisa saja aku jalan-jalan saja. Siapa tahu saja ada yang lagi diskon" Ucap vlora kepada dirinya sendiri. Dan mulai mendorong troly nya.

Sudah berjalan-jalan di dalam supermarket itu. Namun, ia belum melihat ada barang yang diskon dan mulai membuat nya cape berjalan. Sampai akhirnya ponsel nya bergetar di jaket kerja nya dan membuat nya menatap aneh dengan nama yang tertera dalam ponselnya.

Pasalnya baru saja mereka terpisah 5 menit yang lalu. Namun, misel sudah menghubunginya.

"Iya, ada apa..?" Ucap tanya vlora.

"aku tebak sepertinya kau belum mengambil apapun untuk kau beli, nona vlora" Ucap misel yang menebak kondisi vlora saat ini.

"kau tahu dari mana..?" Ucap vlora sambil melirik mata nya kanan-kiri seperti mencari sahabatnya itu. Apakah misel hanya berasalan saja namun membututi dirinya di dalam supermarket ini.

"Ya, iyalah aku bisa tahu orang perabotan disana kan mahal harganya. Kalau kamu membeli barang berarti kamu sedang mengambil yang diskon, kau selalu saja memikirkan harga di bandingkan kualitas dari barang itu, vlora" Ucap panjang misel membuat vlora hanya membuang nafasnya dengan kasar.

"lalu aku harus apa..?" Ucap vlora yang bertanya kembali. Dan mengerakkan kaki nya seakan dia sedang mengadu bahwa apa yang di katakan misel benar.

Sedangkan misel yang mendengar perkataan vlora hanya mendecak kesal.

"Kamu beli sekarang, vlora" Ucap misel yang penuh penekanan.

"Jangan lihat harga namun kualitas. Di jaket kerja mu aku sudah menaruh kartu debitku. Belilah.. jangan lihat harga namun kualitas, vlora" Ucap misel sebelum panggilan mereka berakhir.

Suara panggilan mereka pun berakhir dan membuat vlora menaruh kembali ponsel nya di saku jaketnya.

Ketika ia meraba kantong jaket sebelah kirinya, benar adanya kartu debit yang di bilang oleh misel. Sedangkan vlora hanya bisa memandang kartu debit berwarna hitam tersebut.

Dan kemudian vlora membelikan sesuatu yang benar-benar penting dan ketika ia sedang berada di rak makanan ringan. Vlora tidak lupa membelikan misel makanan ringan walaupun ia membelinya dengan uang misel sendiri.

"Hem.. yang ayam panggang lagi habis. Berarti harus sapi panggang" Ucap pikir vlora yang sambil mencari-cari makanan ringan yang biasanya di beli oleh sahabatnya itu.

"Ah, itu dia" Ucap vlora sambil menunjukkan makanan ringan itu yang dimana hanya sisa 1 bungkus saja..

"Hemm.." Ucap nya mendengus dan tak lama kemudian dia melihat sebuah lengan yang mendahului dirinya saat mengambil makanan tersebut. Dan vlora mengira ada sosok yang membantunya.

Ketika ingin mengambil dan mengucapkan terimakasih. Sosok itu malah pergi dan membawa makanan ringan itu dengan nya. 

Dengan melihat itu tidak mau mengalah. vlora berjalan dan mencegat sosok itu sebelum pergi jauh.

Sedangkan sosok itu hanya memandangnya dengan perasaan kaku dan dingin.

"Maaf, tuan. Makanan itu aku duluan yang melihatnya.." Ucap vlora yang sambil menunjukkan makanan nya berada di trolly pria itu.

Sedangkan pria itu hanya memutarkan bola matanya.

"Hei, dengar tidak..?" Ucap vlora yang mulai marah dengan sikap pria itu.

"aku tentu nya mendengar bahkan aku memiliki telinga yang lengkap" Ucap pria itu dengan sarkas dan dingin.

"lalu kenapa masih tidak memberikan itu kepadaku…?" Ucap vlora yang masih berusaha untuk menjadikan makanann ringan itu untuk menjadi miliknya.

"Siapa yang ngambil duluan, dialah yang dapat" Ucap pria itu yang kemudian berjalan kembali dan bersama trolly nya.

"Memang nya.. sudah lah aku tak mau lagi" Ucap kencang vlora marah yang memenuhi lorong makanan tersebut sedangkan pria itu masih berjalan sambil menatap kepergiaan pria dingin itu.

"dasar menyebalkan.." gerutu vlora dan mulai membawa kembali trolly nya untuk menuju kasir..

Dan di kasir pun dia langsung membayar dengan kartu debit misel. Dan dia pun langsung segera pulang untuk masak…