Arie menggulung Litzy dalam selimut yang sama dengan Lioun, dalam pikirannya yang sederhana jika kucing hitam ini tidak dipegang erat-erat maka akan lepas dan ia akan kehilangan kepercayaan dari Pangeran Thomas yang paling ia kagumi.
Arie tidak mau itu terjadi, Lioun yang masih tidur masih memeluk pinggangnya dan tidak bergerak membuatnya harus mengucap syukur lebih banyak.
Karena gerakan sayap Thomas yang menyapu kabut di sekitar atap membuat cahaya matahari yang selama ini terhalang bersinar dengan cerah dan membuat pedang perak terpantul dan terlihat lebih bersinar dari biasanya.
"Siapa Tuanmu?"
"Tuan?" Laki-laki itu menghela napas, perutnya yang besar itu berguncang karena ia berusaha menahan tawanya. Ia menyeret pedang panjang itu di belakang tubuhnya dan menimbulkan bekas memanjang di atas atap.
"Apa kau pikir … aku mau diperintah … orang lain? Aku berdiri … di sini atas keinginanku … sendiri."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください