"Terus kamu mau gimana?" tanya Ardo.
Marisa menyandarkan kepalanya di sofa. Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Apa aku harus ngebatalin pertunjukanku?" tanya wanita itu sambil menutupi wajahnya.
"Tapi kamu bakalan rugi besar. Menurutku kamu harus menuntutnya karena dia udah nyuri desain kamu."
"Gimana caranya? Aku gak ada bukti buat ngelakuin itu. Yang ada orang orang yang bakalan mandang aku rendah karena mau mengakui karya orang. Orang itu jelas jelas udah mau bikin pertunjukkan besok Ar. Sedangkan aku masih dua minggu lagi."
"Apa bener bener gak ada bukti sama sekali?"
Marisa mengangguk mengiyakannya.
Tiba tiba Ardo teringat sesuatu.
"Kamu ingat, waktu kemarin kita keluar buat makan siang. Dan kamu menaruh buku sketsa kamu di atas meja tanpa mengunci pintu?"
"Iya." Marisa baru mengingat kejadian kemarin itu.
"Aku rasa dia masuk waktu itu. Ada CCTV kan?"
"Ada sih di lorong."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください