Meski kesal karena dipaksa, Shin Hye tetap mau memasak. Ini semua demi Minho. Pria baik hati itu selalu membantu dan menganggap dia sebagai rekan kerja, bukan bawahan. Namun, tetap saja dia jengkel karena harus memasak untuk seorang pria bernama Kim Taehyung.
"Apa sudah selesai? Tamu kita pasti sudah lapar karena menunggu lama," tukas Minho.
"Kalau dia lapar, suruh saja dia minum air galon di dispenser!" sahut Shin Hye sembari mengaduk sup.
Kata-kata asal Shin Hye mau tidak mau membuat Minho tertawa. Gadis itu memang menarik, karena itu diam-diam dia menaruh rasa pada Shin Hye.
"Kenapa kau terlihat begitu kesal padanya? Apa kau mengenalnya?" tanya Minho sembari mencomot buah apel di piring. Buah tersebut sebenarnya untuk hiasan, tetapi karena Shin Hye sedang kesal, bentuknya malah jadi berantakan.
"Aku tidak kenal dia dan tidak mau mengenalnya. Belum kenal saja, dia sudah menimbulkan banyak masalah untukku. Pertama, dia hampir membuat Yoora merusak sofa yang kubeli dengan susah-payah. Lalu, tadi saat kemari, semua jalan ditutup dan aku terpaksa memutar arah. Yang terakhir, pria-pria bertubuh besar di depan, mereka tidak memperbolehkan aku masuk," tukas Shin Hye sembari mengaduk sup sekuat tenaga.
"Kurasa dia sudah matang," ujar Minho sembari mengedikkan kepala ke arah sup yang terus diaduk kencang oleh Shin Hye. Gadis berparas ayu tersebut tersadar dan segera mematikan api.
"Ini semua gara-gara Kim Taehyung. Ia membuat kacau hidupku," dumel Shin Hye pelan. Minho hanya menggeleng sambil tersenyum.
***
"Kau harus melakukannya!" tegas Minho.
"Tidak, aku tidak mau!" tolak Shin Hye tidak kalah tegas. Mereka sedang berdebat, karena Minho menyuruh Shin Hye yang menghidangkan makanan untuk Taehyung.
"Kau yang memasak semua itu. Kenapa tidak mau?"
"Kalau aku bertemu dengannya, aku pasti akan menyiram semua makanan ini kepadanya," sergah Shin Hye dengan nada sungguh-sungguh.
"Apa kalian sudah selesai?" tanya Pak Seo yang adalah kepala pelayan di restoran tersebut. Lelaki paruh baya itu sudah seperti ayah bagi Minho dan Shin Hye.
"Tamu kita terus menanyakan kapan makanan utama akan dihidangkan," lanjutnya lagi.
Minho mengangguk. Pak Seo lalu membawa hidangan tersebut keluar.
Shin Hye kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan penutup, sari buah dengan potongan waffle ditambah susu dan madu. Minho menyusul ke dapur.
"Sudah selesai? Cepat kamu hidangkan!" tukasnya dengan nada terburu.
Shin Hye melotot kepada Minho sembari menodongkan pisau yang baru saja digunakan untuk memotong waffle. "Apa kau bercanda? Sudah kubilang aku tidak mau muncul di depan pria itu."
Minho meringis sembari menunjuk pisau di tangan Shin Hye. Gadis itu tersadar, ia segera meletakkan pisau tersebut.
"Shin Hye, semua orang sedang sibuk. Pak Seo juga tidak bisa membantu lagi. Ia harus mengatur para pelayan. Masa aku yang menghidangkan makanan?" tukas Minho. Sebenarnya, dia sedikit berbohong. Pak Seo tadi menyampaikan bahwa Taehyung ingin bertemu orang yang memasak sup yang menurut pemuda itu sangat lezat.
Shin Hye menghela napas panjang dan akhirnya mengangguk.
"Baiklah, aku akan melakukannya," tukas gadis itu mengalah.
Minho ikut mengangguk sambil tersenyum.
"Tapi kau harus janji, jangan membuat keributan! Terutama, jangan menyiram tamu kita dengan hidangan manis tersebut."
***
Shin Hye bergegas keluar sembari membawa makanan penutup yang dibuatnya. Karena buru-buru untuk segera pergi dari situ, ia justru tersandung jatuh. Mangkuk makanan yang dibawa melayang dan tepat menimpa kepala Taehyung. Jadilah, pemuda itu kini bermandikan minuman super manis tersebut. Suasana yang semula ramai berubah sepi. Semua gadis yang berada di luar, termasuk para pelayan yang tadi menatap penuh kagum berubah diam dan tercengang.
Taehyung bergegas bangkit berdiri dan menatap Shin Hye tajam. Gadis itu tengah bangkit berdiri sembari meringis menahan sakit.
"Apa yang kaulakukan? Kau merusak penampilanku! Seharusnya kau dipecat dan tidak lagi bekerja di tempat ini!" teriak pemuda itu pada Shin Hye.
Minho yang baru keluar segera menengahi.
"Maafkan dia! Dia tidak sengaja! Kami akan mengganti rugi apa yang terjadi pada Anda," ucapnya pada Taehyung.
"Apakah kau pemilik restoran ini? Bagaimana bisa restoran populer di Seoul memperkerjakan gadis ceroboh sepertinya?"
"Sebenarnya, dia adalah koki utama kami. Dia yang memasak semua hidangan hari ini," ucap Minho mencoba meredam amarah Taehyung.
Pemuda itu mendengus kesal dan menatap tidak percaya kepada Shin Hye. Gadis ini yang memasak? Seharusnya dia tadi tidak memakan dan memuji masakan itu.
Shin Hye balas menatap Taehyung.
"Sebenarnya, ini semua gara-gara dirimu!" tukasnya tiba-tiba.
"Apa? Apa maksudmu?" ujar pemuda itu sembari bertolak pinggang.
Mereka berdua saling bertatapan dengan sengit. Minho kembali menengahi.
"Tidak ada apa-apa. Maafkan dia! Dia sedang dalam masalah!" ucap pemuda itu sembari menyeret Shin Hye untuk kembali ke dapur, tetapi gadis itu tetap bergeming.
"Gara-gara kau!" tukas Shin Hye sembari menuding Taehyung.
"Aku tertimpa sial. Aku terlambat masuk kerja, karena semua jalan ditutup. Aku harus memutar arah dan menempuh jarak yang lebih panjang. Para bodyguardmu juga melarang aku masuk ke sini dan gadis di luar berteriak heboh, sehingga membuat aku nyaris tuli. Semua itu terjadi karena kehadiranmu di tempat ini!"
"Jadi kau ingin membalas dendam padaku karena kejadian yang menimpamu?" tukas Taehyung lagi.
Minho kembali menyeret Shin Hye. Kali ini dengan sekuat tenaga sembari membekap mulut gadis itu, karena mungkin Shin Hye akan mengeluarkan sumpah serapah pada tamu mereka itu.
***
Taehyung membersihkan diri di toilet.
'Dasar gadis gila! Gara-gara dia, aku jadi seperti ini. Di hadapan fans aku lagi,' keluh Taehyung sembari menggeleng.
Ia lalu menatap cermin di hadapannya.
'Hm, aku memang tampan dan menarik. Semua gadis menyukaiku, kecuali gadis menyebalkan itu. Yang terjadi padanya bukan salahku, itu semua karena orang-orang begitu menyukaiku,' tukas Taehyung sembari senyum-senyum sendiri.
***
"Aku minta maaf," ucap Shin Hye pelan sambil menunduk.
"Sungguh, aku benar-benar terjadi, meski kubilang aku ingin menyiram dia dengan makanan, aku tidak menginginkan hal itu benar terjadi, tetapi ternyata Taehyung tersiram oleh makanan yang kubawa.
Minho hanya tertawa sambil menggeleng.
"Mungkin harapanmu terkabul. Sudahlah, jangan pasang wajah kusut begitu, aku tidak menyalahkanmu dan tidak akan memecatmu!" ucapnya.
"Benarkah?" ucap Shin Hye sembari menatap Minho. Wajahnya kembali cerah. Pemuda itu mengangguk pasti.
"Minho, kau memang yang terbaik. Aku beruntung karena memiliki atasan sepertimu," tukas Shin Hye sembari menggenggam erat tangan Minho.
'Atasan, teman, rekan kerja, bisakah hubungan kita lebih dari itu? Kapan kau akan menyadari perasaan yang kumiliki padamu lebih daripada semua itu?' tukas Minho dalam hati.