Fiuhh...akhirnya sampai juga.
Sekarang jam...
08.02!
Aku telat 2 menit!
Gerbangnya sudah mau ditutup.
Yosh! Saat nya masuk dengan cepat. Aku akan masuk dengan berpose.
Satpam yang sedang menutup sedang menghadap ke arah gedung sekolah. Dia sangat tidak mungkin melihat ku (kecuali noleh ke belakang).
Kalau dia mempunyai pendengaran yang tajam dia akan menoleh ke belakang. Sepatu ku tidak terlalu besar hingga suara lari ku tidak akan terdengar jelas.
Yosh! Saatnya masuk!
Aku berlari dan berniat melewati gerbang sekolah dengan cara ngesliding. Biar keliatan keren aja :v
Saat aku sudah dekat dengan gerbang sekolah, aku langsung memasuki gerbang sekolah dengan cara sliding.
ahaha...ini akan menjadi scene terlambat ke sekolah terkeren sepanjang mas--
KREEK
"AAAH! SAKIT SAKIT! SAKIIIT!!!"
[...]
"Dasar kamu ini! Menyerodot masuk ke gerbang sekolah yang mau ditutup dan kaki mu kejepit gerbang sekolah. Lain kali mikir sedikit kalau mau bertindak."
Dokter UKS memberikan ku perban dengan paksa. Dia terlihat sangat terpaksa melakukan ini.
Ya ini juga salah ku sih.
"Nih! Dah selesai! Lain kali pakai otaknya."
Berisik oi! Jadi dokter sombong amat. Kaya yang belum pernah menangani orang gila kecelakaan aja.
"Istirahat disini dulu, sampai pelajaran pertama selesai. Di jam pelajaran kedua kamu boleh masuk kelas lagi. Kaki mu cuma memar, istirahat sebentar juga sembuh"
"baik."
Ah~~ membosankan.
Ya daripada belajar mending tidu--
Oiya aku remedial.
Dahlah aku ikut pelajaran pertama aja. Males ngerjar pelajaran.
A..duh. Sakit. Jalan aja masih lumayan susah. Parah bener tuh satpam.
Aku berjalan ke arah kelas. Kelas ku hanya beda 2 kelas dari UKS. Jadi walau berjalan pincang pincang juga pasti akan sampai. Lagian ini juga cuma memar. Nanti juga sembuh sendiri.
Kreeek.
Seisi kelas langsung sunyi. Semua orang menoleh ke arah ku. Kecuali yang sedang tidur di kelas.
Wajah mereka benar benar ngeselin. Aku tidak suka ditatap orang. Rasanya ingin menghajar semua yang sedang menatap ku. Beberapa dari mereka juga berbisik bisik. Perlakuan mereka ke aku sama sekali tidak enak di pandang.
"Sudah sudah. Lanjut! Kanata masuk lah jangan cuma bengong disana."
Oh guru yang mengajar sekarang Toni sensei ya. Dia guru yang baik juga.
Nama lengkapnya Ahmad Toni. Ya, seperti yang kalian tau. Dia orang Indonesia. Aku juga tau negara indonesia dari peta dunia. Ya Indonesia juga masih 1 benua sama jepang sih.
Nama Toni Sensei juga lumayan unik bagi ku. Dia tidak mempunyai nama keluarga seperti orang jepang biasa.
Aku nama keluarganya Kanata dan nama asli ku katou. Dan Toni sensei itu nama lengkapnya adalah nama aslinya.
Dia bebas mau di panggil Ahmad atau Toni. Tapi dia lebih memilih Toni karena Toni di jepang lebih mudah di ucapkan daripada Ahmad.
Ya sensei SMA dari luar negeri itu jarang banget ya. Aku sampai tidak mengerti kenapa Toni sensei ingin menjadi sensei di sekolah ini. Kenapa dia tidak menjadi dosen aja atau yang lainnya. Kenapa memilih menjadi sensei.
Lagian sekolah ini juga sekolah SMA biasa. Murid murid nya biasa, fasilitasnya juga tidak terlalu banyak. Dan dari mata pelajaran juga tidak ada yang di tambah. Ada tambahan jam club juga sih.
Benar benar guru yang menarik.
Toni sensei juga disukai banyak murid cewe. Ya...eee... ga cuma cewe sih, cowo juga. Jadi setiap pelajaran yang di bimbing Toni sensei, murid murid banyak yang fokus dan menyimak Toni sensei.
Ada juga 2 murid yang sedang tidur sekarang sih. Mungkin mereka kelelahan atau emang malas.
Kalau sama guru yang lain, tempat duduk belakang, murid yang tidur bisa sampai sebaris. Karena mereka merasa kebosanan. Kalau guru ini biasanya mengajarkan murid murid nya dengan praktek. Jadi bisa dibilang lebih seru di banding guru lainnya.
Kriiiingg
Gawat! Aku tidak menyimak pelajaran Toni sensei. Padahal aku kesini untuk menyimak pelajaran.
Yaudah lah bodoamat. Yang sudah berlalu, biarkan saja.
Waktu cepat berlalu ya...
Padahal serasa baru aja masuk sekolah, sudah istirahat lagi. Ke kantin dulu ah.
Tiba tiba ada tangan seseorang yang menepuk pundak ku.
Saat aku menoleh,
"oi katou, kamu nanti pas pulang jangan lupa remedial ya. Minggu depan juga akan ada test akhir tahun. Jangan lupa belajar di rumah." ternyata Toni sensei
Saat setelah dia selesai mengatakan itu, dia beranjak pergi. Mungkin ke kantor guru.
"ah, sensei!"
"ya?"
"kalau aku, bisa mendapat pelajaran tambahan ga ya?"
"maaf katou, kayaknya ga bisa deh. Waktu selama seminggu ini mepet banget. Jadi silahkan belajar sendiri di rumah. Tapi kalau ingin...hmmm....ah tidak jadi."
"kalau ingin apa?"
"ah tidak, awalnya aku berniat mengajarkan kamu di malam hari, tapi sepertinya dari seluruh test yg kamu perlu remedial itu, akan menjadi mustahil."
"hmm.. benar juga. Kalau aku tidak menyelesaikannya dengan cepat, aku bisa sampai jam 8 malam di sekolah."
"ngomong ngomong toni sensei. Siapa aja yang kena remedial?"
"Tenang katou, tidak hanya kamu saja. Ada aku juga!" Toni sensei berkata seperti itu sambil mengacungkan jempol.
"bilang kek daritadi cuma aku doang -_-"
"dah ya, katou. Aku ada kerjaan."
"sensei ga makan siang?"
"oh aku sarapannya kebanyakan tadi, masih kenyang."
"oh, ok. Aku juga mau pergi ke kantin."
Ngobrol tadi sudah menghabiskan waktu beberapa menit. Waktu istirahat ku jadi berkurang. Ya sudah lah tidak usah dipikirkan.
Pokoknya sekarang kita akan beli roti biar makannya lebih cepat.
Di Kantin
"mm.. harganya 100 yen."
Aku langsung memeriksa kantong ku.
Bentar.....kaya ada yang aneh. Oh ngga ada deng :v
"maaf bu, tunggu sebentar ya."
Aku mengambil dompetku yang berada di kantongku. Dan....
Ya, tidak ada uangnya.
Gimana ini? Aku batalin aja apa ya?
"emm. Bu, kayaknya aku ga jadi beli deh. Hehe."
"dih dasar."
"maaf :v"
Fiuh, kalau aja ada fujita. Pasti dia akan meminjam kan uang ke aku.
Tapi aku kalau berutang pasti akan dikembalikan. Jd aku bukan memanfaatkan teman kalau butuh doang.
Entah kenapa hari ini....
Terasa sangat hampa.
Orang orang di sekitar ku ngomongin aku secara diam diam. Ya mereka ngomongin tentang kasus fujita.
Mungkin dari beberapa murid di sekolah ini sudah ada yang tau identitas ku yang mempunyai julukan iblis.
Huh....
Akhirnya kehidupan ku yang tenang telah tercabut ya. Padahal aku hanya ingin hidup tenang.