webnovel

UNWANTED MARRIAGE

WARNING 21+ Hanya sebatas pernikahan biasa, bukan pernikahan semata yang langsung bahagia. Anita Azaelia, ia adalah sosok wanita yang menginginkan kebahagiaan masa depan yang telah dikhianati oleh masa lalunya. Anita tidak pernah merasakan gejolak pada pernikahan yang telah diselenggarakan secara instan. Sejak kejadian menimpa saudara kandungnya, ia dijadikan jaminan sebagai tembusan atas kerugian menimpa abangnya sendiri. Ya, Anita tak menyangka hidupnya penuh segala cobaan yang dilaluinya. Bahkan ia tidak merasa rasa cinta dari suaminya yang telah dinikahkan olehnya. Apakah Anita dapat melewati semua cobaan setelah pernikahan tak terduga ini membuat ia harus melampui semua batas-batas konflik terhadap nasibnya? Inilah Kisah Pernikahan Anita, diambang keresahan dan kepedihan. **** Dimulai tanggal 20 Agustus 2020. Diselesaikan tanggal 14 Januari 2021. **** Baru bukan berarti aku bahagia.

Lsaywong · 都市
レビュー数が足りません
38 Chs

6. Sentuhan Hangat

"Pliss! Jangan dilihat?!" Anita memohon kepada Antoni. Meskipun ia hanya seorang penulis biasa, baginya ia sudah bahagia mendapatkan penghasilan sendiri tanpa dibebani.

"Kau menulis cerita? Bagus? Unik bahasamu, walau sedikit bingung," ucap Antoni memuji adakala membuat Anita sedih.

Ia pun berhasil merebut ponselnya dan menjauh darinya. Ya, posisi tidak terlalu jauh. Yang pasti tidak berurusan dengan lelaki itu. Antoni pun bersikap duduk manis dan membungkuk memperhatikan wajah wanita itu. Antoni tidak bermaksud menyinggung perasaannya. Tetapi ia katakan sejujurnya..

"Sori, kalau kau merasa tersinggung atas ucapanku, tapi benar ceritamu unik. Tapi, ada sekilas yang kubaca," ucap Antoni menggantung kata-katanya.

"Apa?" Anita langsung menyudutkan pertanyaan itu.

Antoni langsung membisikkan sesuatu ditelinga Anita, Anita langsung menggelinding geli. ["Mari kita ber cinta,"]

Anita langsung terpaku diam, ia tidak merasakan apa yang didengar oleh Antoni tadi. "Aku tau, kau pernah mengalami hal itu, kan?" Antoni selalu bisa menebak isi pikiran negatif Anita.

Anita ingin menolak tetapi ia merasa keluh pada lidahnya. Antoni mulai memeluk tubuh Anita sangat rapat, dan dengan gampang ala bridal style. Anita sudah digendong Antoni.

"Tapi ... tapi ..." Anita mencoba mengeluarkan kata-kata.

Antoni tidak beri kesempatan untuk Anita berbicara, sekarang dirinya telah berada tindihan dari Antoni, meskipun bukan di kamarnya. Anita seperti terhipnotis atas aroma tempat tidur milik Antoni.

Antoni menurunkan wajahnya di samping leher Anita, dan menenggelamkan wajahnya itu, dapat Anita rasakan embusan dari Antoni. Anita hanya bisa memejamkan, membiarkan Antoni melakukan sesukanya.

Tak lama kemudian, Anita membuka matanya, dan dua mata itu memperhatikan dari tadi. Anita juga membalas menatapnya.

"Kau sangat manis, dan imut. Aku tak rela kau diperlakukan kasar pada dia. Apa kau masih ragu denganku? Aku pasti akan membahagiakan lebih dari perkataan dia padamu. Percayalah aku tidak akan mengecewakanmu. Menikahlah denganku, Anita. Aku yakin kau lebih bahagia bersamaku," ucap Antoni lembut, setiap kecupan bagian kulit Anita.

Anita menutup mulutnya untuk tidak bersuara setelah posisi Antoni telah berada di bawah miliknya. Anita berusaha sekuat tenaga tidak mengeluarkan suara apa pun. Ia takut jika Andre tiba-tiba kembali, ia tidak sanggup berhadapan dengannya. Ia benar-benar seperti wanita jalang merindukan sentuhan hangat dari para lelaki. Apakah ini tujuannya menerima keputusan tepat.

Antoni perlahan-lahan menyentuh bagian sensitifnya. Anita menahan hingga menggigit lengannya, posisi Antoni berada di atasnya. Antoni masih memandang wajah Anita terus menahan desahan ia lakukan padanya. Ia mencoba menjauhkan tangan Anita dari wajahnya. Anita membuang wajahnya ia malu. Tetapi Antoni membalikan wajahnya dan sebuah kecupan itu kini membara untuknya.

permainan dibawah miliknya terus dimainkan oleh Antoni, sesuatu hangat keluar dari jari tengah milik Antoni. Tetapi Antoni tidak menghentikan aksinya, ia terus memainkan hingga, "Ah!" Anita mengeluarkan suara yang begitu indah, akhirnya Antoni bisa mendengar suara lembut manja itu.

"Aku suka suaramu, mendesah lah, aku akan buat kau merasa nikmati percintaan ini," bisik Antoni terus memainkan lebih cepat hingga terdengar bunyian di sana.

Anita bukan mendesah ia malah menarik pundak Antoni dan menggigit bahunya, Antoni menahan rasa sakit pada gigitan dari wanita ini. Iya, Antoni mengerti, ia tidak permasalahan walau wanita itu tidak menunjukkan instruksi darinya. Namun ia puas. Ia tidak akan terburu-buru melakukan serius padanya. Sampai Anita benar-benar menjadi istrinya barulah dengan senang hati ia perlakukan Anita seorang wanita sesungguhnya.

Antoni menjauhkan jarinya di bawahnya, Anita lemas karena habis pelepasan yang pertama kali, Antoni bisa lihat jarinya lengket atas milik Anita. Ia memakaikan kembali pakaian Anita, dan menyelimuti tubuhnya agar tidak masuk angin. Setelah itu ia beranjak meninggalkan Anita tertidur terlelap atas permainan diberikan oleh Antoni tadi.

Lalu Antoni di kamar mandi melepaskan bajunya, dan lihat bagian gigitan dari Anita tadi. Ia tidak akan marah, namun ia suka melihat wajah manis yang pemalu itu.

"Sabar, belum waktunya, kita singkirkan dia dulu," ucap Antoni sembari memainkan miliknya sendiri dengan puas.

Sedangkan di kantor perjudian, Andre begitu marah saat melihat anggotanya tidak becus kerja. Di dalam kantor terdapat sepuluh orang terdiam.

"Bos! Kenapa bibir, Bos?" tanya seorang pekerja di sana.

"Ah? Digigit sama lebah tawon?! Gila dia ganas, coy!" jawabnya bercanda.

Para pekerja pun ikut tertawa bersamaan. Akan tetapi Andre langsung menggebrak meja membuat semua terdiam.

"Siapa suruh tertawa! Kerja?!" pintanya.

Tak lama kemudian Antoni tiba di kantor, penampilannya selalu memukau untuk pekerja wanita di sini.

****

Malam tibanya, Antoni dan Andre berada salah satu klub di Manila. Andre sedang dikepung oleh beberapa wanita mengelilinginya. Sedangkan Antoni cukup satu, walau banyak yang suka postur tubuhnya itu. Tetapi Antoni sekarang tidak ingin bermain dengan wanita manapun. Ia sibuk dengan ponsel miliknya melihat wajah seseorang di ponsel itu. Entahlah kenapa ia lebih tertarik pada Anita daripada wanita di sini.

"Lusa aku sudah putuskan akan menikahi wanita itu?! Kau sudah siapkan semuanya?" perintah Andre pada Antoni.

"Sudah, ada apa dengan bibirmu?" jawabnya cepat, lalu bertanya seolah ia tidak tau apa yang terjadi.

"Ah! Ini?! Wanita sialan itu sok suci?!" jawabnya kesal.

"Apa tidak sebaiknya berikan dia pekerjaan seperti posisi abangnya? Aku rasa kasihan dia, dia tidak tahu apa-apa," ucap Antoni mengusulkan.

"Ya, maunya begitu, tapi kau tahu segala ucapanku tidak bakal aku tarik kembali. Aku imbau kan kau untuk tidak mencuri kesempatan merebut dia dariku!" ancam Andre seolah ia tau apa yang dilakukan oleh Antoni.

Antoni langsung tertawa, seakan ancaman dari Andre itu benar-benar nyata.

"Kenapa? Kau mulai suka padanya? Bukankah kau sudah punya Stella dan putri manis mu?" balas Antoni tidak akan pengaruh ancaman tersebut.

Andre langsung bungkam, "Entahlah! Mungkin aku mulai suka dengan sifatnya. Mungkin aku terlalu terbawa emosi karena abangnya," ujarnya pelan meneguhkan habis minuman di sana.

Pukul 1 dini hari, Anita masih belum juga untuk tidur. Ia sangat suka duduk di sini sambil memandang kota malam indah itu. Kemudian terdengar suara pintu terbuka, dan Anita terkejut saking adem suasananya. Ia mendapat sebuah pelukan dari seseorang, namun ia mencium aroma alkohol.

"Kenapa belum tidur? Apa kau suka melihat pemandangan seperti ini?" tanya Andre menyandarkan wajahnya di pundak Anita.

"Iy-iya," jawabnya gugup.

Anita dapat merasakan pelukan sangat erat pada perutnya. Beberapa detik kemudian tubuhnya langsung melayang ke udara. Anita sontak memeluk leher Andre. Andre bisa lihat sangat jelas wajahnya. Apalagi bibir memar di sana karena ulahnya.

Anita sadar ia mencoba untuk turun dari gendongan Andre, tapi Andre malah menahan, dan masuk ke dalam membuat Anita tidak bisa berkutik. Andre menurunkan Anita di tempat tidur. Tidak hanya itu, Andre keluar, dan kembali masuk membawa kotak P3K diletakan lantai, dan ia berjongkok lalu mulai mengobati luka memar di bibirnya.

Anita tidak membantah, ia hanya mengamati setiap lelaki itu perlakukan padanya. Tetapi ada rasa hati gusar membuatnya untuk ingin menerima lelaki itu menjadi suaminya.

"Kenapa kau mau menikah denganku?" Anita mulai bersuara dan mempertanyakan pada Andre.

Andre berhenti setelah ditanya hal itu, "Alasan apa kau mau menikahi ku? Bukankah, kau sudah...."

"Karena aku cinta padamu, pandangan pertama. Ya, karena melihat foto profil di sosial instagram mu," potongnya cepat.

Anita diam, Andre kembali mengobati lukanya. "Ben--"

Andre langsung membungkam bibir Anita, Andre tidak beri kesempatan apa pun untuk Anita berbicara. Anita diam, tentu Andre juga diam.

"Tidak peduli, jika mereka tau kalau aku menikah lagi," ucapnya kemudian, lalu menutup kotak P3K itu.

"Tidurlah, besok kita akan keluar untuk mencari baju buatmu," ucapnya lagi ketika keluar dari kamarnya.

Anita tidak merasakan apa pun detak saat Andre menciumnya, tapi ia bisa rasakan kehangatan pada bibirnya. Anita sangat bingung memutuskan siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya?